Pages

28 April, 2018

Dosa bertanya "Kapan nikah?" pada orangtua gadis

DOSA BERTANYA "KAPAN NIKAH?" PADA ORANGTUA GADIS

Seandainya kalian tahu, berapa banyak akibat hingga su'udzan yang kalian timbulkan akibat pertanyaan "Kapan nikah?" pada orangtua gadis yang berumur, kalian mungkin tidak akan tega dan takut dosa.

Bagi saya, tak mengapa bila pertanyaan itu ditujukan pada saya pribadi, asal jangan ke Mama saya. Nanti beliau akan berpikir panjang dan dalam, lalu sakit, baru berani konfirmasi pada saya.

"Met, memang kamu pilih-pilih ya kriteria suami?"

Pertanyaan tiba-tiba di suatu malam, saat kondisi saya sedang lemah sekali, dua hari terkapar. Pertanyaan yang amat biasa sebenarnya. Tapi siapa yang menanyakannya, orang yang amat saya kenal dan tahu saya dalam kondisi sakit, biasanya tidak akan bertanya seperti itu. Saat terlontar pertanyaan itu, saya paham pasti proses pemikirannya sudah panjang. Beliau sudah sedemikian gelisah hingga tidak kuasa lagi menahan diri.

Benarlah setelah ditelusuri, beliau mendapat banyak pertanyaan seputar kapan saya menikah dari sekitar rumah. Perlu pemilihan kata, kelembutan, hingga kesabaran dalam menjelaskan kembali bahwa apa pun takdir Allah bagi saya, itu yang terbaik. Bahwa ikhtiar maksimal telah kita lakukan. Kira-kira setelah 4 jam berbicara, baru beliau tenang lagi.

Seandainya kalian tahu sebesar apa rasa bersalah yang kalian timbulkan padanya, hanya karena pertanyaan iseng "Kapan nikah?" kalian padanya. Di usia senjanya, beliau merasa gagal hanya karena bungsunya masih sendiri. Sampai beliau lupa bersyukur bahwa bungsunya sehat, bahagia, sukses menggapai apa yang dicitakan, mandiri, dan makin mencintai Allah dan RasulNya.

Betapa berdosanya kalian!

Sudahilah pertanyaan itu. Jangan pernah ada lagi yang membuat sedih orangtua para gadis yang belum menikah. Kalian tidak tahu apa saja ikhtiar mereka, bagaimana mereka bisa bersabar dengan satu pertanyaan besar tentang hidup anak mereka. Bagaimana mereka berusaha tawakkal dan berdamai dengan takdir.

Semoga saja, kalian tidak sampai berada di posisi mereka kelak!

Meta morfillah

07 April, 2018

[Review buku] Appointment with death

Judul: Appointment with death
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 272 hlm, 18 cm, cetakan keduabelas
ISBN: 978 602 033 9399

Mrs. Boyton adalah sosok yang tidak menyenangkan dan layak untuk mati. Perlakuannya terhadap keluarga dan orang lain sama sekali tidak menimbulkan simpati. Tapi saat dia meninggal dan ada kecurigaan bahwa itu adalah pembunuhan dengan suntikan di tangan, Hercule Poirot merasa kebenaran harus ditegakkan. Meskipun dengan meninggalnya Mrs. Boyton keadaan semakin baik.

Namun siapakah yang telah membunuhnya? Apakah Raymond dan Carol, yang suaranya didengar Poirot saat mengatakan ingin membunuh ibu tirinya? Ataukah Nadine, menantunya yang merupakan mantan perawat? Ataukah Sarah King, calon dokter yang jatuh hati pada Raymond? Ataukah orang luar yang sedang berlibur di Petra? Ataukah semuanya bekerjasama dalam pembunuhan itu?

Banyak motif dan alibi yang membuat semuanya masuk akal. Namun hanya ada satu pelaku dan satu kebenaran, yang harus diungkapkan Poirot dalam satu hari.

Alur dan detail yang disajikan sangat menarik. Meski tebakan saya benar tentang siapa pelakunya, namun berkali saya sempat terkecoh dan menyangka pelakunya berbeda. Twistnya sungguh keren.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta morfillah

03 April, 2018

Coaching: Salon kepribadian

#Sensing #ekstrovert yang belum cerdas itu umumnya manja, caper, suka pamer, jago meniru, mudah ikut teman dan pencemas. Jadi kalau punya anak #Se, siapkan lingkungan yang baik dan bisa dijadikan contoh/model baginya.

Ngomong sama dia itu pakai bukti. Harus detail. Dan suka banget diimingi hadiah karena drive ekstrovertnya.

Salah satu siswa saya harus dicoaching, tepatnya counseling pribadi tentang kepribadiannya. Agar menjadi #Se yang cerdas, berani tampil dengan potensi terbaiknya. #Se yang cerdas itu rupawan, banyak teman, patuh, loyal, dermawan, dan sabar.

Jadi, hal kecil seperti mengingatkan untuk murah senyum, berbagi, tidak berteriak, tidak berlebihan dandan, dan lainnya didetailkan. Dicatat tiap hari (seperti malaikat raqib dan atid) apa saja perilaku positif dan negatif yang dia lakukan. Sehingga dia melihat sendiri record kepribadian dirinya. Diakumulasi per bulan. Disiapkan reward dan konsekuensi bila berhasil atau tidak.

Bagi yang melihat, seperti pekerjaan gak jelas guru yang terlalu iseng nanyain kegiatan siswanya. Orangtuanya aja mungkin gak sedetail ini. Tapi, inilah komitmen aplikasi #STIFIn , memperbaiki akhlak dan menjadi pendidik yang sungguh mengharapkan pertolongan siswa yang dididiknya di surga kelak.

Sebulan program ini berjalan, alhamdulillah ada progress. Dia berhasil. Dia bahagia mendapat reward yang sesuai keinginannya. Tapi ada yang jauh lebih bahagia. Sang coach.

Bulan baru, target baru. Saat dia tantrum, sekarang dia sudah bisa bijak memilih pada siapa dia harus bercerita. Kadang, langsung saja dia bercerita ke saya. Sering konseling. Itulah risiko menjadi coach, harus siap kapan saja.

Proses ini, bukan hanya untuknya tapi juga untuk saya. Belajar sabar. Kita sama-sama kepompong, Nak. Yakinlah proses ini akan membuat kita jadi kupu-kupu yang cantik. Proses coaching yang kita namakan SALON KEPRIBADIAN.

Meta morfillah

#sekolahislamibnuhajar #bogor

Text Widget