Pages

24 December, 2017

[Mentoring] Hadits 8 'arbain - Haramnya seorang muslim (tidak boleh dibunuh)

HADITS 8 'ARBAIN - HARAMNYA SEORANG MUSLIM (TIDAK BOLEH DIBUNUH)

Ahad, 24 Desember 2017
Bu Efi dengan kitab Al Wafi

Kandungan Hadist :
1. Dengan mengucap syahadat, seseorang sudah terpelihara jiwa dan hartanya.
Masalah kejujuran syahadatnya, itu urusan Allah. Seperti kisah Usamah bin Zayid yang membunuh seorang kafir yang baru saja bersyahadat demi menyelamatkan hartanya, menyebabkan Rasul murka.
Hal itu didasari pada Q. S. At taubah [9]: 5 dan 11.
Namun jika mereka meninggalkan salah satu rukun Islam, lalu mereka didukung kelompok kuat/berpengaruh, maka wajib diperangi.
Salah satu strategi perang Rasul adalah menunggu pagi. Melihat dulu keadaan kota apakah penduduknya muslim atau bukan (ditandai dengan adanya azan dan shalat subuh).

2. Perdebatan Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
Saat kekhalifahan Abu Bakar, beliau memerangi orang yang tidak membayar zakat. Umar awalnya tidak setuju, sebab Umar berpendapat bahwa dengan syahadat saja, mereka sudah terlindungi. Memerangi orang yang tidak bayar zakat, hanya jika orang tersebut berkelompok/berkomplot untuk tidak membayar zakat.
Namun Abu Bakar berpendapat bahwa shalat dan zakat adalah satu, sebab perintah dalam Al Quran pun selalu menyandingkan shalat dan zakat. Berpegangan pada hadits ini, Abu Bakar berpendapat pada kata "illa bihaqqi" yang berarti "kecuali ada ketetapan hukum Islam". Bagi Abu Bakar, zakat adalah hak/ketetapan hukum Islam bagi harta. Maka itu menjadi dasar untuk memerangi kaum munafiq.
Saat memutuskan hal itu, Abu Bakar belum tahu nash yang sebenarnya bahwa tindakannya dibenarkan (merujuk pada hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar). Hal ini menunjukkan bahwa betapa dalam dan jernihnya pemahaman Abu Bakar terhadap Islam (hadits). Hingga Umar pun akhirnya setuju pada pendapat Abu Bakar dan ikut memerangi orang yang tidak membayar zakat.

3. Iman yang diharapkan oleh syariat adalah pengakuan yang mendalam tanpa keraguan (tidak hanya di bibir saja).

4. Maksud kata "illa bihaqqi" (kecuali ada ketetapan hukum Islam) adalah diperbolehkannya hukuman mati bagi setiap muslim jika dia melakukan perbuatan yang menuntut dijatuhkannya hukuman itu seperti:
Berzina bagi orang yang sudah menikah (muhshan), membunuh orang lain dengan sengaja dan meninggalkan agama dan jamaahnya (murtad).

5. Menjelaskan perhitungan di akhirat adalah mutlak urusan Allah. Nabi dan Da'i hanya bertugas memberi peringatan (Q. S. Al Gasiyah [88]: 21-26)

*catatan sepemahaman penulis

Meta morfillah

23 December, 2017

[Review buku] Aku rapuh dalam kasihmu

Judul: Aku rapuh dalam kasihmu
Penulis: Winda Zizty
Penerbit: Zettu
Dimensi: 168 hlm, 13 x 19 cm, cetakan I 2013
ISBN: 978 602 7999 008

Bercerita tentang gadis SMA blasteran Indo-Australi yang memendam luka dan kesepian setelah ibunya meninggal. Zika namanya. Dendam pada ayahnya membuat Zika tidak menikmati hidup seperti remaja umumnya. Hingga ia bertemu Nico, yang mengubah dunianya.

Sayang, takdir membuat kisah cinta mereka menjadi kisah pertama merayakan cinta sekaligus terakhir untuk segala kesakitan yang Zika rasakan. Rahasia besar dan tak pernah diduganya, akhirnya ia ketahui bersama kepergian Nico.

Melalui sudut pandang orang pertama (aku), penulis bercerita. Namun menurut saya, terlalu tidak pas memakai PoV 1 tersebut. Sebab sang tokoh terlalu tahu segalanya. Juga voice penulis begitu klise terasa pada dialog tokoh utama. Terlalu menggurui dan tidak natural.

Alurnya pun menurut saya tidak menarik. Konflik yang diangkat tidak terasa real dan kurang logis. Membacanya hanya butuh 30 menit, baca scanning tanpa perlu pemahaman dalam dan membosankan.

Saya apresiasi 2 dari 5 bintang.

Meta morfillah

21 December, 2017

From F to R (Day 3)

The last day in here!

Start jalan-jalan pukul 11.30, merasakan shalat di Masjid Agung Purbalingga dan jajan pentol bakso serta cappucino  cincau, sembari menikmati semilir angin di Alun-alun. Tak lama, pergi menuju Sanggaluri, education park yang berisi bermacam wahana.

Tiket masuknya seharga Rp 20.000/orang. Ada banyak museum dan mainan anak-anak. Di antaranya ada Museum Uang, Museum Wayang, Rumah Prestasi, Wahana Manasik Haji, Museum Reptil (Tapi ini reptilnya hidup beneran semua, loh! Bukan patung!), Rumah Cermin, Wahana Edukasi Narkoba, Rumah Boneka, Taman Lalu Lintas (simulasi mengendarai mobil di jalan berambu, kayak ujian SIM), Rumah Profesi (semacam kidzania), dan lain-lain.

Tapi yang paling menarik di sini adalah terapi ikan. Agak lama kami terkikik geli, tatkala kami memasukkan kaki ke dalam air. Ikan-ikan segera menyambut kami dan menggigit-gigit kaki kami. Rasanya seperti alat pijat mama yang memakai kejut listrik kecil. Penasaran, itu ikan jenis apa ya? Sempat membayangkan, bagaimana kalau kolamnya diisi ikan piranha? Yang ada nanti kakinya hilang! Hahahaha...

Setelahnya, kami ke Owabong untuk membeli oleh-oleh. Lalu kembali ke rumah kawan yang sudah menampung kami 3 hari ini. Bersiap packing dan berangkat ba'da maghrib. Kembali hujan mengiringi kepulangan kami.

Alhamdulillah... jazakumullah khair untuk Mba Idha sekeluarga yang amat menjamu dan memanjakan kami selama di Purbalingga. Liburan kali ini amat berkesan, terutama bagi saya yang nambah kenalan (n___n).

Now, menunggu kereta Gaya Baru Malam Selatan yang akan mengantar kami ke Jakarta selama 5 jam ke depan. Mohon doa kelancaran agar selamat sampai tujuan.

Besok Hari Ibu yaaa... nambah kangen sama mama di rumah. Yuhuuu... happy mother's day! Happy holiday too...

Meta morfillah

20 December, 2017

From F to R (Day 2)

Di balik foto yang keren, ada perjuangan fotomodel, keahlian forografer, kecanggihan kamera, dan kegigihan tim demi tercapainya tujuan.

Apalagi foto underwater macam ini. Dinginnya air, berkali take demi pose yang diekspektasikan. Duuh... Luar biasa! Meski hasilnya belum kayak yang di iklannya haha.

Tempat ini namanya Situ Tirta Martha. Masuknya per orang bayar Rp 3.000 dan parkir per motor Rp 2.000. Mata air jernih, segar, dan dingin.

Susah dapat foto pakai HP, jadi kita sewa jasa foto underwater (50 shoot) + properti seharga Rp 150.000, maksimal 3 orang. Jadi pas deh, patungan Rp 50.000.

Yang penasaran, cek aja IGnya di @sitama01 yaa...

*Belom afdhal kayaknya kalau di Jawa, gak sarapan pakai teh tawar hangat dan tempe mendoan hoho

Meta morfillah

19 December, 2017

From F to R (Day 1)

From F to R (Day 1)

Berangkat pukul 05.30 naik grab ke stasiun Bogor. Lalu turun di stasiun Manggarai, naik grab ke stasiun Pasar Senen. Tiba di stasiun Pasar Senen pukul 08.00. Menunggu 75 menit, kereta Serayu yang mengantarkan kami ke stasiun Purwokerto selama hampir 12 jam.

Sampai di Purwokerto pukul 20.30, dijemput menuju rumah teman di Purbalingga. Hujan deras menemani sepanjang perjalanan. Leluconnya sih, hujan itu bawaan kami dari Bogor (Miss Rain). Soalnya kemarin gak hujan-hujan. Berarti kedatangan kami membawa berkah yaa... Aamiin

Tiba di Purbalingga pukul 21.30. Lalu saya pun terlelap.

Pagi, pukul 09.30 kami berangkat ke destinasi wisata. Pertama kami ke Jembatan Pelangi, yang membuat kami terkejut hingga tak berhenti tertawa, sebab ekspektasi dengan realita jauuuuh berbeda. Jangan percaya foto di medsos destinasi wisata, guys! Pasti itu kameranya yang keren hahaha.

Lalu lanjut ke Monumen Tugu Lahir Jenderal Soedirman dan shalat zuhur di sana. Bayar tiket masuk Rp 2.500/orang. Lanjut lagi ke Curug Karang. Wah, ini luar biasa sekali perjalanannya. Jalanan dengan naik turun yang ekstrem, sempit, dan di sebelah kiri jurang. Momen menegangkan adalah tiap turunan, yang membuat saya pegal mengerem sampai full, juga menahan, tapi motor tetap melaju kencang, sementara jalan berliku dan selip sedikit langsung jatuh ke jurang.

Sesampainya di sana, kami makan mie ayam dan istirahat sebentar. Lalu jalan kaki menuju curug. Tidak begitu jauh, tapi berbatu sekali. Bayar masuknya Rp 5.000/orang. Setelah puas main air, kami segera pulang. Sepanjang jalan, pemandangannya luar biasa maasyaa allah! Sawah bertebaran, gunung mengelilingi, jembatan dan sungai berkali kami lewati. Lalu hujan turun kembali, setia menemani hingga kuyub.

Destinasi wisata di sini masih banyak yang belum terekspos, tidak ada rambu/penunjuk arah ke lokasi wisata tersebut, dan sepertinya pemerintah baru aware untuk potensi wisata, terlihat dari banyaknya pelebaran jalan dan betonisasi. Positifnya, semua masih alami dan terasa seperti tempat privat. Minusnya, tidak semua tahu di sana ada lokasi wisata.

Besok, gak jadi ke Dieng deh... kayaknya mau membuktikan lagi tentang Umbuk. Apakah akan sesuai ekspektasi foto underwater atau bersiap untuk cerita lucu berikutnya? Hehe...

Meta morfillah

Text Widget