Pages

22 June, 2012

Kekuatan Api Cinta


Alkisah suatu ketika, Kapak, Gergaji, Palu dan Nyala Api sedang mengadakan perjalanan bersama-sama. Di suatu tempat perjalanan mereka terhenti karena terdapat sepotong besi baja yang tergeletak menghalangi jalan. Mereka berusaha menyingkirkan baja tersebut dengan kekuatan yang mereka miliki masing-masing.

”Itu bisa aku singkirkan”, kata Kapak.

Pukulan-pukulannya keras sekali menghantam baja yang kuat dan keras juga itu. Tapi tiap bacokan hanya membuat kapak itu lebih tumpul sendiri sampai ia berhenti.

”Sini, biar aku yang urus,” kata Gergaji.

Dengan gigi-gigi yang tajam tanpa perasaan, iapun mulai menggergaji. Tapi ia kaget dan kecewa, semua giginya jadi tumpul dan rontok.

”Apa kubilang,” kata Palu, ”Kan aku sudah ngomong, kalian tak bisa. Sini, sini aku tunjukkan caranya”.

Tapi baru sekali ia memukul, kepalanya terpental sendiri, dan baja tetap tidak berubah.

“Boleh aku coba?” tanya Nyala Api.

Dan iapun melingkarkan diri, dengan lembut menggeluti, memeluk dan mendekapnya erat-erat tanpa mau melepaskannya. Baja yang keras itupun meleleh cair.


Renungan yang dapat kita petik adalah:
Ada banyak hati yang cukup keras untuk melawan kemurkaan dan amukan kemarahan demi harga diri. Tapi jarang ada hati yang tahan melawan nyala api cinta kasih yang hangat.
Betapa arif dan bijak ada dalam sebuah kelembutan dan kehangatan, seperti api yang mencairkan hati yang dingin. Tak ada yang tahan menampik nyala api cinta kasih.

Belajar dari seekor keledai


Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Sementara si petani, sang pemiliknya, memikirkan apa yang harus dilakukannya.Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna
menolong si keledai. Ia mengajak tetangganya untuk membantu-nya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia meronta-ronta. Tetapi kemudian, ia menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang melihatnya.Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan.Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan
itu, namun si keledai juga terus menguncangkan badannya dan kemudian melangkah naik. Si keledai akhirnya bisa meloncat dari sumur dan kemudian melarikan diri.

Renungan:
Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepada kita, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari "sumur" (kesedihan dan masalah) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan (pengalaman).

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari "sumur" yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah. Guncangkanlah hal-hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik...^_^

Hari Kebangkitan Sarjana Pendidikan


Hari “Kebangkitan” Sarjana Pendidikan

Oleh : Iska Meta Furi

Kita pasti pernah mendengar cerita saat Kaisar Jepang bertanya berapa jumlah guru yang tersisa setelah Jepang dibom atom Sekutu? Cerita ini menunjukkan betapa bangsa Jepang menyadari bahwa untuk bangkit dari keterpurukan pasca perang hanyalah dengan memajukan pendidikan. Juga menekankan betapa pentingnya arti seorang guru (sarjana pendidikan) bagi kemajuan sebuah negara.   

            Hari ini kenyataan yang kita lihat adalah kontradiktif dari cerita tersebut. Begitu banyaknya lulusan sarjana pendidikan yang dicetak tiap tahunnya. Namun mengapa masih saja dikatakan Indonesia kekurangan guru? Seperti yang dinyatakan oleh Anies Baswedan PhD, Rektor Universitas Paramadina Jakarta, dalam Antaranews.com bahwa Indonesia saat ini mengalami kekurangan guru hingga 34 persen, baik di kota, di desa, maupun daerah terpencil. Dari hal itu timbullah pertanyaan kemanakah para sarjana pendidikan tersebut? 

Rasa bangga

Inilah yang mungkin kurang dimiliki oleh para sarjana pendidikan. Rasa bangga akan titel yang disandangnya dan tanggung jawab luhur yang diembannya. Persepsi di Indonesia masih menganggap menjadi sarjana pendidikan merupakan pilihan kedua. Dan bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan. Lulusannya tidak terlalu berkembang dan gaji yang didapatkan seringkali kecil, tidak cukup untuk kebutuhan hidup. Tak sepadan dengan tanggung jawab yang diembannya.

Berbeda halnya dengan yang dikatakan Bapak Hendry H. Widjaya, Direktur Eksekutif Persatuan Instruktur Kompeten Indonesia (PIKI), “Di India, untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan tidaklah mudah. Dan tidak sembarangan universitas yang dapat mencetak sarjana pendidikan. Banyak persyaratan ketat karena program ilmu pendidikan adalah pilihan nomor satu.”

Banyak sekali lulusan sarjana pendidikan di Indonesia yang sepertinya “lupa” akan keberhargaan dirinya. Mereka “lupa” pada idealisme dan keluhuran profesi yang seharusnya mereka tanamkan pada pribadinya. Sarjana pendidikan yang seharusnya mendidik para penerus bangsa ini tidak konsisten pada gelar yang telah mereka dapatkan. Lulus kuliah yang mereka pikirkan hanyalah bagaimana mendapatkan pekerjaan. Pemikiran yang sangat dangkal sekali. Dan miris! Karena kebanyakan dari mereka “berpindah jalur” dan meninggalkan gelar S.Pd dengan begitu mudahnya. Idealisme yang tergantikan dengan rupiah.

Peluang

Jika saja kita mau melihat peluang, seharusnya sarjana pendidikan tidaklah ada yang menjadi pengangguran ataupun “berpindah jalur”. Ketika kita memilih dengan ikhlas untuk menjadi sarjana pendidikan, maka siapkanlah diri kita dengan hal terbaik. Karena guru (sarjana pendidikan) merupakan ujung tombak untuk meningkatkan kemajuan bangsa Indonesia. Sebab sebagus apapun program atau kurikulum pendidikan yang dicanangkan pemerintah, maka hal itu tidak ada artinya bila tidak ada guru yang berkualitas.Tingkatkan kompetensi di tiap harinya dan ubah pola mental kita. Seperti yang saya kutip dari Financial Revolution,

"5% orang didunia menguasai 90% uang yang beredar, mereka adalah orang2
terkaya didunia yang bekerja dengan membangun aset. Sedangkan sisanya 95% manusia di dunia memperebutkan 10% uang yang beredar, mereka adalah
orang-orang yang bekerja untuk orang lain (pegawai)".

Sadarkah Anda? Bila ingin menjadi orang terkaya yang harus kita lakukan adalah membangun aset. Aset terpenting dari sebuah negara adalah SDMnya. Dan siapa lagi yang dapat membangun (mendidik) SDM tersebut jikalau bukan kita, sarjana pendidikan?

Mungkin kita butuh sebuah hari yang dirayakan khusus untuk memperingati kebangkitan sarjana pendidikan di Indonesia. Jika 2 Mei adalah hari pendidikan dan 20 Mei adalah hari Kebangkitan Nasional. Maka kita gabungkan saja menjadi 22 Mei untuk Hari Kebangkitan Sarjana Pendidikan Indonesia. Bangkitlah sarjana pendidikan! Tunjukkan kontribusimu untuk memajukan bersama Indonesia tercinta!. (*)


 

20 June, 2012

Filosofo perangkap tikus

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak "Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus.... "Ia mendatangi ayam dan berteriak "ada perangkat tikus" Sang Ayam berkata "Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku" Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Sang Kambing pun berkata "Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan" Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali" Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata " Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku". Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah.

Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan.
Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya (kita semua tahu, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam). Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya. Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya. Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat. Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

Kebohongan seorang ibu dalam hidupnya


Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang
anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan
saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi
nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :
"Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan
waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu
berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan
bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan
yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu,
ibu duduk disamping ku dan memakan sisa daging ikan yang masih
menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku
makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu
menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan
cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan
ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan
kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api
untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang
untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun
dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan
dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku
berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus
kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak
capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Jaguar


Tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya.

Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar dengan penuh rasa bangga dan prestise.

Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat seseorang anak kecil yang melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak yang tampak melintas sebelumnya. "Buk....!" Aah..., ternyata, ada sebuah batu seukuran kepalan tangan yang menimpa Jaguar itu yang dilemparkan si anak itu. Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang. "Cittt...." ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, dimundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu di lemparkan.

Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang pengusaha dalam hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa. Di tariknya anak yang dia tahu telah melempar batu ke mobilnya, dan di pojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir. "Apa yang telah kau lakukan? Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku! Lihat goresan itu", teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. "Kamu tentu paham, mobil baru jaguarku ini akan butuh banyak ongkos di bengkel untuk memperbaikinya. "Ujarnya lagi dengan kesal dan geram, tampak ingin memukul anak itu. Si anak tampak menggigil ketakutan dan pucat, dan berusaha meminta maaf.

"Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa." Air mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun.

Doa yang indah


Aku meminta kepada Tuhan untuk menyingkirkan penderitaanku.
Tuhan menjawab, Tidak.
Itu bukan untuk Kusingkirkan, tetapi agar kau mengalahkannya.

Aku meminta kepada Tuhan untuk menyempurnakan kecacatanku.
Tuhan menjawab, Tidak.
Jiwa adalah sempurna, badan hanyalah sementara.

Aku meminta kepada Tuhan untuk menghadiahkanku kesabaran.
Tuhan menjawab, Tidak.
Kesabaran adalah hasil dari kesulitan; itu tidak dihadiahkan,itu dipelajari.

Aku meminta kepada Tuhan untuk memberiku kebahagiaan.
Tuhan menjawab, Tidak.
Aku memberimu berkat, kebahagiaan adalah tergantung padamu.

Aku meminta kepada Tuhan untuk menjauhkan penderitaan.
Tuhan menjawab, Tidak.
Penderitaan menjauhkanmu dari perhatian dunia dan membawamu mendekat padaKu.

Aku meminta kepada Tuhan untuk menumbuhkan rohku.
Tuhan menjawab, Tidak.
Kau harus menumbuhkannya sendiri, tetapi Aku akan memangkas untuk membuatmu berbuah.

Aku meminta kepada Tuhan segala hal sehingga aku dapat menikmati hidup.
Tuhan menjawab, Tidak.
Aku akan memberimu hidup, sehingga kau dapat menikmati segala hal.

Aku meminta kepada Tuhan membantuku mengasihi orang lain, seperti Ia mengasihiku.
Tuhan menjawab Ahhh, akhirnya kau mengerti.

HARI INI ADALAH MILIKMU JANGAN SIA-SIAKAN

Bagi dunia kau mungkin hanyalah seseorang, Tetapi bagi seseorang kau mungkin adalah dunianya.

12 June, 2012

Jangan jadi Monyet!!


Ada seekor monyet yang sedang memanjat pohon. Tiba saat di puncak pohon, ada angin ribut menerjang. Namun monyet tersebut tak terjatuh, malah semakin ia berpegang erat pada dahan pohon yang dipanjatnya. Kemudian tak lama, kembali ada angin puyuh dan angin bahorok menerjangnya. Dan lagi-lagi, monyet tersebut tidak terjatuh, malah dekapannya pada dahan pohon tersebut semakin eraaaaaaatt sekali.
Sesudah itu, datang angin sepoi-sepoi, membuai anak rambut monyet tersebut. Desirannya yang halus membuat sang monyet merasa ngantuk, dan ternyata IA TERJATUH!!


Pelajaran Moral :

Seringkali ketika kita diuji dengan kesedihan, kesusahan dan kemiskinan kita malah semakin kuat dan mendekatkan diri pada Tuhan. Tak meragukan kuasa-Nya. Namun apabila kita diuji dengan sedikit saja kenikmatan, kesenangan, SEKETIKA kita lupa pada-Nya. Dimana posisi-Nya di saat kita senang?? Apakah DIA hanya ada di kala kita susah saja??
Maka saudaraku, ingatlah Tuhan di setiap waktu. Perbanyak sabar di kala diuji dengan kesempitan. Dan perbanyaklah bersyukur di kala diuji dengan kesenangan.

Chatting dengan Tuhan


BUZZ

TUHAN : Kamu memanggilKu :-/

AKU: Memanggilmu :-?? Tidak.. Ini siapa ya:-? :-"

TUHAN : Ini TUHAN :-w Aku mendengar doamu. Jadi Aku ingin berbincang-
bincang denganmu. :D

AKU: Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih
baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk. #-o

TUHAN : Sedang sibuk apa:-/ Semut juga sibuk :-w b-(

AKU: Nggak tau ya :-" Yang pasti saya tidak punya waktu luang
sedikitpun #-o Hidup jadi seperti diburu-buru. Setiap waktu telah
menjadi waktu sibuk. :-<

Batu dan Pasir

Kisah ini menceritakan tentang dua sahabat yang berjalan melintasi gurun pasir. Saat berjalannya waktu... mereka mulai bertengkar dan yang satu menampar pipi sahabatnya.
Yang ditampar pipinya hatinya terluka, tapi tanpa berkata sepatah kata pun dia kemudian menulis di pasir :

"HARI INI SAHABAT BAIKKU MENAMPAR WAJAHKU"


Mereka meneruskan perjalanannya sampai menemukan sebuah oasis,
dimana mereka memutuskan untuk beristirahat dan mandi.
Tetapi orang yang wajahnya ditampar, terjebak di pasir penghisap dan tenggelam tetapi sahabatnya berhasil menyelematkannya.
Setelah pulih keadaannya, dia mengukir kalimat di sebuah batu :

"HARI INI SAHABAT BAIKKU TELAH MENYELAMATKAN HIDUPKU"

Berjalan dengan Keong


Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan.
Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak. Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit.
Aku mendesak, menghardik, memarahinya, Keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf, serasa berkata : "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga !"

Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka. Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.
Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.
Ya Tuhan! Mengapa ? Langit sunyi-senyap. Biarkan saja keong merangkak didepan, aku kesal dibelakang. Pelankan langkah, tenangkan hati....

Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang cemerlang.
Oh? Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ?
Barulah aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga!

Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalo aku berjalan sendiri dengan cepatnya.
"He's here and with me for a reason"
Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi,
Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.
Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Kembang Bakung


Seorang anak sambil menangis kembali ke rumah. Ia menangis semakin keras ketika bertemu ibunya. Ia merasa segala usahanya tidak dihiraukan baik oleh guru maupun teman-teman kelasnya. Ia telah berusaha, namun seakan-akan usahanya tidak layak dihargai. Ia menjadi benci akan teman-temannya. Ia menjengkeli gurunya.

Setelah mendengar keluhan anaknya, sang ibu bertanya: ‘Pernahkan engkau memperhatikan kembang bakung milik tetangga di lorong jalan ke rumah kita?’ Anak itu menggelengkan kepala. ‘Bakung itu berkembang setiap pagi, dan di akhir hari kembang bakung tersebut akan layu dan mati. Namun sebelum mati, ia telah memberikan yang terbaik, ia telah memancarkan keindahannya.’

Anak itu berhenti menangis dan mendengarkan dengan penuh hati. ‘Setiap hari ia memberikan keindahan yang sama. Setiap hari ia memberikan keharuman yang sama walau kadang tak dihiraukan orang. Keindahannya tak pernah berkurang karena engkau tak pernah memperhatikannya. Ia tidak pernah bersedih bila tak diperhatikan orang, karena ia tahu bahwa dalam hidupnya ia cuman punya satu misi yakni memberikan keindahan.’ Anak itu memahami maksud ibunya.

Kembang bakung seorang guru yang mengajar: ‘Hidupmu ada ditelapakmu sendiri, bukannya dalam genggaman tangan orang lain.’

Text Widget