Kepada : Jodohku di masa depan
Dear
cinta,
Kutulis
surat ini di kala penantian panjangku. Untuk kau resapi saat kita bertemu.
Semoga Tuhan mengijinkan hal itu. Aku tahu di sana kau berjuang untuk
menemukanku. Apa yang kulakukan mungkin juga sedang dilakukan olehmu. Layaknya
bunga matahari, aku selalu menantimu sang matahari. Untuk memberikan kehangatan
yang kubutuhkan. Layaknya cumulonimbus,
menanti saat yang tepat untuk mencurahkan titik-titik air yang terkumpul di
dalamnya. Hujan menderas, basah. Begitulah cintaku, menumpuk dan terkumpul
setetes demi setetes di setiap harinya. Menanti saat yang tepat untuk
kucurahkan air cinta itu, menderas. Menghujanimu dengan cintaku. Kunanti saat
itu, kujaga baik-baik. Cintaku utuh tak tersentuh, hanya untukmu.
Dear
cinta,
Saat
aku jatuh cinta, tak akan aku mengumbar kata. Tak akan aku berbicara. Tak akan
pernah aku menyatakan. Lidahku kelu. Hatiku malu. Kucintaimu dalam hening.
Kujaga cintaku tetap bening. Walau terkadang kepalaku pening. Seringkali aku
bergeming. Yang kutahu cinta itu fitrah. Aku percaya selalu bahwa yang terbaik
untuk yang terbaik. Maka kujaga selalu diriku, karena aku tak ingin menjadi
buruk untukmu. Aku tahu hidup tanpa cinta bagaikan gelap gulita. Namun aku tak
ingin menyalahkan cinta. Aku ingin cinta kita cinta berbeda. Tak seperti mereka
mengumbar kata, mesra. Tak seperti mereka berzinah atas nama cinta. Lalu
menyalahkan cinta. Aku ingin cintaku hening. Namun kau rasakan dahsyatnya
keheningan itu. Menggetarkan sanubarimu. Menjadikan bermakna tiap hela nafasmu.
Dear
cinta,
Jikalau
benar kau jodohku, kuharap kau adalah manusia terbaik yang hadir di hidupku.
Bukan malaikat, yang sempurna baik di mataku. Karena aku akan lelah
mencintaimu. Itu terlalu sulit bagiku untuk menggapaimu. Bukan pula jin dari
lampu ajaib seperti dalam cerita antah berantah, Aladdin yang mengabulkan
apapun yang kuinginkan. Karena aku tidak ingin cinta satu arah. Jadilah kau apa
adanya dirimu. Manusia semanusiawinya. Agar cinta kita dua arah. Mencintai dan
dicintai. Memberi dan diberi. Memperhatikan dan diperhatikan. Selayaknya
pasangan, yang saling melengkapi.
Dear
cinta,
Perbedaan
yang ada itulah esensi yang menjadikan kita dekat. Seperti bantal dengan
guling, bersinergi membuat nyaman untuk kita lelap. Bukan seperti sandal dan
sepatu, yang menyakiti bila kita paksa menjadi satu. Persamaan yang ada semoga
menguatkan kita. Bukan seperti rel kereta api, yang berjalan bersisian namun
tak pernah bertemu hingga ujungnya.
Dear
cinta,
Hanya
satu yang kuharapkan darimu. Engkau adalah seseorang yang haus belajar. Cinta
ilmu. Agar bersama kita belajar memaknai kehidupan. Bersama kita belajar meniti
langkah membina keluarga impian. Bersama kita belajar menyikapi kemarahan,
kehilangan, kesenangan. Bersama kita belajar bermanfaat dengan bersinergi.
Berdua jauh lebih baik. Berdua kita ciptakan dunia yang indah, damai dan
bermanfaat bagi sekitar. Berdua kita belajar ikhlas dan sabar. Selalu
kusertakan cinta heningku dalam tiap doa yang kupanjatkan. Dalam hening itu… indah.
Dalam hening itu… cinta bermakna. Bukan untuk sembarang hati.
Yang
selalu mencintaimu dalam hening,
meta
morfillah
No comments:
Post a Comment