Pages

14 November, 2023

[Review buku] Merayakan kehilangan


Judul: Merayakan kehilangan
Penulis: Brian Khrisna
Penerbit: mediakita
Dimensi: ii + 222 hlm, 13x19 cm, cetakan kesepuluh 2017
ISBN: 9789797945275

Sejujurnya, di usia saat ini judul prosa romance kayak gini gak 'ngena' buatku. Namun, sebab kekurangan bahan bacaan, sampailah kulirik buku milik suami ini, yang masih tersegel rapi. Saat membaca awalan, benar saja membuatku menyesal. Bosan setengah mati dengan topik orang susah move on. Terutama dari sudut pandang lelaki. Ih, gemes banget! Ada ya orang demen nyakitin dirinya sendiri. Jadilah kuselang-seling baca dengan buku lain.

Namun, sebab azzamku sendiri yang berjanji menamatkan setiap bacaan yang kumulai, meski butuh ratusan purnama, kubaca lagilah #buku ini. Pertengahan, mulai menarik. Diksi yang dipakai, rimanya bagai puisi, lalu ada perubahan tokoh utama mulai move on, meski balik lagi tersandung kenangan. Semacam baca buku harian lelaki. Soalnya bentuknya prosa-prosa lepas, bukan jaliman cerita dengan alur.

Mulai ada hal menarik berupa quotes pembatas buku, ilustrasinya yang indah juga membantu. Tidak panjang, tapi padat rasa. Akhirnya, selesai juga kubaca dalam waktu 1 bulan. Bukan salah genrenya, akunya saja sih yang sudah tidak di fase itu. Mungkin kalau kubaca di usia atau fase aku belum menikah, sedang kalut tentang jodoh, buku ini akan mewakili segala rasa pahit itu. Macam kalimat berikut, penggambaran hubunganku dan suami dulu.

"Yang paling menakutkan adalah jika ternyata kau memang orang yang tepat untukku, namun sayangnya kau datang di waktu yang salah." (H.99)

Ya, terima kasih penulis, sudah memperlihatkan dari sisi lelaki yang patah hati. Oh ya, pembatas bukunya juga menarik... Berbentuk postcard.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #merayakankehilangan #diksi #puitis #briankhrisna

07 November, 2023

[Review buku] Puisi-puisi cinta


Judul: Puisi-puisi cinta
Penulis: W. S. Rendra
Penerbit: Bentang
Dimensi: xvi + 84 hlm, 20.5 cm, cetakan pertama September 2015
ISBN: 9786022913245

Kumpulan puisi Rendra ini terbagi menjadi 3 part: puber pertama (saat ia masih remaja smp-sma), puber kedua (saat ia telah menikah), dan puber ketiga (saat usianya sudah 57 tahun). Memang terasa berbeda objek dan diksi yang dipakai dalam linimasa tersebut. Makin bertambah waktu, makin panjang dan dalam maknanya.

Menariknya membaca sedikit pribadi Rendra di pengantar dan epilog yang dilengkapi foto-foto. Jadi lebih memahami makna puisinya, yang memang menyiratkan penghayatan hidupnya terhadap lintas zaman.

"Popularitas itu hampa, hanya karya yang nyata." (H.76 - Umar Kayam)

Puisi yang paling saya sukai ada di bagian puber ketiga, berjudul: Sajak cinta ditulis pada usia 57.

"Sekarang aku menyadari:
Usia cinta lebih panjang
Dari usia percintaan." (H. 59)

"Cintaku kepadamu telah me-waktu.
Syair ini juga akan mewaktu.
Yang jelas
Usianya akan lebih panjang
Dari usiaku
Dan usiamu." (H. 61)

Namun, puisi kembali adalah masalah rasa. Masih ada yang terasa kurang bagi saya, jadi belum bisa saya apresiasi sempurna. Bacaan ringan yang cukup menggugah bila ingin berpuisi ria.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #puisipuisicinta #wsrendra #puisi

Text Widget