Pages

26 November, 2016

Puisi akrostik: RAHMAH SUCIYANI SANURI

Rendah hati pribadinya, seringkali
Anggap bahwa dirinya biasa dan banyak kekurangan
Hatinya mudah tersentuh
Maka menerima amanah seringkali disebabkan
Agar dirinya dapat mengurangi sedikit beban orang lain, meski terkadang ada rasa berat dan tak yakin pada
Hatinya

Suci, semoga seperti namanya senantiasa terjaga niat
Untuk menjadi hambaNya yang saleha
Citanya begitu tinggi
Ingin firdaus paling tinggi
Yang membuat upayanya maksimal dalam setiap
Amanah yang dititipkan padanya
Nelangsa kerap menghambatnya, namun ia selalu
Ingat tujuan akhirnya

Suci, semoga terjaga niatnya selalu seperti namanya
Ada banyak doa baik untuk dirinya
eNtah doa mana dan doa siapa yang akan lebih dahulu dikabulkan
Untuk itu, senantiasalah istiqomah dalam ketaatan dan kebaikan
Riangnya adik-adik menganggapmu sebagai guru, yang sungguh digugu dan ditiru
Ingatlah itu selalu, bila ada godaan untuk menyerah.

*Puisi akrostik RAHMAH SUCIYANI SANURI

Meta morfillah

25 November, 2016

25 november ke62

Selamat mengulang tanggal 25 november keenam puluh dua, Ma...

Sebenarnya, aku agak sebal juga dengan tanggal 25 ini. Tanggal tua. Tiap mama milad, aku sedang bokek. Dari awal aku bekerja selalu tak pas. Pengin gitu, request mama ganti hari lahir setelah aku gajian. Jadi aku bisa beliin hadiah yang cukup pantas buat mama.

Tapi... dipikir lagi kayaknya jangan deh, Ma! Sudah pas, tanggal 25 november... sekalian HARI GURU NASIONAL. Hari lahir mama akan selalu diperingati dan dikaitkan dengan sosok yang banyak berjasa. Hakikatnya ya memang mama paling banyak berjasa di hidupku. Juga mama adalah guru pertama dan terhebatku yang tidak pernah pensiun mendidikku.

Perihal hadiah, hmm... tidak pernah ada hadiah yang cukup pantas untuk mama. Sebab mama tak ternilai. Hanya sedikit kesan saja yang bisa kuberikan. Tapi aku sedang berusaha memberikan hadiah terbaik buat mama. Menjadi anak yang shaliha... agar doanya didengar Allah dan bisa mewujudkan keinginan yang tertunda sebelum maut memisahkan. Insyaa Allah nanti kita berangkat haji ya Ma. Meta belikan mobil biar bisa antar jemput mama berobat juga jalan-jalan sama uda. Mama mau menantu? Insyaa allah segera. Cucu? Setelah menantu yaa...

Doa terbaik buat mama, dan mama juga jangan lupa doain meta.

Love you much much much much moooooooreeeeee.... because Allah.

Meta morfillah

23 November, 2016

[Review buku] Tidak ada New York hari ini

Judul: Tidak ada New York hari ini (puisi film AADC 2)
Penulis: Aan Mansyur
Fotografer: Mo riza
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 120 hlm, 20 cm, cetakan I 2016, edisi ebook di ijak
ISBN: 978 602 03 2723 5

"Aku sedang tidak ingin diseduh sedih yang tak mengenal kata sudah ini." (H. 110)

Seduh, sedih, sudah. Lihat, gaya puitis Aan dalam berpuisi yang mengeksplore kemiripan kata dari tulisan, dan bunyi. Sudah terbukti masalah puitis, Aan memang jagonya. Sederhana, tapi dalam, sarat makna.

Buku ini berisi 30 puisi terkait film AADC 2. Puisi ini dibuat seakan-akan karya tokoh pria utama dalam film tersebut, Rangga, yang tinggal di New York, namun belum move on dari mantannya di Jakarta. Pun foto-fotonya diibaratkan hasil jepretan Rangga, dengan gaya street photograpy. Melukiskan betapa kesepian dirinya di negeri orang, sementara hatinya begitu rindu pada Cinta.

Hampir semua puisi di buku ini saya suka. Meski ada beberapa pula yang kurang saya pahami. Membaca buku ini haruslah memahami filmnya. Biar lebih pas interpretasi per katanya. Ada typo sedikit.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Ada saat kau menemukan cinta adalah umbi-umbian di lemari pendingin. Mereka tiba-tiba bertunas meski sudah lama lupa rupa dan aroma tanah." (H. 89)

Meta morfillah

22 November, 2016

[Review buku] Mean streak

Judul: Mean streak (Jejak kelam)
Penulis: Sandra brown
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 544 hlm, 20 cm, cetakan pertama 2015, edisi ebook di ijak
ISBN: 978 602 03 1835 6

Emory hilang saat berlatih marathon di taman nasional bersalju! Jeff selaku suaminya yang melaporkan kehilangan Emory dicurigai oleh polisi sebagai penyebabnya. Sebelum Emory pergi mereka sempat bertengkar. Empat hari berlalu, saat penyelidikan hampir meruncing pada konklusi kecurigaan bahwa Jeff adalah tersangka, Emory muncul dengan gegar otak ringan. Badai salju yang terjadi di lokasi tempat hilangnya Emory tak sempat menyentuhnya, sebab ia telah diselamatkan oleh sosok pria anonim yang amat misterius. Bahkan sekadar namanya saja, Emory tak tahu. Tapi dari empat hari tersebut, Emory mengalami perubahan luar biasa. Lantas siapa sebenarnya pria anonim itu? Siapa yang memukul Emory hingga gegar otak?

Novel dengan genre kesukaan saya, crime and detective! Secara garis besar alur cerita menarik dan banyak twist yang cukup mengejutkan saya. Informasi dicicil sedikit demi sedikit oleh penulis sehingga saya menebak-nebak. Gaya berceritanya hampir mirip dengan Shidney Sheldon, namun penulis jauh lebih suka mengulur waktu dengan detail perasaan. Tapi saya tetap menikmati.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta morfillah

20 November, 2016

[Review buku] The girl on the train

Judul: The girl on the train
Penulis: Paula hawkins
Penerbit: Noura books
Dimensi: 432 hlm, cetakan IX Mei 2016
ISBN: 978 602 0989 97 6

Sinopsis belakang buku ini yang membuat saya begitu ingin membeli dan memiliki buku ini. Meski sedikit berbeda dengan ekspektasi saya, tapi keseluruhan buku ini cukup memuaskan. Twist penulis cukup mengejutkan, meski saya sudah mulai bisa menebak di dua pertiga bacaan.

Berawal dari Rachel yang tiap hari menaiki kereta komuter ke London, dan setia mengamati sebuah rumah bernomor lima belas saat kereta berhenti di sinyal perlintasan. Sepasang suami istri tampak begitu harmonis dan sempurna. Rachel mengamati mereka sebab mereka adalah penghiburan bagi hidupnya yang tidak sempurna. Hingga suatu pagi ia mendapati hal yang tak biasa dan hal itu membuat persepsinya terhadap pasangan tersebut berubah 180 derajat. Terutama setelah berita menghilangnya perempuan yang ia amati tersebut.

Berkisah dari sudut pandang orang pertama dari tiga tokoh wanita. Rachel, mantan istri alkoholik yang dikhianati, Megan, tetangga nomor 15 dan pernah mengasuh anak Tom, dan Anna, istri kedua Tom penghuni rumah nomor 23. Dengan lihai penulis menceritakan bagaimana potongan-potongan informasi membentuk sebuah puzzle dan mencoba menggiring kita ke praduga yang keliru. Pada ending, kita diberikan sebuah kejutan. Alur maju mundur dengan bahasa detail. Pelajaran utama dari Rachel adalah jauhilah alkohol sebab bisa menghilangkan kewarasanmu, lebih daripada hangover, bahkan menghilangkan ingatanmu, sehingga kau bisa dimanipulasi begitu bodohnya.

Tapi jujur saja, di awal saya merasa agak membosankan. Juga tidak sethriller yang saya bayangkan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Orangtua tidak memedulikan apa pun kecuali anak-anak mereka. Merekalah pusat jagat raya. Hanya merekalah yang benar-benar penting." (H.106)

"Mustahil ada penderitaan yang lebih besar, tidak ada sesuatu pun yang lebih menyakitkan daripada ketidaktahuan, yang tak kunjung berakhir." (H.196)

"Aku sangat menyadari bahwa tidak ada pekerjaan yang lebih penting daripada membesarkan anak. Tapi yang menjadi masalah adalah pekerjaan itu tidak dinilai--finansial." (H.310)

Meta morfillah

Berhenti

BERHENTI

Ada banyak kesempatan untuk kita berhenti berdakwah. Fasilitas kurang mendukung, objek dakwah yang sungguh menguras batin, kekurangmampuan kita dalam menguasai materi, dan lainnya. Terlalu banyak alasan untuk berhenti. Semua alasan itu amat sangat dimaklumi.

Bahkan sekaliber Nabi Yunus pun pernah begitu ingin lari dari kaumnya. Sebab beban dakwah begitu berat, sementara ia diberikan kaum yang tak mau menaatinya.

Manusiawi sekali saat kita berkali ingin menyerah dan memilih shalih sendiri. Sebab shalih berjamaah selalu lebih lama, berat, dan butuh banyak pengorbanan.

Tapi, telah ada sosok yang menjadi panutan kita. Rasulullah SAW, Muhammad... yang berkali memiliki kesempatan untuk menyerah dan berhenti namun tak ia lakukan. Dilempari kotoran, diludahi, semua kesayangannya dibunuh di depan mata. Apalagi alasan yang membuatnya tak pantas untuk menghentikan dakwah?

Sebab Rasul tahu, ia melihat dengan visioner buah dari dakwah. Bahkan meskipun gagal, ia telah menunaikan tugasnya sebagai manusia. Allah sebaik-baik pemberi balasan.

Mungkin, itulah motivasi yang bisa menjaga kelurusan niat para da'i, guru, dan orang hebat lainnya.

Ada banyak alasan untuk berhenti menapaki jalan terjal ini, namun ada banyak kejutan akal yang kita miliki untuk meneruskan langkah hingga mencapai puncak, dan kembali pulang dengan selamat.

Seperti slogan pendaki gunung, "Tujuan utama mendaki adalah kembali pulang dengan selamat. Puncak hanyalah bonus."

Semangat berdakwah, dakwahkah semangat!

Meta morfillah

Pintu

Ketika kau memutuskan melangkah melalui sebuah pintu. Bersiaplah akan panjangnya perjalanan yang ada di baliknya, beragam tekanan yang berasal dari manusia lain di baliknya, keraskan tekad untuk sampai di akhir tujuan.

Akhir yang sebenarnya merupakan mula. Sebab tak akan pernah selesai selama kau masih hidup. Akhir pintu itu hanya akan mengantarkanmu pada pintu lain. Kesempatan lain. Sensasi lain. Yang akan mengutuhkan hidupmu.

Muara semua itu, bukanlah berapa banyak pintu dan apa saja yang kaualami setelah memasuki atau pergi dari sebuah pintu. Melainkan, bagaimana sikapmu selama kau menjalani semua itu. Di pintu-pintu yang berbeda.

Meta morfillah

18 November, 2016

Warisan (tulisan) mama

Hari ini, saya mencari kabel laptop usang yang saya lupa ada di mana. Qadarullah, saya sampai iseng mencari di lemari buku saya. Sekian banyak buku berjejer, saya tahu apa saja isinya. Tapi di rak paling bawah saya menemukan beberapa buku tulis yang saya yakin bukan milik saya.

Maka beralihlah perhatian saya dari tujuan utama. Saya malah tertarik untuk mengetahui buku apakah itu. Saya buka satu per satu. Ternyata tulisan tangannya sangat saya kenal. Tulisan mama. Di dua buku berisi catatan pengajian yang beliau hadiri dan resep makanan khas beliau. Di buku ketiga, saya kaget melihat bahwa beliau mendaftar seluruh buku saya yang ada di lemari. Persis katalogisasi perpustakaan. Kira-kira kapan ya beliau melakukannya? Saya tidak pernah melihat beliau membuka-buka lemari buku saya.

Tapi saya jauh lebih terkejut di buku keempat. Ada nama saya. Ada kisah saya yang nampaknya belum selesai beliau tulis. Membacanya membuat saya merasakan betapa beliau menyayangi saya dan saya sering menyusahkan beliau sedari kecil. Jauh lebih mengagetkan lagi... ada nama yang beliau catat, beberapa orang yang pernah bersinggungan hidupnya dan hampir menjadi bagian hidup saya. Ternyata beliau begitu perhatian, hati-hati, dan teliti mencarikan pendamping terbaik buat saya. Beliau tidak pernah mengatakan langsung pada saya tentang hal ini.

Saya termenung membaca tulisan-tulisan beliau. Betapa besar, luas, dalam, panjang, kasih sayang seorang mama. Saya paham, mengapa beliau menuliskan semua itu. Sebab saya pernah berkata pada beliau, bahwa saya meminta semua ilmu dan pengalaman beliau dituliskan dalam sebuah buku. Scripta manent, verba volent. Segala yang tertulis akan kekal, yang terlisan akan hilang bersama angin. Sebab saya ingin warisan yang kekal, sehingga bila beliau sudah tiada, saya bisa selalu membaca ulang, merasa dekat, dan seperti menemani saya melalui tulisan beliau. Tak menyangka, bahwa beliau akan sungguh-sungguh melaksanakannya.

Tidak pernah saya merasa setakjub ini menemukan ada seseorang yang sangat mengenal dan mencintai saya, menuliskan tentang saya, untuk saya baca... entah kapan (sampai saya akhirnya menemukan sendiri).

Really... I miss my mom so much. I wanna hug and kiss her. I don't like phone her when I miss her. I wanna meet her. But we are separated by distance till tomorrow. I'm so lucky having mother like her!

Meta morfillah

15 November, 2016

Memahami terlebih dahulu, baru dipahami

MEMAHAMI TERLEBIH DAHULU, BARU DIPAHAMI

Dulu saya pernah part time di kantor konsultan. Tugas saya membuat studi kasus berdasarkan prinsip 7 habit steven covey untuk jabatan kunci (saya lupa branch manager atau leader, yang pasti sudah pimpinan) di sebuah perusahaan leasing luar. Saya ingat, ada satu kasus tentang prioritas (genting dan penting) dengan prinsip yang dipilih.

Kasusnya kurang lebih seperti ini "Anda memiliki janji meeting dengan para pimpinan untuk proyek, hanya Anda yang paham tentang presentasi itu. Di saat yang sama, Anda menerima kabar bahwa ibu Anda di kampung, satu-satunya orangtua yang masih hidup masuk ICU. Dokter bilang kondisinya kritis dan kemungkinan hidup menipis. Sebagai profesional, apa yang akan Anda lakukan?"

Dulu, saya pikir jawaban pertanyaan itu begitu mudah. Ya jawab saja akan tetap meeting, lalu setelah meeting segera izin ke RS. Sesuai teori penting dan genting, juga kemaslahatan orang banyak, sebab dengan suksesnya proyek maka banyak orang yang akan bahagia. Ibu dan keluarga pun pasti mengerti kesibukan kita.

Tapi... setelah saya mengalami sendiri bagaimana rasanya ketakutan kehilangan orang yang dicintai, rasanya agak berat untuk profesional seperti itu. Pikiran akan bercabang. Terutama bila hubungan emosional kita dengan ibu begitu dekat. Bukan tak mungkin keputusan resign pun disebabkan hubungan emosional tersebut. Sayangnya, banyak orang yang mudah menjudge profesional harus seperti robot, taat aturan tanpa memikirkan perasaan/hubungan. Itulah salah satu sebab tingginya turn over di perusahaan. Kasarnya, kerjaan mah bisa dicari lagi, orangtua tidak.

Maka sejak itu, saya mencoba mengaplikasikan habit 5 "Seek first to understand, then to be understood."

Mencoba memahami beragam situasi rekan kerja atau orang yang bersinggungan amanah dengan saya, untuk kemudian mereka mengerti juga keadaan saya. Masalah jika mereka memanfaatkan saya, saya sih asyik saja, wallahu 'alam, saya serahkan pada Sang pembolak-balik hati dan pelurus niat sejati. Saya ingin menebar banyaknya memahami orang lain, agar di situasi sulit nanti, saya bisa menuai pengertian orang-orang pada saya. Menabung energi positif dengan menjadi sebaik-baiknya di tiap hari.

So, sudahkah kamu memahami untuk kemudian dipahami?

Meta morfillah

14 November, 2016

[Review buku] Jodoh untuk Naina

Judul: Jodoh untuk Naina
Penulis: Nima mumtaz
Penerbit: Elex media komputindo
Dimensi: 253 hlm, cetakan pertama 2015, edisi ebook di ijak
ISBN: 978 602 02 6348 9

Buku keenam yang saya baca di ijak. Masih seri pernikahan. Saya memilih baca buku yang terdisplay di halaman awal. Kali ini nuansa Islami begitu kental. Pernikahan yang diawali perjodohan lebih seperti ta'aruf. Adalah Naina yang menerima perjodohannya dengan Rizal, demi membahagiakan abahnya. Namun setelah mengetahui masa lalu Rizal yang kelam, membuat Naina menghindari dan menyesali keputusannya. Beruntung Rizal mengerti dan tidak memaksa. Mereka pun menjalani pernikahan dengan pertemanan. Perlahan cinta tumbuh dan Naina sudah bisa menerima Rizal sebagai suaminya. Sayang, badai mulai menghantam biduk pernikahan mereka dengan kehadiran Latifa yang mengajukan diri sebagai istri kedua Rizal. Naina tak menerima dan menggugat cerai. Rizal tersudut. Bagaimanakah nasib pernikahan mereka?

Satu kesamaan buku seri Le marriage elex media ini adalah tokohnya selalu berparas cantik dan tampan, serta memiliki kehidupan mapan sehingga langsung pisah dan mandiri setelah menikah. Juga berpusat pada konflik batin tokoh utama wanita. Di novel ini dominan bercerita melalui sudut pandang Naina, hanya di epilog menggunakan sudut pandang Rizal yang mengungkap alasan pertama ia jatuh cinta pada Naina.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Birrulwalidain. Berbakti pada orangtua. Itulah yang menjadi dasar keputusanku saat ini. Soal hati, perasaan akan kupikirkan nanti. Yang terpenting, membuat Abah bahagia sekarang." (H. 13)

Meta morfillah

13 November, 2016

[Review buku] Stay with me tonight

Judul: Stay with me tonight
Penulis: Sofi meloni
Penerbit: Elex media komputindo
Dimensi: vii + 272 hlm, cetakan pertama 2015, edisi ebook di ijak
ISBN: 978 602 02 6646 6

Buku keenam yang saya baca di ijak. Berkisah tentang kisah cinta dengan awal yang salah. Ayu mahasiswi yang menjual dirinya pada Benny disebabkan kejahatan ayah tirinya. Tanpa mereka sangka, hubungan berdasarkan uang tersebut menimbulkan efek ketergantungan dan kenyamanan. Hingga mereka mulai menuntut agar hubungannya normal. Namun ternyata masa lalu dan segala hal yang dimulai dengan salah, akan menghasilkan kesalahan juga. Akankah mereka menjadi teman hidup, tidak sebatas teman tidur hingga jenuh datang?

Gaya bercerita dengan dua sudut pandang dan alur dominan progresif, namun berputar pada konflik batin membuat agak lelah membacanya. Begitu terus... dan kadang saya merasa gemas akan kenaifan serta kebodohan tokoh di dalamnya.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang

Meta morfillah

[Review buku] Not a perfect wedding

Judul: Not a perfect wedding
Penulis: Asri Tahir
Penerbit: Elex media komputindo
Dimensi: ix + 312 hlm, cetakan pertama 2015, edisi ebook di ijak
ISBN: 978 602 02 5897 3

Buku kelima yang saya baca di ijak. Merupakan seri pernikahan. Masih bersetting kehidupan urban, Jakarta-Bogor, dengan tokoh utama Raina, berusia 25 tahun dan Pram berusia 35 tahun. Guru dan arsitek.

Siapa sangka hari pernikahan yang dinanti oleh Raina dan Raka akan menjadi pengantar kisah rumit yang akan dijalani oleh Rania dan Pram kelak. Tepat sehari sebelum pernikahannya, Raka mengalami kecelakaan yang membuatnya harus meregang nyawa. Persis sebelum meninggal, ia menitipkan Raina pada satu-satunya yang ia percaya dan ia sayangi, kakaknya Pram. Dalam keadaan terdesak, Pram terpaksa membuat sebuah janji.

Tanpa diketahui oleh Raina, pernikahan tetap berlangsung dengan mempelai pria yang berganti. Ya, Pram menjadi suami pengganti. Penolakan pun begitu gencar dilakukan Rania, sementara Pram dengan sabar meyakinkan Rania bahwa pernikahan itu akan berjalan dengan baik. Dari asing, hingga benih cinta mulai bertumbuh, lalu hadir masa lalu Pram yang menggoyahkan biduk rumah tangganya, surat cerai terbentang, Rania bimbang, kejutan terbesar dalam hidupnya hadir. Berhasilkah mereka mempertahankan pernikahan yang tidak sempurna dan tidak dilandasi cinta ini?

Membacanya persis sebuah film India yang membuat saya sudah yakin akan happy ending, eh tiba-tiba ada konflik lagi. Hampir semuanya konflik masa lalu. See... masa lalu yang tidak selesai bisa mengacaukan masa depanmu... hahaha. Di beberapa part terasa begitu membosankan dan bertele-tele. Tapi gaya bahasanya tidak membosankan sih, alurnya juga cukup oke. Namun saya masih enggak setuju dan merasa dasarnya kurang kuat tentang alasan Pram bersedia menjadi suami pengganti. Ya kaliii gituuu... perasaan dan pernikahan kan bukan mainan.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Kalau nanti aku nyakitin kamu, bikin kamu kesal, dan marah. Jangan tinggalin aku ya. Dan kalau aku minta kamu pergi, jangan pernah pergi. Tetap di sampingku. Janji?" (H. 289)

Meta morfillah

12 November, 2016

[Review buku] Critical eleven

Judul: Critical eleven
Penulis: Ika Natassa
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 344 hlm, 20 cm, cetakan ketiga september 2015, edisi ebook di ijak
ISBN: 978 602 03 1892 9

Dalam dunia penerbangan, ada yang namanya critical eleven. Sebelas menit yang paling kritis dalam pesawat, yaitu tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing. Dalam waktu ini para air crew harus serius berkonsentrasi, sebab banyak kecelakaan terjadi pada sebelas menit kritis tersebut. Prinsip itu menurut Anya juga pas untuk pertemuan seseorang, apakah akan berkelanjutan atau sepintas lalu saja. Tiga menit pertama Anya terkesan pada Ale di pertemuan pertama mereka. Dan Ale terkesan pada Anya di delapan menit terakhir pertemuan mereka. Cukup sebelas menit di pesawat Jakarta-Sydney yang membuat mereka memutuskan menikah setahun kemudian.

Semuanya terasa begitu menyenangkan, persis kisah happy ending. Mereka adalah pasangan yang membuat iri sekitarnya, juga menjadi idola. Hingga petaka itu datang, dan sebuah kesalahan Ale menutupi segala kebaikannya. Anya tersakiti dan memutuskan untuk membatasi hubungan dan berpura baik-baik saja di hadapan keluarga dan orang lain. Enam bulan berlalu, Ale tidak tahan dengan situasi yang membuat istrinya jauh. Ia bertekad memperbaiki kembali cintanya. Perjuangan yang dimulai saat libur sebulannya dari offshore. Sebelum kembali mereka menjalani Long distance marriage.

Romantis, ironi, namun mengalir lembut. Dengan alur maju mundur, bermain kenangan dari sudut pandang Anya dan Ale. Saya baru membaca dua karya penulis ini. Ternyata, tokohnya berhubungan. Harris Risjad di "Antologi Rasa" dengan Keara terjawab akhir hubungannya dalam novel ini. Benang merahnya pula, Harris adalah adik Ale. Gambaran lengkap keluarga pun utuh di novel ini. Tapi terlihat juga ciri khas penulis, yang hampir bersetting bandara, travelling, segala macam perjalanan, kehidupan metropolitan sukses, dan cinta tentunya. Jauh lebih baik dari novel sebelumnya yang saya baca. Btw, ini buku keempat yang saya baca di ijak.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Aku suka Jakarta. Macetnya, polusinya, padatnya. Karena di Jakarta semua orang berada in the state of trying. Trying to get home, trying to get to work, trying to stay, trying to leave, trying to works thing out. Bagiku Jakarta is a labyrinth is discontent. Setiap hari kita berusaha keluar dari labirin itu. The funny thing is, ketika kita hampir berhasil keluar, kita ketemu lagi hambatan yang membuat kita balik ke sana. Kita justru senang karena enggak diam di titik aman. Comfort zone is boring, isn't it?" (H. 11)

"Hidup ini jangan dibiasakan menikmati yang instan, jangan mau gampangnya saja. Hal terbaik dalam hidup justru seringnya melalui usaha yang lama dan menguji kesabaran dulu." (H. 31)

"Kalau kita sudah memilih yang terbaik, seperti kamu memilih istri kamu, seperti memilih biji kopi terbaik, bukan salah mereka kalau rasanya kurang enak. Salah kita yang belum bisa melakukan yang terbaik sehingga mereka menunjukkan yang terbaik juga pada kita." (H. 56)

"Tidak ada yang bisa mengerti, kecuali  pernah mengalami rasanya saat kebahagiaan orang mengingatkan pada kesedihan diri sendiri." (H. 93)

"For many of us, Jakarta is not a city, it's a book full of stories. Menyimpan banyak cerita di setiap sudutnya." (H. 144)

"Orang yang paling membuat kita terluka, biasanya adalah orang yang memegang kunci kesembuhan kita." (H. 252)

"Banyak hal di dunia ini yang semakin mudah jika kita semakin sering melakukannya. Namun untuk urusan hati, tidak ada yang pernah jadi lebih mudah karena biasa. Melalui patah hati, dikhianati, tidak akan pernah jadi mudah karena biasa." (H. 286)

Meta morfillah

10 November, 2016

[Review buku] In a blue moon

Judul: In a blue moon
Penulis: Ilana Tan
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 320 hlm, 20 cm, cetakan kedua april 2015, edisi ebook di ijak
ISBN: 978 602 03 1462 2

Buku ketiga yang saya baca di ijak. Sesuau dengan ekspektasi saya terhadap karya penulis. Ilana Tan selalu berhasil mengemas kisah romansa yang mengalir berlatar setting luar negeri. Kali ini di New York. Happy ending dan alur serta konfliknya tidak begitu berat. Tapi sangat asyik dan tak membosankan. Membuat seakan-akan saya yang membaca menjelma tokoh utama, Sophie Wilson.

Kali ini penulis berkisah tentang hubungan cinta yang diawali kebencian pada masa lalu. Sophie Wilson amat membenci Lucas Ford sebab apa yang dilakukannya saat SMA di Chicago. Siapa sangka, sepuluh tahun berlalu dan takdir mempertemukan mereka bahkan mengikat begitu erat. Kakek Lucas dan kakek Sophie berencana menjodohkan kedua cucunya. Tentu saja bukan hal mudah bagi Lucas untuk mendekati Sophie, sebab Sophie amat membencinya dan ia belum sempat meminta maaf pada Sophie. Namun, bagi seorang pria yang bersungguh mencintai, penolakan dan segala hambatan membuat Lucas bersabar membuktikan perubahan dirinya yang lebih baik dan pada akhirnya berhasil meyakinkan Sophie untuk menikahinya.

Well, saya suka dengan karya Ilana Tan. Dan terus terang saja, saat saya ingin menikmati bacaan yang ringan dan menghibur, maka karyanya selalu menjadi pilihan. Hmm... sebenarnya sih di novel kali ini konflik klasik: mengapa setiap lelaki menyukai wanita, ia malah bertingkah menyebalkan dan meledek wanita yang disukainya, untuk alasan mendekatinya dan berpura tak menyukai saat ditanya?

Agak penasaran juga sih mengapa judulnya In a blue moon? Padahal dalam ceritanya, blue moon hanya disinggung dua kali sebagai minuman yang selalu dipesan Sophie di bar saat bersama Lucas.

Saya apresiasi 4 dari 5.

"Kau mungkin tidak sempurna, tapi kau sempurna untukku." (H. 231)

"Memangnya ada tempat yang tepat untuk menyatakan perasaan?" (H. 313)

Meta morfillah

09 November, 2016

[Review buku] Dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta

Judul: Dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta (kumpulan sajak)
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 72 hlm, 20 cm, agustus 2014, edisi ebook di ijak
ISBN: 978 602 03 0718 3

Buku kedua di ijak (perpustakaan digital jakarta) yang saya baca. Hanya butuh setengah jam membacanya. Sebab isinya begitu ringan, bahasanya mudah dicerna, banyak ilustrasi gambar yang menarik. Bahkan beberapa sajaknya lucu dan terasa menyindir... hehe..

Seriously, aku suka dengan ilustrasi di tiap pembatas yang relevan dengan sajaknya. Bahkan gambarnya cukup menginspirasi untuk menulis sajak atau cerita lain.

Sejujurnya judul buku ini begitu mirip dengan kumpulan cerpen karya Tasaro GK "Dikatakan atau tidak dikatakan, tetap saja kusebut ia cinta." Beberapa sajak pun seakan menyindir sajak SGA sepotong senja untuk pacarku... hehe... perasaanku aja kali yaa.

Sayangnya, karena digital aku cuma bisa screenshot bagian yang menarik. Tak kutuliskan secara cuplikan atau quotes di review kali ini. Beberapa sajak sering diupdate sebagai status media sosial facebook sang penulis, loh!

Kuapresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta morfillah

[Review buku] Antologi rasa

Judul: Antologi rasa
Penulis: Ika Natassa
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 344 hlm, 20 cm, agustus 2011, edisi ebook dari iJak
ISBN: 978 979 22 7439 4

Kali pertama saya mencoba aplikasi ijak, perpustakaan digital jakarta. Saya memilih novel ini karena terpampang di halaman pertama pilihan dan stok yang tersedia cukup banyak, 29 buku. Saya selesaikan dalam waktu 1 hari. Lelah juga membaca via gadget. Mata saya sakit dan pundak terasa dingin kesemutan.

Novel metropop yang berkisah tentang percintaan kaum urban dengan kemampuan finansial amat baik, namun kurang dalam hal emosional. Empat sekawan bankir muda yang terlibat cinta tanpa titik temu serta silang menyilang. Kehidupan yang bebas, glamor dan hedonis ternyata tetap saja memiliki masalah klasik: perasaan cinta. Diceritakan dari tiga sudut pandang tokoh: Keara, Harris, dan Ruly.

Bahasanya sangat khas pekerja metropolitan yang sukses, bercampur english dan serapah. Gambaran pergaulan bebas, player, kemandirian hidup hingga jauh dari keluarga yang terkesan individualistis. Endingnya sangat realistis, bahwa antara harapan dan realita begitulah adanya. Bagi kalian yang mengharap kejelasan apalagi happy ending, bersiaplah untuk kecewa.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

Meta morfillah

08 November, 2016

[Review buku] Gurunya manusia

Judul: Gurunya manusia
Penulis: Munif chatib
Penerbit: Kaifa learning
Dimensi: xx + 256 hlm, 24 cm, cetakan XIV, Juni 2014
ISBN: 978 602 8994 44 6

Buku kedua setelah "Sekolahnya manusia" berisi lima bab. Bab pertama "Majulah pendidikan indonesia" membahas tentang mengubah paradigma bahwa tidak ada guru yang tidak mampu mengajar dan tidak ada siswa yang bodoh.

Bab dua "Menjadi gurunya manusia" membahas tentang bagaimana menjadi guru yang mengajar dengan hati dan tentunya menyenangkan. Bab tiga "Apersepsi" membahas menit pertama yang amat penting. Terangkum dalam zona alfa, trik masuk ke zona alfa, warmer, pre teach, dan scene setting.

Bab empat "Belajar mengajar dengan Multiple Intelligences Tingkat lanjut" berisi beragam strategi belajar seperti strategi diskusi, action research, klasifikasi, analogi, identifikasi, sosiodrama, penokohan, flash card, gambar visual, papan permainan, wayang, applied learning, movie learning, environtment learning, dan service learning.

Bab lima "Membuat lesson plan kreatif" berisi trik membuat RPP dan beragam special moment yang terjadi selama belajar.

Keseluruhan isi buku ini menarik dan sangat aplikatif. Detail memberikan gambaran serta contoh kasus. Juga memotivasi dengan beragam kalimat positif. Sangat cocok untuk guru, terutama ketika sedang hilang semangat mengajar hahaha...

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

"Guru harus selalu belajar untuk meningkatkan kualitas dirinya. Perkembangan zaman memungkinkan siswa mendapatkan informasi dari beragam sumber. Akibatnya, siswa menjadi lebih cerdas dan kritis. Inilah satu contoh kecil mengapa guru harus selalu belajar." (H.xv)

"Hak mengajar itu ada di tangan siswa, bukan di tangan guru. Penting untuk diketahui hak mengajar harus direbut oleh guru." (H.81)

"Profesi guru adalah profesi yang tiap hari selalu mendapatkan bahan-bahan untuk bisa diramu kembali menjadi tulisan yang menarik. Mestinya setiap guru menjadi penulis. Special moment sesungguhnya bisa menjadi bahan dasar untuk tulisan para guru." (H.202)

Meta morfillah

[Review buku] Menyemai impian meraih sukses mulia

Judul: Menyemai impian meraih sukses mulia
Penulis: Jamil Azzaini
Penerbit: Gramedia
Dimensi: xxv + 202 hlm, cetakan kedua edisi revisi september 2009
ISBN: 978 979 22 5052 7

Buku ini terdiri dari 7 bab yang berisi beberapa kisah pendek penulis. Kontemplasi dari apa yang dibaca, dialami, dan diamati. Bab pertama "Anak desa menjemput impian hidup" berisi tentang perjuangan penulis hingga menjadi sukses seperti sekarang. Bab kedua "Penghambat sukses" berisi tentang beragam hambatan kesuksesan. Bab ketiga "Belajarlah dari siapa pun" berisi sosok inspiratif menurut penulis. Bab keempat "Cinta dan keluarga" berisi tentang pentingnya keluarga dan bagaimana harus bersikap pada keluarga. Bab kelima "Meraih sukses mulia" menjabarkan tentang kesuksesan sejati yang diiringi kebermanfaatan bagi semesta hingga menjadi mulia. Bab keenam "Yang ditanam itulah yang dituai" berisi kisah bahwa segala hal yang kita lakukan akan dibalas sesuai, positif atau negatif. Bab terakhir "Menjaga hasil yang dituai" berkisah tentang apa yang harus dilakukan setelah kita sukses, hingga kemuliaan tercapai.

Beberapa sudah sering saya dengar dan baca, juga kisahnya ada yang diulang-ulang. Sehingga saya cukup bosan dan tak menemukan hal baru di dalamnya.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini memang terjadi dua kali, dalam pikiran dan dalam kenyataan." (H. 6)

"Kita boleh miskin harta tapi tidak boleh miskin ilmu. Karena kalau nanti hanya punya harta kita akan sibuk menjaga harta itu. Tapi kalau kita punya ilmu, ilmulah yang menjaga kehidupan kita." (H. 74)

"Untuk menemukan hakikat hidup sesungguhnya kita harus mampu menjawab tiga pertanyaan mendasar. Dari mana kita? Untuk apa kita hidup? Dan mau ke mana setelah kehidupan ini?" (H.176)

"Terkadang kita merasa mampu membuat berbagai prestasi tanpa campur tangan Tuhan. Padahal sesungguhnya we are nothing!" (H. 181)

"Bangsa kita adalah bangsa paternalistis. Perilaku pejabat akan dicontoh oleh banyak orang. Memilih pejabat yang tak bisa dijadikan teladan akan semakin memperburuk perilaku masyarakat." (H. 184)

Meta morfillah

07 November, 2016

Sesungguhnya siapa yang belajar, Nak?

Sesungguhnya, siapa yang belajar, Nak?

Aku hanya membaca ulang beberapa rumus utama dan mudah menyampaikannya. Sekadar kalian mengetahui atau mencatat. Tapi, Nak, untuk membuat kalian menyimak dan meresapi ilmu yang kualirkan, itu tidaklah mudah.

Aku belajar bagaimana bahasa yang mudah kalian mengerti. Aku belajar bagaimana menarik perhatian kalian agar kalian ridha atas waktu kalian untuk belajar. Aku belajar bagaimana membuat kalian senang setelah lelah mendapatkan informasi seharian. Aku belajar banyak, Nak. Jauh lebih banyak dari apa yang kuajarkan.

Aku bagai mengeja alif ba ta dari awal. Seperti baru kali pertama aku memahami ayat-ayatNya tentang kesabaran, bolak-baliknya hati manusia, keturunan yang shalih dan banyak lagi. Aku belajar bahwa sehebat apa pun seorang guru, sesungguhnya ia harus semakin dekat pada pencipta. Ia harus senantiasa memohon pertolongan Allah untuk melancarkan lisannya menyampaikan ilmu Allah--tidak sekadar ilmu agama, eksak bahkan sosial.

Pahamlah aku, apa yang dimaksud mengajar dengan hati. Mengajar dengan cinta. Mengajar harus ikhlas. Serta beragam kalimat pembesar hati yang tertuju untuk guru. Kalimat yang ringan dan indah diucap, namun berat dan sulit dijalankan.

Membuatku yakin, semua guru hebat itu adalah mereka yang senantiasa mengakui kelemahan dirinya dan meminta pertolongan Allah. Energi yang mereka miliki bersumber dari langit yang tak akan pernah habis untuk ditebar di muka bumi. Energi dakwah. Energi cintaNya. Sebab kita semua adalah da'i.

Siapa yang sepatutnya berterimakasih, Nak? Aku atau kamu?

Kukira adalah aku yang bodoh ini. Yang jauh lebih banyak belajar melalui dirimu, Nak.

Meta morfillah

#gambar games ular tangga di pelajaran IPA kelas 7 semester 1, kimia, berdasarkan kelompok STIFIn (Sensing, Feeling, Intuiting)

06 November, 2016

Wanita itu

Mungkin setiap yang melihat gambaran seperti ini akan bergumam, "Kasihan sekali wanita itu, sendirian. Alangkah baiknya jika ada pasangan."

Atau berprasangka begini, "Pasti wanita itu sedih belum memiliki pasangan yang bahunya bisa menjadi sandaran, lengannya bisa menghangatkan."

Terlebih bila mengetahui usia wanita tersebut sudah lewat seperempat abad. Semakin banyak gumaman, prasangka dan ucapan 'duka cita' menghampiri. Seringkali hal tersebut berasal dari orang terdekat. Yang amat sangat menyayanginya. Hingga beragam cara dilakukan agar wanita itu tak lagi nampak sendiri.

Perkenalan-perkenalan, promosi-promosi, pengajuan-pengajuan, hingga yang begitu vulgar adalah perjodohan-perjodohan. Berulang kali. Wanita itu hanya menampiknya dengan tawa dan gurauan. Seakan tak pernah serius dengan hidupnya. Hal itu membuat yang menyayanginya semakin mengkhawatirkannya. Maka hal di atas pun diulangi lebih intens dan gencar. Reaksi wanita itu tetap sama. Tertawa dan abai. Meski demi kesopanan, ia tetap hadir saat dikenalkan, dipertemukan, bahkan dijodohkan. Bukan karena ia tak berdaya menolak, tapi ia tahu semua itu upaya orang yang mencintainya dan ia juga cintai. Ridha seseorang yang menentukan surganya sekarang.

Sejauh ini, tak masalah. Hanya saja... pernahkah orang lain yang melihat gambaran wanita sendiri itu berusaha memastikan langsung pada wanita itu apakah ia kesepian, tak baik-baik saja? Padahal mungkin, ia mencintai ketenangan. Wajahnya mungkin begitu berbahagia meski sendiri. Bukan berarti ia menampik kehadiran orang lain di sampingnya untuk menyempurnakan gambaran. Tapi ia menyukai hal yang tenang, tak tergesa tapi pasti. Menggunakan waktunya sebaik mungkin hingga seseorang yang berani melangkah menghampirinya dengan niat yang kuat, bukan karena dorongan orang lain sekadar memuaskan prasangka majemuk.

Apakah pernah ada yang memastikan apa sebenarnya yang sungguh-sungguh dipikirkan wanita itu? Apakah melulu perkara pendamping? Bagaimana kalau ternyata ada skenario di kepalanya yang tak pernah bisa kalian mengerti? Sebab hidupnya tak sama dengan hidup kalian. Dan cukuplah kalian tak usah membebaninya dengan ratapan kalian yang sesungguhnya tak ia butuhkan.

Bagaimana?

Meta morfillah

[Review buku] Hujan

Judul: Hujan
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 320 hlm, 20 cm, cetakan kedua puluh Agustus 2016
ISBN: 978 602 03 2478 4

Jika kamu dihadapkan pada pilihan mengingat kenangan buruk yang acap kali membuatmu tersiksa atau memilih membuang semua ingatan itu seakan tak pernah terjadi melalui modifikasi ingatan, mana yang akan kamu pilih?

Adalah Lail, gadis berusia 20 tahun yang hidup di tahun 2050, dengan segala prestasi dan kebaikan hatinya, meski takdir melenyapkan hampir seluruh kebahagiaannya, memutuskan untuk melakukan modifikasi ingatan. Sebuah teknologi maju mengenai saraf otak yang bisa memilih menghapus memori menyakitkan--berwarna merah--secara tetap. Memori berwarna merah pada otak Lail adalah memori tentang Esok--Soke Bahtera--anak lelaki yang tujuh tahun lalu menyelamatkannya dari bencana besar yang mengubah dunia. Anak lelaki yang begitu cerdas di usia muda yang hanya terpaut dua tahun di atas Lail. Anak lelaki yang telah berubah menjadi ilmuwan terkenal yang hanya mampu ditemuinya setahun sekali namun pertemuan itu juga mampu menerbitkan senyum Lail selama setahun ke depan.

Benarkah Lail mampu menghapus segala kenangannya bersama Esok sebelum ia mendengar penjelasan langsung dari Esok mengenai perasaan Esok terhadapnya?

Novel berlatar waktu masa depan dengan segala isu lingkungan, khayalan kecanggihan, dan kebaikan hati manusia ini pada dasarnya tetap menceritakan tema klasik dari zaman purba: tentang perasaan laki-laki dan wanita yang lazim kita sebut itu cinta. Didukung dengan kisah persahabatan Lail dan Maryam, dan tentu saja Hujan, fenomena alam yang sarat kenangan dan romantisme. Alurnya maju mundur, tapi lebih banyak flashback saat menceritakan kronologi sebelum proses penghapusan ingatan dimulai.

Ide tentang mesin modifikasi ingatan ini sungguh menarik. Juga tentang pemilihan judul dan awalan mengapa hujan yang jadi tema berhasil membuat saya penasaran. Tapi selebihnya biasa saja dan mudah ditebak.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Kesibukan adalah cara terbaik melupakan banyak hal, membuat waktu melesat tanpa terasa." (H.63)

"Membalas kejamnya takdir dengan membantu orang lain. Mengobati kesedihan dengan berbuat baik." (H.137)

"Sengaja tidak memberitahu siapa pun, karena begitulah sejatinya relawan. Bekerja dalam lengang." (H.187)

"Jangan pernah jatuh cinta saat hujan, Lail. Karena ketika besok lusa kamu patah hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu." (H.200)

"Kamu tahu kenapa kita mengenang banyak hal saat hujan turun? Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya." (H.201)

"Tidak ada kabar adalah kabat, yaitu kabar tidak ada kabar. Tidak ada kepastian juga adalah kepastian, yaitu kepastian tidak ada kepastian. Hidup ini juga tentang menunggu. Menunggu kita menyadari: kapan kita akan berhenti menunggu." (H.228)

"Hanya orang-orang kuatlah yang bisa melepaskan sesuatu, orang-orang yang berhasil menaklukkan diri sendiri. Meski terasa sakit, menangis, marah, tapi pada akhirnya tulus melepaskan, maka dia telah berhasil menaklukkan diri sendiri." (H.298)

"Bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan." (H.308)

"Bukan seberapa lama umat manusia bisa bertahan hidup sebagai ukuran kebahagiaan, tapi seberapa besar kemampuan mereka memeluk erat semua hal menyakitkan yang mereka alami." (H.317)

Meta morfillah

[Review buku] Milea: Suara dari Dilan

Judul: Milea (Suara dari Dilan)
Penulis: Pidi Baiq
Penerbit: Pastel books
Dimensi: 360 hlm, 20.5 cm, cetakan III september 2016
ISBN: 978 602 0851 56 3

Ini adalah buku ketiga seri kisah cinta Dilan, juga buku pertama dan terakhir yang berkisah dari sudut pandang Dilan. Memberitahukan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dialami seorang Dilan. Juga pandangannya tentang Milea. Apa yang membuatnya menjadi Dilan, dengan semua pesona kekonyolan serta gombalan yang khas Dilan.

Juga beragam hal yang menyebabkan kandasnya hubungan mereka, perasaan mereka masing-masing yang sebenarnya masih menginginkan. Sayangnya yang pria gengsi dan termakan praduga tak valid, sang wanita hanya menunggu dan tak berani memulai, malu. Sangat alamiah. Tak banyak detail baru, juga tak banyak hal lucu seperti buku sebelumnya. Khas cowok yang tak detail dan berusaha terkesan maskulin.

Terasa agak bertele di awal mengenai cerita Dilan akan Pidi Baiq. Tapi juga jujur tentang bercerita mengenai seseorang melalui tulisan jauh lebih leluasa, nyaman, dan jujur dibanding bertemu dan bicara langsung.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Hal yang normal kalau ada orang cinta ke kami, dia hanya akan melihat sisi baikmu." (H. 15)

"Kurasa banyak sekali cara dan kita pasti punya kapasitas untuk bisa berbuat baik dan menyenangkan orang lain, apakah kita punya tampang atau tidak, punya uang atau tidak. Hal paling penting dari semuanya adalah kita masih punya nyawa." (H. 127)

"Orang yang kita sukai biasanya akan tersentuh oleh hal yang mengejutkan dan sekaligus menyenangkan sehingga sebuah hadiah bukan semata-mata soal hadiah, tetapi lebih jauh dari itu mampu menunjukkan adanya usaha sebagai bentuk perhatian yang sungguh-sungguh." (H.135)

"Di mana pun kampusmu, itu adalah kampusmu, tetap yang terbaik, orang-orang harus tahu, semuanya adalah romantisme, sisanya adalah perjuangan. Bukan nama kampusnya yang harus dijunjung tetapi ilmu pengetahuannya yang harus disebarkan. Ini bukan tentang apa yang kaumiliki, tetapi tentang apa yang kaulakukan, di mana pun kau berada!" (H. 268)

"Masa lalu tak usah dihindari atau ditolak. Masa lalu akan menjadi penasihat yang baik. Tidak ada gunanya kausesali. Biarlah itu hadir sebagai aliran yang membawamu pergi ke tujuan yang lebih baik." (H. 318)

"Aku tidak merasa harus lebih baik dari orang lain, aku hanya berusaha untuk lebih baik dari diriku yang kemarin." (H. 352)

Meta morfillah

02 November, 2016

[Review buku] Tentang kamu

Judul: Tentang kamu
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Dimensi: vi + 524 hlm, 13.5 x 20.5 cm, cetakan pertama oktober 2016
ISBN: 978 602 0822 341

Buku dengan kisah yang spesial dari orang spesial untuk momen spesial. Jazakillah khair ka ulya untuk hadiah milad ke 27 nya. Pemberiannya pun spesial, sangat kuhargai perjuangannya.

Tere liye, lagi-lagi membuktikan semakin derasnya haters tidak mematahkan semangatnya melahirkan buku yang kian kaya riset dan detail. Buku terbarunya ini mulai berani mengambil setting tempat di luar negeri yang tidak hanya tempelan. Tapi dijelaskan dan ditelusuri. Juga berani mengambil setting waktu dengan poin penting dari tahun 1940-2016 baik di sejarah Indonesia maupun dunia. Dan juga, berani mengambil alur maju mundur, yang lebih seringnya flashback dengan gaya detektif. Menelusuri jejak masa lalu sang tokoh utama. Persis roman, dari ia lahir hingga ia meninggal.

Tokoh itu adalah Sri Ningsih. Perempuan pendek, hitam, gempal kelahiran Pulau Bungin, Sumbawa, yang memiliki hati sejernih air, otak cerdas, kedayatahanmalangan mengagumkan serta kemauan belajar tinggi. Anak pelaut tangguh yang didoakan orangtuanya akan menjadi besar dan menjelajah dunia. Namun meninggal dengan damai dalam kesendirian di panti jompo Prancis, tapi tidak kesepian. Meninggalkan warisan harta yang sangat besar.

Berbekal sepucuk surat, Zaman Zulkarnaen pengacara muda Indonesia dari Thompson & Co, London menelusuri jejak kehidupan Sri Ningsih. Mencari tahu siapa pemilik waris yang sah. Sayangnya, hanya buku diary berisi lima tulisan dan beberapa lembar foto saja yang ia dapatkan. Tenggat waktu memaksa Zaman berpikir keras dan mengerahkan segenap kemampuannya untuk menggali masa lalu dan menemukan benang merah.

Banyak nama dan kota yang ia telusuri demi Sri Ningsih. Ada Ode di Pulau Bungin, Nur'aini di Surakarta, Cathy di Jakarta, Rajendra dan keluarganya di London, dan Aimee di Paris. Berhasilkah? Silakan baca sendiri buku ini. Buku yang memaksa saya tetap membacanya meski migrain dan flu menyerang. Sayangnya rasa penasaran saya dan alur yang dinamis begitu menggoda hingga 4 jam setelah maghrib barulah saya bisa bernafas lega menamatkannya. Meski terasa ada bagian yang terlalu 'kebetulan' dan 'always happy ending' khas tere liye, tapi tidak mengurangi keasyikannya. Bahkan sekarang saya tidak merasa aneh dengan kebetulan itu. Sebab hal paling fiksi dari fiksi adalah kehidupan itu sendiri, bukan? Hehe...

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

"Setiap janji, sesederhana apapun itu, memiliki kehormatan." (H.45)

"Pertanyaan terpentingnya bukan berapa kali kita gagal, melainkan berapa kali kita bangkit lagi, dan lagi setelah gagal tersebut?" (H.210)

"Bahkan sejatinya, banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan, karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya." (H.257)

"Tidak ada yang benar-benar bisa kita lupakan, karena saat kita lupa, masih ada sisi atau orang lain yang mengingatnya." (H.270)

"Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugrah terbesar hidupku. Nasihat lama itu benar, cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita. Terima kasih. Aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi. Karena dicintai begitu dalam oleh orang lain akan memberikan kita kekuatan, sementara mencintai orang lain dengan sungguh-sungguh akan memberikan kita keberanian." (H.286)

"Daripada kita sibuk bertanya kapan seorang gadis menikah, hanya membuatnya sedih, lebih baik bantu dia agar segera mendapatkan jodohnya. Itu lebih bermanfaat." (357)

"Apa yang membuat pernikahan orangtua dulu langgeng berpuluh tahun? Karena mereka jatuh cinta setiap hari pada orang yang sama. Maka kesedihan dan ujian seberat apapun bisa dilewati dengan baik." (H.385)

"Dia tetaplah wanita biasa. Saat orang lain melihatmya tegar menghadapi apapun, orang lain tidak tahu seberapa besar perjuangannya untuk membujuk dirinya sendiri sabar, melepaskan, melupakan, dan semuah hal yang ringan dikatakan, tapi berat dilakukan. Karena bila bicara tentang penerimaan yang tulus, hanya yang bersangkutanlah yang tahu seberapa ikhlas dia telah berdamai dengan sesuatu." (H. 406)

"Hati manusia persis seperti lautan, penuh misteri. Kita tidak pernah tahu kejadian menyakitkan apa yang telah dilewati oleh seseorang." (H.415)

"Lihat! Baca! Biar kepalamu yang dipenuhi kebencian tercerahkan." (H. 505)

Meta morfillah

Text Widget