Pages

04 June, 2013

Trik menghadapi bos menyebalkan



Hello B,

Huuff… long day, I think. Did you know? I feel so tired now. Beginilah rasanya menjadi karyawan yang belum bebas. Seperti biasa, sebagai karyawan, topik obrolannya pasti tentang bos. Begitu juga dengan bos, topik obrolannya pasti tentang karyawannya. Itu biasa sih, cuma tiba-tiba ingin aja gitu mencoba cari tahu di google tentang menghadapi bos. Salah satunya dapat artikel ini (dari http://wolipop.detik.com/read/2012/04/10/174613/1889149/1133/trik-menghadapi-bos-yang-menyebalkan)


Jakarta - Atasan semestinya menjadi orang yang dihormati dan menjadi panutan yang baik bagi bawahannya. Melalui bos, Anda akan mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman-pengalaman berharga dari bidang pekerjaan Anda.

Namun bagaimana jadinya jika Anda tidak suka dengan atasan karena ia kerap bersikap buruk pada Anda? Niat untuk melawannya atau keluar dari pekerjaan tersebut pasti pernah terpikirkan oleh Anda. Sebelum buru-buru mengambil keputusan penting tersebut, sebaiknya Anda harus tahu bagaimana menghadapi bos yang buruk atau menyebalkan. Siapa tahu dengan cara ini, si bos bisa berubah jadi lebih baik.

1. Meminta Pendapat Lewat Email
Usahakan ketika Anda meminta pendapat soal pekerjaan atau sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan kirimkan lewat email. Ketika bos membuat janji, ancaman atau argumen yang sengit, Anda memiliki bukti tertulis. Dengan begitu, saat ada masalah Anda bisa mendapatkan jalan tengahnya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada. (Kalau di kantorku, seringkali inisiatif menjalankan cara ini, tapi ujung-ujungnya Pak Bos malah nambah kerjaan. Malah diputarbalikkan lagi dengan email-email beliau sebelumnya. Hahaha… pantas saja kalau karyawan lain yang sudah lama suka segan email ke beliau. Dan saya pun jadi mikir-mikir-mikir-mikir banget kalau mau email ke beliau. Kecuali sudah tersudut banget, baru dah terima dan berani kirim email. Jangan dicontoh, saya masih baru dan belum mengenali budaya perusahaan serta personalnya hahaha).

2. Mengidentifikasi Masalah
Bertengkar dengan bos bukan sikap yang baik. Bukannya memberi penyelesaian, Anda malah bisa menambah permasalahan. Untuk itu Anda harus menyelesaikan permasalahan dengan si bos dengan cara yang tepat. Jika sikap si bos sudah sangat mengganggu, Anda bisa menuliskannya, lalu membicarakannya dengan sejelas-jelasnnya. Masukkan segala unek-unek Anda dengan sopan dan katakan, "Bos kita punya masalah". (Sudah pernah saya coba, ketika mau berangkat ke Yogya meminta ijin. Nah sebelnya itu, malah dikasih tugas tambahan lagi. Ya.. tapi saya mah gak nolak, namanya juga beliau pimpinan, yang saya anggap Bapak sendiri. Terus kata mama saya, tidak boleh melawan pemimpin, selama dia ga keluar jalur syariat agama.)

3. Bekerja dengan Benar
Jangan berikan kesempatan bos Anda untuk memarahi Anda. Pastikan pekerjaan Anda selesai tepat waktu, tidak datang terlambat, inisiatif dan bersikap sopan. Dengan begitu Anda akan terhindar dari kemarahannya.  (Ini yang sedang saya usahakan agar tidak futur sebagaimana ibadah. Walau agak berat rasanya, karena budaya perusahaan yang terkadang melenakan untuk nyantai & korupsi waktu. Mungkin di porsi inilah seharusnya kita berusaha menjadi lilin bagi sekitar kita. Mama selalu mengulang-ulang pemahaman itu. Lagi-lagi mama dan bapak saya adalah role model karyawan dan guru teladan.  Hiks… begitulah rasanya berusaha lurus/jujur, pahit? Pasti! Telan sendiri. Ga usah iri-irian.)

4. Cari Tahu Bagaimana Memperlakukan Bos Anda
Tanya dengan mantan anak buahnya atau rekan kerja lainnya, bagaimana menghadapi bos Anda yang menyebalkan itu. Jika Anda tahu cara menyenangkan hatinya, maka Anda bisa merebut simpatinya dan bisa menjadi rekan kerja yang baik. (Hal ini sudah saya lakukan, sebelum saya memulai bekerja. Saya bertanya personal pada R&D terdahulu mengenai watak atasan langsung saya. Setidaknya saya tahulah bagaimana menghadapi beliau. Tapi… ternyata berbeda waktu, beda pula wataknya. Mengalami perkembangan #eeh, hahhaa… walaupun saya sudah magang 3 bulan dan sempat ikut proyek 7 habit 3 bulan, tetap saja saya tak mengenal bos saya dengan baik. Bahkan sepertinya bos saya yang lebih mengenal saya dengan baik. Buktinya, beliau bilang saya ngeyel, keras kepala, dan belum pandai mengatur emosi. Baru kali ini, ada orang yang blak-blakan ngasih tahu saya kayak gitu, selain mama saya tentunya. Huff… (-_-“”) )

Nah… kalau semua hal sudah saya lakukan, tetapi bos tetap menyebalkan tingkah lakunya di mata saya, bagaimana dong? Saya searching, tidak ada artikel lanjutan! Hahaha…

Intinya sih, kalau kamu tidak kuat di bawah tekanan atau tidak suka diperintah-perintah jalan keluarnya cuma satu : menjadi wirausaha. Nah dari situ kamu deh yang belajar jadi bos yang baik. Hahahah… ya itulah hidup, terus berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Tapi satu yang pasti, yaitu perubahan (dan pembelajaran yang harus didapatkan). Jalani aja sekarang dengan hati ikhlas, ambil ilmunya, resapi hikmahnya, maknai tanda-tanda (sign) dari tuhan. Pikirkan apa yang diinginkan Tuhan hingga kita diskenariokan bertemu dengan orang-orang macam ini, bekerja di tempat yang tidak sesuai keinginan kita ini. Satu lagi, selagi restu orangtua masih didapat dengan mudah, maka mungkin inilah yang terbaik. Bos di kantor anggap aja orangtua yang bawel, cerewet, rese karena sayang sama kita (hahaha… lagi jadi ustadzah). Akhir kata,, keep fighting!! And always find your passion! Love what you do, if you can’t do what you love :)


With Love,

Meta Morfillah
-selepas meeting internal 2 kali dalam sehari. Sok keren banget, kerjanya meeting muluk!-

No comments:

Post a Comment

Text Widget