Pages

25 June, 2013

Perubahan Organisasi Tradisional menjadi Organisasi Belajar



Seperti konsep organisasi belajar yang telah kita pelajari sebelumnya, berubah menjadi organisasi yang belajar bukanlah hal yang mudah. Karena dalam perubahan suatu organisasi, tidaklah hanya strategi organisasi saja yang akan berubah melainkan juga berbagai unsur-unsur organisasi lainnya. Utamanya adalah dalam merubah budaya organisasi misalnya, untuk merubah budaya organisasi yang telah mengakar kuat dan bahkan telah mendarah daging dibutuhkan usaha yang sangat kuat, baik itu dilakukan oleh pemimpin organisasi maupun juga oleh para anggota organisasi. Perubahan yang dilakukan pun bukanlah perubahan yang sifatnya fundamental melainkan suatu perubahan berkala yang dilakukan secara terus menerus hingga organisasi tersebut benar-benar telah menjadi seuatu organisasi yang belajar.
Ada 3 konsep cara yang dapat ditempuh untuk melakukan suatu perubahan di dalam tubuh organisasi yang sifatnya tradisional, yakni:
1)                  Melihat
Melihat dalam konteks ini adalah bahwa setiap individu yang ada di dalam tubuh organisasi dapat melihat dan menilai bahwa suatu perubahan itu adalah suatu kebutuhan bukan menjadi suatu keharusan. Pemimpin mempunyai tugas untuk dapat membuka sudut pandang anggota organisasi tersebut serta merubah paradigma lama menjadi sebuah paradigma baru yang dapat merubah budaya kerja yang lebih positif (Menuju pencapaian visi bersama).
2)                  Bergerak
Permasalahan berikutnya adalah setelah individu-individu tersebut melihat bahwa perubahan adalah menjadi bagian dari kebutuhan organisasi, ternyata ada sebagian individu yang tidak dapat langsung bergerak (tidak responsif) terhadap kebutuhan perubahan di suatu organisasi. Ataupun yang bergerak, tetapi tidak dapat menyelesaikan (gagal) untuk mewujudkan perubahan organisasi hingga tuntas. Sehingga dengan demikian peran pemimpin organisasi sangat dibutuhkan untuk dapat mengakomodasi setiap pergerakan yang dilakukan menuju kearah yang tepat.
3)                  Penyelesaian perubahan hingga tuntas
Perubahan harus dilakukan hingga tuntas dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan organisasi. Karena jika hal tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka setiap perubahan tersebut menjadi tidak efektif (terhadap pencapaian tujuan perubahan) dan juga dapat menghabiskan sumber daya yang digunakan (tidak efisien). Dan pemimpin mempunyai peranan untuk memberi energi sampai individu-individu tersebut dapat menyelesaikan perubahan tersebut hingga tuntas.

No comments:

Post a Comment

Text Widget