Seperti konsep organisasi belajar yang
telah kita pelajari sebelumnya, berubah menjadi organisasi yang belajar
bukanlah hal yang mudah. Karena dalam perubahan suatu organisasi, tidaklah
hanya strategi organisasi saja yang akan berubah melainkan juga berbagai
unsur-unsur organisasi lainnya. Utamanya adalah dalam merubah budaya organisasi
misalnya, untuk merubah budaya organisasi yang telah mengakar kuat dan bahkan
telah mendarah daging dibutuhkan usaha yang sangat kuat, baik itu dilakukan
oleh pemimpin organisasi maupun juga oleh para anggota organisasi. Perubahan
yang dilakukan pun bukanlah perubahan yang sifatnya fundamental melainkan suatu
perubahan berkala yang dilakukan secara terus menerus hingga organisasi
tersebut benar-benar telah menjadi seuatu organisasi yang belajar.
Ada 3 konsep cara yang dapat ditempuh
untuk melakukan suatu perubahan di dalam tubuh organisasi yang sifatnya
tradisional, yakni:
1)
Melihat
Melihat dalam konteks ini adalah bahwa setiap
individu yang ada di dalam tubuh organisasi dapat melihat dan menilai bahwa suatu perubahan itu adalah suatu kebutuhan bukan menjadi suatu
keharusan. Pemimpin mempunyai tugas untuk dapat membuka sudut pandang
anggota organisasi tersebut serta merubah paradigma lama menjadi sebuah
paradigma baru yang dapat merubah budaya kerja yang lebih positif (Menuju
pencapaian visi bersama).
2)
Bergerak
Permasalahan berikutnya adalah setelah
individu-individu tersebut melihat bahwa perubahan adalah menjadi bagian dari
kebutuhan organisasi, ternyata ada sebagian individu yang tidak dapat langsung
bergerak (tidak responsif) terhadap kebutuhan perubahan di suatu organisasi.
Ataupun yang bergerak, tetapi tidak dapat menyelesaikan (gagal) untuk
mewujudkan perubahan organisasi hingga tuntas. Sehingga dengan demikian peran
pemimpin organisasi sangat dibutuhkan untuk dapat mengakomodasi setiap
pergerakan yang dilakukan menuju kearah yang tepat.
3)
Penyelesaian
perubahan hingga tuntas
Perubahan harus dilakukan hingga tuntas dan sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan organisasi. Karena jika hal tersebut tidak dapat dilaksanakan
dengan baik, maka setiap perubahan tersebut menjadi tidak efektif (terhadap
pencapaian tujuan perubahan) dan juga dapat menghabiskan sumber daya yang
digunakan (tidak efisien). Dan pemimpin mempunyai peranan untuk memberi energi
sampai individu-individu tersebut dapat menyelesaikan perubahan tersebut hingga
tuntas.
No comments:
Post a Comment