25 October, 2020
[Review buku] Ignite me
20 October, 2020
[Kajian] Tafsir Q. S. An Naba 17-40 {part 2 END}
Oleh Dr. Amir Faisol Fath
إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا (17) يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا (18) وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا (19) وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا (20
Sesungguhnya hari keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan. (17) Yaitu, hari ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok. (18) Dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu. (19) Dan dijadikanlah gunung-gunung lalu jadilah fatamorgana. (20)
Ayat 17-20 menceritakan awal terjadinya hari kiamat. Tanda-tandanya berurutan seperti dalam ayat ini. Kalau belum lengkap, maka belum kiamat. Dijelaskan pula gambaran di akhirat. Diawali tentang neraka, baru surga.
Tanda-tanda kiamat menurut peneliti ada 2: kecil dan besar. Kiamat kecil sudah habis tandanya, tersisa tanda kiamat besar. Diawali dengan munculnya dajjal.
Mengapa harus ada kiamat?
Sebab dunia tidak sanggup menyelesaikan masalahnya sendiri. Banyak yang benar dianggap salah, dan sebaliknya.
Rasul menyebut 3 tanda:
1. Tanda yang dialami manusia
2. Tanda yang dialami langit
3. Tanda yang dialami bumi
إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا (21) لِلطَّاغِينَ مَآبًا (22) لَابِثِينَ فِيهَا أَحْقَابًا (23) لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا (24) إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا (25) جَزَاءً وِفَاقًا (26) إِنَّهُمْ كَانُوا لَا يَرْجُونَ حِسَابًا (27) وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كِذَّابًا (28) وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا (29) فَذُوقُوا فَلَنْ نَزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَابًا (30
Sesungguhnya neraka Jahannam itu ada tempat pengintai. (21) Lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas. (22) Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya. (23) Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak pula minuman. (24) Selain air yang mendidih dan nanah. (25) Sebagai pembalasan yang setimpal. (26) Sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab. (27) dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya. (2) Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam kitab. (29) Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab. (30)
Ayat 21-30 menggambarkan tentang neraka. 1 hari di neraka = 1000 tahun di dunia (Q. S. Al Hajj: 47).
Malaikat Malik tidak pernah tersenyum, karena penghuni neraka tidak pantas disenyumi. Penghuni neraka minta cuti sehari dari siksaan, tapi tidak bisa. Tak putus-putus. Mereka hidup dan merasakan sakit. Makanannya kalau tidak panas, menjijikkan. Penyebab utama masuk neraka, adalah karena mereka tidak percaya adanya hisab. Padahal hisab itu sama dengan evaluasi di perusahaan. Balasannya setimpal.
اِنَّ لِلۡمُتَّقِيۡنَ مَفَازًا ۙ ﴿31﴾ حَدَآئِقَ وَاَعۡنَابًا ۙ ﴿32﴾ وَّكَوَاعِبَ اَتۡرَابًا ۙ ﴿33﴾ وَّكَاۡسًا دِهَاقًا ؕ ﴿34﴾ لَا يَسۡمَعُوۡنَ فِيۡهَا لَـغۡوًا وَّلَا كِذّٰبًا ۚ ﴿35﴾ جَزَآءً مِّنۡ رَّبِّكَ عَطَآءً حِسَابًا ۙ ﴿36
Ayat 31-36 menggambarkan tentang surga.
Surga itu dipenuhi 3 nikmat:
1. Nikmat pemenuhan nafsu makanan
2. Nikmat pemenuhan nafsu seks
3. Nikmat pemenuhan nafsu bersenang-senang
Istri bisa capek melayani suami di surga, makanya ada bidadari. Tapi tidak ada rasa cemburu di istri. Tidak ada lagi ibadah di surga (seperti shalat, tilawah, puasa, dll), surga hanyalah tempat bersenang-senang. Balasannya melebihi yang dibayangkan.
Ayat 37-40 Allah menggambarkan dirinya melalui kekuasaan/kehebatannya. Ruh malaikat yang dimaksud adalah Jibril. Pada akhirnya, yang mukmin merasa menyesal amalnya sedikit. Sementara yang kafir merasa menyesal mengapa ia berdosa dan tidak ada lagi harapan untuk terbebas dari neraka.
*catatan sepemahaman penulis
Meta morfillah
[Kajian] Tafsir Q. S. An Naba 1-16 {part 1}
Oleh Dr. Amir Faisol Fath
- Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?
- Tentang berita yang besar
- yang mereka perselisihkan tentang ini.
Ayat 1-3 bercerita tentang hari kiamat. Akan ada yang berbeda jalan (ke surga atau ke neraka).
Ayat 4-5 Allah menjawab pertanyaan sebelumnya, bahwa jangan coba-coba menolak hari kiamat. Sebab hal itu pasti akan terjadi. Meski dilakukan penelitian bertahun-tahun, tidak akan mengubah kepastian hari kiamat. Hal itu ditegaskan dengan kata “Tsumma” ( ثم ) yang menunjukkan waktu dan pasti. Makanya kalau kita berjanji harus bilang Insya Allah, sebab Allah yang punya kepastian. Kita tidak.
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا (6) وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا (7) وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا (8) وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا (9) وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (10) وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (11) وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا (12) وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا (13) وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا (14) لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا (15) وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا (16
7. dan gunung-gunung sebagai pasak?,
8. dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,
9. dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,
10. dan Kami jadikan malam sebagai pakaian
11. dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,
12. dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,
13. dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),
14. dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah,
15. supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,
16. dan kebun-kebun yang lebat?
Ayat 6-16 berbicara tentang akal. Melalui ayat ini, cara Allah menggugah akal manusia. Orang kafir tidak pernah membicarakan tentang akal, melainkan otak. Orang beriman bicara akal. Gampang bagi Allah menghidupkan yang mati. Saat akal berkata tidak, ada dimensi di atas akal, yaitu IMAN.
Allah ajak akal kita berpikir mulai dari berkeliling melihat bumi. Bumi bentuknya bulat, tapi kok kalau kita jalan, dia datar? Padahal kalau semut di atas bola bulat, digulingkan, jadinya miring-miring. Harusnya kalau kamu bawa mobil, rasanya miring. Tapi kata Allah, tidak! Kubuat bumi terasa menghampar hingga kamu nyaman seperti bayi di pangkuan ibunya.
Lalu lihatlah gunung. Itu bukan sekadar hiasan, tapi ada fungsinya. Menjadi pasak bumi.
Lihat diri kita! Dicipta berpasangan: Lelaki dan perempuan. Demi melestarikan manusia. Semua ada fungsinya. Jangan melawan arah seperti LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual, Transgender) yang fitrahnya sama, jadi bersaing. Berkacalah pada kaum Nabi Luth yang dibinasakan.
Kaum perempuan/ibu diberi Allah kelebihan perasaan karena menanggung tugas-tugas yang memerlukan perasaan (haid, hamil, nifas, dan menyusui).
Kaum lelaki/bapak diberi kelebihan logika untuk mendukung fungsi mencari nafkah.
Lihat orang tidur, sebenarnya itu sedang mati, hanya bisa kubangkitkan lagi (kata Allah)!
Allah berikan malam untuk istirahat, seperti ibu meredupkan lampu agar anaknya lelap saat tidur.
Penyakit itu timbul dari 3 hal: banyak pikiran, banyak makan, dan kurang istirahat yang tepat.
Tabiat dunia = ada masa expired (termasuk kita). Maka jangan masukkan dunia ke dalam hati kita. Iman yang seharusnya masuk!
Lihat tujuh lapis langit! Jarak antar langit seperti jarak bumi ke langit. Yang ada bintang-bintangnya hanya langit dunia. Langit di atasnya tidak ada bintang.
Awan hujan disamakan dengan wanita yang mau haid (seperti kesakitan/berat/sumilangan), makanya bahasa arabnya al ma'tsurat.
*catatan sepemahaman penulis
Meta morfillah