Pages

27 December, 2009

cerpen keduaku (^o^)

Oleh : Iska Meta Furi

TERIMA KASIH AISYAH,

“drrttt,,,drrrtt,,,drrttt” alarm handphoneku berbunyi.
Open
Ulang tahun ibu ke 60.
Kubanting setir ke kanan, menuju Beautiful Florits. Sebentar saja, karena aku ingin cepat tiba di kantor.

***

Di Beautiful Florits,
“Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?” sapa pelayan toko.
“Saya mau kirim bunga untuk ibu saya. Kira-kira bunga apa yang cocok mbak?”
“Untuk ibu ya,,mawar hibiscus mungkin. Karena mawar hibiscus melambangkan kecantikan dan kelembutan. Bukankah setiap ibu selalu cantik dan lembut pada anak-anaknya?” saran pelayan toko sembari tersenyum.
“baiklah, kalau begitu saya pesan satu buket. Bisa dikirim hari ini juga kan?”
“Kalau masih di daerah Jakarta, insya allah bisa mas.”
“Oke kalau begitu. Masih daerah Jakarta kok. Alamatnya Jln. Menteng 2 no.22 Jakarta Pusat.”
“loh, itu kan ga terlalu jauh mas, kenapa tidak diantar sendiri oleh masnya?”
“saya sibuk banget mbak, tidak sempat mengunjungi ibu saya.”
“baik mas, ini total harganya. Silakan dibayar di kasir.”
Setelah melihat deretan angka yang harus kubayar, aku langsung menuju kasir untuk membayarnya.

***

Di luar toko,
“huhuhuhu,,hiks,,hiks,,”
Seorang anak kecil perempuan yang memakai baju lusuh sedang menangis. Aku tergerak untuk mendekatinya, ingin tahu apa yang membuatnya menangis.
“kamu kenapa menangis dik?”
“hiks,,saya,,hiks,,ingin beli bunga untuk ibu saya karena hari ini ia ulang tahun. Hiks,,tapi uang saya nggak cukup kak,,hiks” jawabnya sembari menunjukkan uang ribuan lusuh yang ada di genggamannya. Iba aku melihat keadaannya.
“hmm,,sudah jangan menangis lagi. Sekarang ayo kita masuk ke dalam toko. Kita belikan bunga kesukaan ibumu. Nanti kakak yang bayar.”
“benarkah kak?” tanyanya sembari terkejut
“iya benar,, ayo.” Jawabku sambil tersenyum.

***

“wah, terima kasih banget ya ka. Ibuku pasti senang sekali. Oh iya, namaku Aisyah ka. Kalo kakak siapa namanya?”
“nama kakak Fahri Tamam. Panggil aja ka fahri.”
“baik ka fahri. Hmm,,,kak, maukah kakak menemaniku memberikan bunga ini ke ibu? Sebentar saja, biar ibuku tahu kalau bunga ini dari kak fahri yang baik.”
“wah, kakak harus ke kantor syah. Banyak pekerjaan menunggu kakak disana”
Aisyah menunduk seperti ingin menangis, dengan lirih ia berkata “apa tidak bisa walau hanya sebentar saja kak? Ibuku berada tidak jauh kok dari sini.”
Aku yang tak tega melihat wajah sedihnya akhirnya menyanggupi permintaan Aisyah. Kemudian kami berjalan menuju sebuah gang kecil. Sampai di ujung dang kecil tersebut, ternyata ada sebuah pemakaman umum. Ke sanalah Aisyah mengajakku. Lalu ia berhenti di depan sebuah makam bernisan biru tua. Kemudian Aisyah berkata,
“Assalammualaikum ibu, apa kabar? Lihat deh, aisyah bawa apa. Ini bunga lili putih bu, kado untuk ulang tahun ibu. Kata kakak di toko bunga, lili putih itu menggambarkan cinta aisyah yang murni untuk ibu. Oh iya bu, aisyah juga punya teman baru, namanya kak fahri. Dia yang membelikan bunga ini karena uang aisyah nggak cukup bu. Ka fahri, sini. Kenalan sama ibu aisyah.”
Aku terhenyak melihat betapa aisyah sangat menyayangi ibunya yang sudah tiada. Tanpa terasa air mataku mengalir. Aku teringat ibuku di rumah. Sudah dua tahun aku tak pernah menengok beliau. Aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku. Sering bila dia menelponku, aku mereject panggilannya, karena kurasa pertanyaannya tentang keadaan diriku sangat mengganggu konsentrasiku. Aku terlena dengan kejayaanku, padahal rumahku tak jauh dengan rumahnya dan masih di kota yang sama. Paling membutuhkan waktu satu jam untuk menempuhnya. Tetapi walaupun ada waktu luang, aku lebih memilih untuk hang out dengan rekan kerjaku. Astagfirullah,,aku sungguh anak yang tak tahu terima kasih. Aku ingin bertemu dengan ibuku.

***

Jalan menteng, pkl 11.00
“tok,,tok,,permisi”
Pintu terbuka, seorang wanita paruh baya keluar dari rumah mungil bercat putih tersebut.
“ Ya, ada apa mas?”
“Permisi ibu, saya ingin menyampaikan sebuah buket bunga untuk ibu Sri. Ibu sri nya ada?”
“oh,,itu saya sendiri mas.”
“oh begitu, ini bu tolong ditandatangani tanda penerimaannya. Yaa,,dan ini bunganya. Terima kasih ibu. Permisi.”
Kurir itu pergi, dan tinggallah sendiri ibu sri di rumahnya. Suaminya telah meninggal lima tahun lalu, dan anak lelaki satu-satunya telah bekerja dan punya rumah sendiri, meninggalkan ia sendiri di rumah itu. Ia melihat nama pengirim bunga kemudian tersenyum.
Dari fahri, ternyata ia masih ingat hari ulang tahunku. Pasti dia sangat sibuk sampai dia tak sempat mengantarkan bunga ini sendiri padaku. Terima kasih nak, doa ibu selalu menyertaimu.

***

Pkl 17.30
“tok,,tok,,assalammualaikum”
“waalaikumsalam, tunggu sebentar.” Jawab wanita paruh baya dari dalam rumah.
Pintu terbuka, aku langsung bersimpuh di hadapan ibu dan kucium tangannya seraya berkata
“Ibuu,,,maafin fahri buu. Fahri sudah jahat sama ibu, jarang menengok ibu. Fahri anak durhaka buu,,,huhuhu”
“masya allah nak,, akhirnya kamu datang juga. Ibu sudah sangat rindu sama kamu nak. Ibu igin sekali menengokmu, tapi ibu sudah tidak kuat jalan kemana-mana nak. Maafin ibu ya. Ayo bangun nak, jangan begini. Ayo kita masuk ke dalam. Kamu pasti lapar.”
“ibu nggak salah, fahri yang salah bu. Fahri nggak pernah nengokin ibu, terlalu asik sama pekerjaan. Ampuni fahri buu,,”
“iya nak,, ibu nggak pernah marah kok sama kamu. Sudah jangan menangis, sekarang masuk ke dalam yuk, kita bersiap shalat maghrib jamaah. Sudah lama ibu shalat enggak ada yang mengimami.”
Aku pun menuruti perkataan ibu. Ah,, ibuku kau sungguh mulia. Tak pernah marah walau mungkin hatimu sering tersakiti oleh perkataan dan perbuatanku. Ya Allah, sayangilah selalu ibuku sebagaimana ia menyayangiku. Terima kasih hari ini kau telah menyadarkanku melalui seorang aisyah. TERIMA KASIH AISYAH.

25 December, 2009

cerpen islami pertamaku

PUTIH
Oleh : Iska Meta Furi


HERAN!
Kenapa si masyarakat negeri ini begitu mengistimewakan mereka yang berkulit putih. Padahal sudah susah-susah Nelson Mandela menghapuskan politik apartheid di Afrika Selatan sana. Katanya menghormati segala jenis warna kulit, tapi apa? Tetap aja mereka yang berkulit putih lebih diistimewakan. Semenjak diiklankannya sabun mandi yang mengatakan ‘putih itu cantik’, semakin banyak saja orang-orang yang menginginkan wajah putih. Darimana sih datangnya stereotype itu? Huh! Menyebalkan.
Aku berpikir demikian bukan karena semata-mata keprihatinan saja, tetapi karena aku juga merasakan hal tersebut.

Contohnya kejadian tadi siang. Ada seorang mahasiswa baru yang menanyakan keberadaan diriku karena ia ingin mengembalikan formulir pendaftaran organisasi.

Lalu ia bertanya pada temanku Esa yang sedang duduk di depan secretariat
“permisi ka, ka tasya ada ga?”
“tasya yang mana ni? Tasya yang putih cantik atau tasya yang item??” Tanya Esa.
“ngg,,itu ka, yang nama lengkapnya Tasyakuran jamilah.”
“oh, tasya item. Tuh ada di dalem, masuk aja!”Kata Esa.

Aarrrgghh!! Esa menyebalkan. Emang kenapa kalo aku hitam. Bukan mauku kan kalo warna kulitku hitam. Baiklah, aku sudah bosan dibilang hitam. Pulang kuliah nanti aku akan beli obat pemutih wajah yang bagus biar mukaku jadi putih.

***
Ketika aku sedang menunggu bus menuju rumah, tiba-tiba ada yang memanggilku.

“Tass,,Tasya!”
“Heei,, ika. Apa kabar?” sapaku.

Ternyata yang memanggilku adalah Ika, sahabatku sewaktu SMA. Sudah dua tahun kami tidak bertemu, karena dia meneruskan kuliah ke perguruan tinggi ternama di Bandung. Sedangkan aku tetap di Jakarta.

“Baik banget. Kamu sendiri apa kabar tas? Kangen banget deh ma kamu.” Jawab ika sambil merangkulku.
“aku juga baik kok ka. Waah kamu tambah cakepan ka. Di bandung seneng ya? Tambah geulis pisan euy.”
“haha,,bisa aja kamu tas. Kamu beda banget ya sekarang tas. Udah pake jilbab euy, dari kapan tas?” Tanya Ika.
“semenjak kuliah ka. Kamu putihan sekarang ka, sepertinya udara Bandung cocok ya buatmu.” Candaku.
“iya tas, di Bandung teh enak pisan. Aku betah deh di sana, hehe. Kalo soal putihan mah, aku pake obat tas. Dikasi tahu sama temanku, ternyata obatnya cocok. Jadi mukaku putih deh sekarang, enggak kaya SMA dulu lagi.”
“waah nama obatnya apa ka? “ tanyaku
“namanya ‘HOPE WHITE’. Dicoba deh tas, biar muka kamu lebih putihan dan cantik. Enggak terlalu mahal kok harganya. Cuma lima puluh ribu sebotol”
“hmm,,,boleh juga tuh. Nanti kalo punya uang aku mau beli ah.”
“eh tas, aku duluan ya. Udah mau balik ke Bandung lagi ne. tadi Cuma nganterin sepupuku daftar sekolah di dekat sini. Sampai ketemu ya. dadaah”
“oh iya, hati-hati tas. Daahh”

***
Di minimarket,
“permisi mbak, obat pemutih ‘HOPE WHITE’ ada di sebelah mana ya?” tanyaku
“oh, langsung beli dan bayar disini mbak. Mau beli berapa botol mbak?” jawab pramuniaga
“satu botol aja mbak” jawabku sembari menyerahkan selembar uang lima puluh ribuan.

Pramuniaga pun menerima uangku dan dalam sekejap obat pemutih tersebut sudah berada di genggaman tanganku.
Haha,,lihat saja kalian yang memanggilku tasya item. Aku akan berubah menjadi cantik dan lebih putih dengan obat ini.

***
Hari ini aku ada jadwal mentoring dengan kaka kelasku, ka meta namanya. Kebetulan tema yang dibahasnya adalah tentang Wanita.

“sebagai ciptaan Allah SWT, wanita merupakan makhluk yang paling indah. Wanita terindah di mata Allah diukur bukanlah dari fisiknya yang rupawan nan menawan. Melainkan dari amalan-amalannya yang ikhlas karena Allah. Wajahnya cantik karena selalu terbasuh air wudhu. Bibirnya basah karena tak henti berlafadzkan dzikir dan tadarus. Semua itu adalah pesona kecantikan alamiah seorang wanita. Bukan karena obat pemutih, ataupun make up yang menipu. Untuk itu, kita harus senaniasa menjaga hati kita. Menjaga niat amalan-amalan kita. Untuk apa kita berwajah cantik apabila hati kita busuk. Perilaku kita selalu menyakiti orang lain. Inner beauty akan tampak dengan sendirinya apabila kita menjaga hati kita untuk selalu berprasangka dan berbuat baik karena Allah ta’ala.” Papar ka meta.

Astagfirullah..
Aku tersentak dan tersadar mendengar perkataan ka meta. Aku merasa malu pada Allah. Sudah sedemikian indahnya DIA menciptakan diriku. Namun aku malah berusaha merubahnya dan tidak bersyukur. Bukannya giat beribadah namun aku lebih menyibukkan diri untuk memutihkan wajah.

Ampuni aku ya Allah, bantulah aku untuk menjaga hatiku ini agar tetap terjaga padaMu. Aku berlindung dan kutitipkan hatiku padaMu ya Allah. Pulang kuliah nanti, aku akan membuang obat pemutih itu. Aku janji.
***

14 December, 2009

Krisis

Lagi ,,untuk kedua kalinya,,
Perasaan itu hinggap. Terkhianati, terbohongi, oleh orang yang sekiranya dapat dipercaya. Dan imbasnya,,merayap kemudian menjalar dengan cepat terhadap yang lainnya.

Tak disangka, tak dinyana..
Apa yang disabdakan olehnya terasa olehku saat ini,,

“Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila ia jelek maka jeleklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah HATI”.(HR. Riwayat Al Bukhari dan Muslim).

Yaa,,HATI,, tanpa terasa, memang dari sinilah segalanya bermuara.
Dikarenakan kecewa teramat sangadh, Hatiku Sakit.
Yang kemudian menjalar ke seluruh tubuhku, otakku merasa lelah dan tersia.
Syaraf tak sadarku bekerja, afirmatif pun hilang.
Semua menjadi negative dan menghitam.
Tubuh pun terasa tak tertopang,
Aku luruh, menyerah, tak berdaya..
Itu tak seberapa, dibandingkan kehilangan yang kurasa.

Perlahan kurasakan, krisis itu melanda diri ini
Krisis KEPERCAYAAN pada segala mereka yang kuanggap TEMAN.
Mungkin hanya butuh waktu, untuk berdialog dengan diri ini.
Berbaikan dan kembali seperti sediakala
Ya,,lebih baik ku menghilang saja untuk beberapa saat…

12 December, 2009

Bermuka Masam

Merutuk diri, mengapa mudah saja terbuai omongan orang lain
Merutuk diri, terlalu berharap tinggi bak pungguk merindukan bulan
Merutuk diri, merasa dewasa padahal kelakuan masih bocah
Merutuk diri, terlalu polos wajah ini menampilkan perasaan yang sedang dialami

PERCUMA!! Kau ikut seni drama dan teater, toh tak bisa juga kau memainkan peran dan ekspresimu di setting hari ini, tepatnya tanggal 12 Des 2009.

PERCUMA!! Kau ikut mentoring dan aktif pengkajian sejak kecil, kalau ternyata teori ESQ tak berlaku untuk hari ini.

PERCUMA!! Satu hari ini telah menggugurkan segala kekuatan kerasmu untuk menjadi meta “morfillah”.
Runtuh sekejap, hanya karena tak dapat memanajemen emosimu!


Setan : wajarr,,sekali-kali kau berhak marah, sudah terlampau sering kau dilambungkan tinggi kemudian dihempas begitu keras. Kau juga manusia, PERSETAN dengan menahan amarah.

Malaikat : kau tahu lebih mulia menahan amarah, karena bujukan dan bisikan syaithan lebih mudah merasukimu ketika kau dalam kondisi amarah teramat sangat. Terus pertahankan usahamu, karena kau ingin bermetamorfosis (berubah) karena Allah bukan?

Setan : alaaahhh,, kalo kau terus diam saja, dan hanya tertawa ketika hatimu tersakiti, lalu melupakan segala yang menyakitkan itu, hanya akan semakin dinjak-injak dirimu!! Lihat saja hari ini, “maaf” pun tak sampai padamu, karena apa!? Karena kau dipikirnya tak mudah marah, dikecewakan teteeepp aja senyum! BODOH KAMU!!

Malaikat : sudahlah, itu hanya bawaan hormon wanitamu. Jangan kau biarkan setan merasukimu terlalu jauh. Ini hanya puncak akumulasi pendaman kekecewaanmu yang belum terlupakan sepenuhnya. Maka marilah kita lupakan sepenuhnya, tulis segala yang tak menyenangkan di air, agar kabur oleh riak. Atau tulis di pasir agar angin keikhlasan menerbangkannya. Mari beristigfar tha,,,kamu sudah cukup baik mengendalikannya selama ini.

Setan : haha,, BLOON KEBANGETAN KAMU! Inget gak apa yang udah kamu korbanin demi ikut acara yg kamu anggap akan bakal SANGAT MENARIK itu!! Kamu tuh udah diomelin sama keluarga kamu. Disuruh tinggal di rumah malah ngelawan, ikut acara begituan! Dah kaya BENER aja kelakuan. Udah semangat datang, APA YANG TERJADI?? Hahahaha,,,gak ada satupun yang sesuai bayanganmu kan!! Pas pulang, Cuma migrain yg kamu dapet! Ditinggal pula oleh mamamu ke bandung. Mudah saja bagi mereka, tak berarti pula kehadiranmu! Dan jangan kau lupakan, suatu ilmu akan terserap dan bermanfaat dengan baik apabila sang pemberi ilmu dan sang penerima ilmu sama-sama IKHLAS. Sedangkan kau disini, berlaku sebagai penerima ilmu sudah tidak ikhlas! PERCUMA KAAANNN,,,NOL BESAAAAAARRR!!! Berapa banyak yang kau sesali hari ini? Jadii ,,,MARAH ITU WAJAR AJAA BLOON!!



AAAAAAAARRRRRGGGGGGHHHHH,,,,CUKUUUUUPP!!!
Kalian Cuma menambah pusing!

Udahlah kalian diam saja, untuk hari ini sepertinya setan berhasil membujukku. Karena SUPER EGOku masih kalah dengan EGOku!
Maaf malaikat, mendingan kamu istirahat saja hari ini. Biarkan aku tenggelam sedalam-dalamnya merutuki diri yang tak berarti ini. Mari berharap esok akan ada pelangi yang indah dan matahari yang tersenyum cerah setelah badai malam ini.


*OLEH-OLEH pelatihan jurnalistik*

01 December, 2009

Inginku

Betapa ingin semua kalian kupeluk mesra

Namun kedua lenganku hanya sehasta


Betapa ingin puja puji kalian kujadikan nyata

Namun itu tergantung qadar dan qada


Sedang jalan hidupku telah terukir di Lauhul Mahfudz

Sanggupkah aku belokkan?


-27 Nov 2009/10 dzulhijah 1430-

naik haji...(bergema)

Suatu sore di tengah perbincangan hangat antara aku dan mama,

“dah mau lebaran haji lagi ne,,jadi inget waktu kamu kecil” ujar mama
“hah? Ko inget wktu meta kcil? Mang knapa ma?” tanyaku
“waktu kamu masih umur 1,5 tahun, kamu tuh udah bisa ngomong lancar. Dan bilang ke mama, mau ngajak mama naik haji. Lucu deh, kamu sering ngulang-ngulang pengen ngajak mama naik haji berdua.”
“,,,masa??” adzan magrib pun menutup perbincangan kami di sore itu.

Minggu pagi,
saat menonton TV kebetulan kusetel S**V, dan isinya ulasan film “Emak Ingin Naik Haji”. Film yang diangkat dari cerpen karangan Asma Nadia. Entah mengapa, hatiku tergelitik. Mengapa kata –kata ‘naik haji’ bergaung di telingaku??

Hari ini, aku berencana menyepi, untuk bermuhasabah. Karena kurasakan hatiku ‘agak’ mengeras. Dan kerasnya hati, hanya disebabkan oleh 4 hal yang berlebihan. Yaitu Tidur, makan, berbicara dan berbaur. Kupilih untuk menyendiri sejenak, karena tak ingin berlebihan berbicara dan berbaur. Agar tak bosan, kuputuskan untuk menonton film “Emak Ingin Naik Haji(EINH)”, berharap akan mendapat semacam refleksi jiwa. Selesai shalat zuhur pun aku berangkat, dan ternyata perjalanan ku ke bioskop lancar sekali. Sepertinya Tuhan setuju dengan rencanaku. Tepat ketika aku sampai, film pun dimulai. Sengaja kupilih kloter pertama, karena aku yakin tidak terlalu ramai (hari ini sungguh berniat mengurangi pertemuan dengan banyak orang).

Adegan-adegan pun dimulai, mengisahkan seorang wanita tua yang dikenal dengan nama Emak, bertahun-tahun berjualan kue untuk menghidupi keluarganya. Disisihkannya setiap hasil penjualan kue untuk ongkos naik haji. Betapa jiwa seorang Emak sudah sangat rindu ingin ke rumah Allah tsb. Sang anak (Zein), yang sangat ingin membiayai Emaknya naik haji sampai tergoda untuk mencuri, dan mencari-cari kupon undian berhadiah umrah di tempat sampah. Berbagai peristiwa terjadi, dan entah mengapa sepanjang film diputar, air mata tak henti mengalir di wajahku. Dan dadaku berdegup kencang mengingat percakapan beberapa hari silam di suatu sore dengan mama.

Sepemikiranku, mata di’bersihkan’ melalui air mata. Awan di’bersih’kan melalui hujan. Dan hati? Apakah degup dan debar yang kurasa, serta air mata yang tak henti luruh ini tanda pem’bersih’an hatiku?
Setidaknya, aku merasa bersyukur, karena ternyata aku masih ‘tersentuh’ dengan nilai moral yang ada di film tsb. Hatiku masih belum terlalu ‘keras’ ya Tuhan..

Selesai film tsb, ketika keluar ternyata hujan rintik menyambutku, bahkan menemani perjalananku pulang ke rumah. Apakah ini pertanda bahwa kau setuju dengan rencana “bermuhasabah” ku hari ini ya Tuhan?
Sampai langitpun ikut merintikkan airmatanya?

Labbaik Allahumma Labbaikk,,,

Aku datang memenuhi panggilanMu ya Allah,,

Naik haji,,mama,,,

Mengapa semuanya bergema ya Allah,, ada apa??
Tersentak aku teringat!
8 hari lagi mamaku akan merayakan hari lahirnya, ya Allah,,,andaikan aku bisa,,ingin kuberi ia hadiah sebuah paket ONH plus, sebagaimana impian yang pernah terucap di bibir ini di kala kecil.
Tapi tak boleh bukan?
BerANDAI-ANDAI saja, karena itu akan membuka celah bagi syaithan. Di hari ini, bolehkah kugoreskan pena, untuk mengukir sebuah impian lama yang terpendam. Agar senantiasa kudapat lihat, mengingatkan sebuah mimpi yang harus kulaksanakan. Sebuah mimpi yang terlupakan…

Semakin bertambah usia orang tua, semakin bertambah pula keinginannya untuk melaksanakan rukun islam yg kelima (naik haji).
Semakin bertambah usia seorang anak, semakin bertambah pula keinginan untuk membiayai orangtuanya naik haji.

ijinkan aku ya Allah,,melalui tanganku ini,,,mengejawantahkan sesuatu..
Amin Allahumma Amiinn


~17 Nov 2009~
uhibbuki fillah ya ummi..

Tokoh idolaku

Rabi'ah Al-Adawiyah adalah seorang wanita sufi dan tergolong kelompok sufi periode awal. Lahir pada 713 M di Basrah (Irak). Nama aslinya adalah Rabi’ah basri, tapi lebih dikenal dengan nama Rabi’ah Al-adawiyah. Ia lahir dalam sebuah keluarga yang miskin dari materi, tetapi kaya dengan ibadah pada Allah SWT. Ayahnya hanya bekerja sebagai penarik sampan yang menyeberangkan para penumpang di sungI dAjlah. Ayahnya adalah orang yang saleh, ia mendidik anak-anaknya untuk terbiasa membaca Al-Qur’an. Rabi’ah sendiri telah hafal Al-Qur’an sejak kecil. Ia memang rajin beribadah, berjiwa halus, punya keyakinan tinggi, dan keimanan yang dalam.
Berdoa dan berzikir adalah hiasan hidupnya. Saking sibuknya mengurus akhirat, ia lalai dengan uruan duniawi, termasuk membangun rumah tangga. Meskipun banyak lelaki yang dating meminangnya, seperti gubernur Basra dan imam Hasan al-Basri, ia tetap tidak tertarik untuk menikah.

Cinta rabi’ah kepada Allah tak bisa disebut sebagai cinta yang mengharap balasan. Justru yang ia temph adalah prjalanan mencapai ketulusan. Lewat sebuah doa yg mirip syair, ia berdoa “ Ya Allah, Jika aku menyembahMu karena takut pada api neraka, maka masukkan aku ke dalamnya. Dan jika aku menyembahMu karena tamak pada surgaMu, maka haramkanlah aku daripadanya. Tetapi jika aku menyembahMu karena kecintaanku kepadaMu, berilah aku kesempatan untuk melihat wajahMu yang Maha Besar dan Maha Mulia.”

Rabi’ah memperkaya literature Islam dengan kisah-kisah pengalaman rohaninya dalam syair-syair berkualitas tinggi. Ia dijuluki sebagai The Mother of The Grand Master dan wafat pada 135 H, ketika usianya menjelang 80 thn.

patah hati

M.U.A.K
Teramat sangat!!
Mengapa kalian jadikan itu semua kedok?
Bosan aku lihat tingkah seperti itu
Kuhormati kalian, karena ku ingin tahu seperti apa yang ‘benar’
Tapi,,apa yang kalian hadirkan?
Hanya topeng!?
Kalau itu si aku juga bisaaaaaaaaaaaaaa…
Kalian pikir aku terlalu bodoh!
Aku pun punya dasar dan bekal tentang hal itu!
Daripada kalian layangkan pandangan sinis, lebih baik kalian tegur aku!
Aku memang tidak sensitif dan peka,
Lantas ingatkan saja, dengan senang hati aku akan memperbaiki diri
Karena aku bukan sang ahli pembaca isyarat!!!

Kecewa sangadh,, aku PATAH HATI,,
Dan KALIAN lah penyebabnya!
Ucapan kalian , sadarkah?
Apakah ini yang kalian inginkan??
GENERASI YANG PATAH HATI karena lisan dan perbuatan kalian.

Biarlah kalian berpikir kalian malaikat, sedang aku setan
Toh, tidak akan seimbang dunia tanpa setan ini!

Ku hanya ingin menguji sebatas mana keteguhan kalian,
Jika tergoda, SALAH SENDIRI!!
jaga hati, bukan jaga image!

Kata yang tertunda

Tolong pertemukan aku dengannya
Ada kata yg harus kusampaikan
Kata yang tersendat di tenggrorokanku
Tercekat sulit mengungkapkannya
Karena ego, gengsi dan merasa aneh
Tapi aku sudah berjanji dalam hati
Kata ini harus tersampaikan saat ini juga, detik ini,
Tak perlu sebuah momentum,,dramatisasi,,

Terima kasih Kau kabulkan permohonanku,
kata itu akhirnya tersampaikan
setelah tertahan sekian lama..
dengan rona bingung dan khawatir yang amat sangat
kau cerna kalimatku itu,
tertatih aku berkata, gemetar aku di pelukmu,
air mata yg urung kutahan, meluruh tatkala kau balas pelukku dan cium dahiku..
kata itu adalah,,”Meta sayang mama, moga Mama disayang Allah”

andai bapakku masih ada, akupun ingin berkata serupa padanya,,
semoga lantunan doaku didengar olehMu,
dan getaran arsyMu menyampaikan kata yang tertunda itu padanya,,
Amin ya rabbal aalamiin

**refleksi 8 November 2009**
lewat goresan pena, kucurahkan prasaan ini

Semakin

Semakin kutapaki jalan ini..
Semakin kusadari esensi hidup
Semakin ku berusaha..
Semakin mendera pula ujian dan godaan itu menghampiriku..
Bagaikan bunga yang menarik para kumbang
Mereka berputar-putar di sekelilingku
Lantas, siapa yang patut dipersalahkan?
Semuanya kembali pada diri ini.
Sekali kubuka celah, niscaya keterpurukan lebih dalam akan kudapati,
Sebisa mungkin aku harus menjaga hati
Karena pada ujungnya, aku yang akan memilih,,
Semoga aku selalu terpelihara oleh-Mu,,
Amiin

-1 Nov 2009-

Kasih sayang

Kasih sayang tak selamanya manis,
musibah, cobaan ataupun kesialan(sgala hal yg tdak sesuai kehendak kita) yg terkadang mengiringi pun termasuk salah satu bentuk kasih sayang-Nya pada kita.
analoginya, seorang ibu yang menyayangi anaknya, akan memaksa anaknya untuk berhenti nonton TV dan pergi sekolah pada jam sekolah.
Walaupun ia tahu bahwa anak tersebut tak menyukai perintahnya, dan menggerutu karena disuruh meninggalkan acara TV kesayangannya, tapi ia akan tegas, karena ia menyayangi anak tersebut.
Berpikir jangka panjang dan mempersiapkan kebahagiaan untuk anaknya lewat tempaan keras disiplinnya.

Begitu pula dengan IA, ia menempa kita dengan ujian atau cobaan untuk menunjukkan kasih sayangnya,
mempersiapkan diiri kita menjadi pribadi yang matang dan siap menghadapi segala kemungkinan terburuk dalam hidup ini.

itulah salah satu cara ia menunjukkan kasih sayang-Nya.

--berbagi pikiran tha--

-29 Okt 2009-

dirinya

Dirinya juga makhluk biasa,

Menjadi luar biasa karena kau memujanya

Setitik cela tak membuatmu berpaling

Ketika kebenaran mengungkap rasa,

Bahwa tak pernah ada ruang untukmu,

Akhirnya kau sadari, dirinya juga makhluk biasa, yang alpa jua buta.


**sekedar curcol**
masa lalu adalah kanvas yang telah tertoreh, tak perlu disesali, justru dievaluasi untuk mengambil hikmah yg tersembunyi..

kunang-kunang

Inilah pertama kali aku melihatnya
Kerlip bercahaya, pendar sinarnya di langit yang gelap sungguh memukau
Walau setitik, sendiri, ia beri rasa bahagia padaku
Ia beri secercah cahaya dan warna di gelapnya malam
Akankah diriku sepertinya?
Memberi riak warna,
walau hanya kecil, tak banyak,,
di lautan dunia manusia ini.
Banggakah dirimu yang istimewa wahai Kunang-Kunang??

-27 Okt 2009-

Text Widget