Pages

30 November, 2015

[Kajian] Potret Keluarga dalam Al Qur'an

Resume Tabligh Akbar Komunitas Parenting Nabawiyyah
(Bogor, 17 Shafar 1437 H)

"Potret Keluarga dalam Al Qur'an"
oleh Ust. Budi Ashari Lc.

Dalam Al Quran, Allah menjelaskan ttg pengganti golongan orang yg diberi petunjuk dari keturunan Adam As. Ia adalah umat yg meninggalkan sholat; mengikuti hawa nafsu; kemudian mereka tersesat (QS. Al Maidah: 59). Allah sebutkan 3 hal ini berurutan karena di dalamnya ada sebab akibat. Orang yg melalaikan sholat, dalam hal ini juga termasuk ia yg tidak khusyuk dalam sholatnya. Maka akibat hal ini mengantarnya pada poin kedua, mengikuti hawa nafsu. Karena sholat baginya tak mampu lagi mencegah kemungkaran. Maka ketika syahwat sudah menjadi tujuan, pastilah ia akan tersesat. Setiap kata dalam Al Quran pasti mengandung makna.

Kita boleh mengambil pendidikan parenting dan keluarga dari pakar barat. Seperti Allah yg dalam Al Quran membenarkan perkataan Ratu Bilqis, meskipun ia seorang yg musyrik. Karena memang mengandung kebenaran. Tapi kita harus tahu dulu dasar pedoman dari agama  kita yaitu Al Qur'an agar tidak mudah disesatkan.

Dari 114 nama surat di Al Qur'an, tak ada satupun memakai nama yang tidak baik. Dalam bahasa Arab, ismun bisa berarti tanda; bisa juga sumu' yg artinya tinggi. Maka tak pantas nama orang dzalim masa lalu menjadi bagian dari Al Quran. Sekali lagi, Al Quran selalu punya maksud pada setiap segi penciptaannya.

Dari 114 nama surat, hanya satu surat di mana Allah abadikan potret keluarga. Ialah Ali 'Imran (keluarga Imran). Mengapa harus Imran? Ia bukan nabi atau Rasul. Karena dalam silsilah keluarganya terkandung banyak keagungan. Ialah Maryam, putri Imran. Wanita shalihah, Ibunda Isa As. Bahkan Rasulullaah Saw. pernah bersabda, "Dari kalangan laki-laki yang memiliki kesempurnaan banyak, tapi dari kalangan wanita tidak ada yang mulia selain Maryam." Dari kisah Imran, kita bisa belajar bahwa bukan hanya Nabi dan Rasul yg mulia, agar kita yang manusia biasa tidak lari dari tanggung jawab dgn mengatakan, "gapapa saya begini, saya bukan Nabi."

Dalam QS. Ali Imran: 33, Allah pilihkan 4 tokoh yang bisa kita ambil pelajaran. Ada Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, juga keluarga Imran. Dalam ayat ini Allah pilih kata Isthofa yg artinya memilih. Mengapa Allah tidak pilih kata Ikhtaro yg artinya memilih juga? Karena ishtofa itu maksudnya memilih utk diri sendiri. Lebih spesifik, Allah yg pilihkan langsung sebagai teladan. Mengapa pada kata Adam dan Nuh tidak disisipkan kata 'keluarga'? Kita belajar dari keluarga Adam ttg kisah Qabil dan Habil. Kisah itu adalah perintis sifat hasad pertama kali. Juga pada kisah Nuh, kita saksikan pembangkangan Qan'an yg durhaka pada Nuh. Tidak kita pungkiri Adam dan Nuh adalah Nabi mulia. Tapi Allah tidak ingin kita mencontoh keluarganya. Sementara lagi, Allah sebutkan keluarga Imran juga Ibrahim sebagai potret yg harusnya kita teladani. Dari keluarga Ibrahim dgn Sarah, Allah karuniakan Ishak. Dari keluarga Ibrahim dgn Hajar, Allah karuniakan Ismail.

Dalam QS. Ibrahim: 37, Ibrahim berdoa gamblang yang menggambarkan visi jelas sebuah pondasi rumah tangga. Potret keluarga Abu Lahab dan istri juga bisa kita jadikan pelajaran. Abu Lahab yg parasnya tampan, istrinya cantik; hartanya yang melimpah; keturunannya banyak. Tapi Allah jadikan mereka sejoli yang langgeng hingga neraka. Karena poin diatas (paras, harta, keturunan) bukan tujuan akhir dari sebuah keluarga.

Allah beri kita teladan tentang seni mengingatkan orang lain. Dalam hal ini, Ibrahim menasihati sang Ayah. Ia bukan menyebutkan 'Yaa Abi' (Wahai Ayah). Tapi 'Yaa Abati', ada sisipan hurus 'ta' yg maksudnya kesayangan yg teramat sangat. Lalu pada lafaz berikutnya, Ibrahim menuntun lisannya dgn amat bijak, "Wahai Ayah, aku kedatangan ilmu yang Ayah belum datang kepadamu." Pada statement ini, Ibrahim tidak menyombongkan diri, ia tetap merendah meski misinya adalah mendakwahi Ayahnya.

"Wallahu a'lam bishshowab..

29 November, 2015

[Kajian] Peran rumah dalam pendidikan anak

PERAN RUMAH DALAM PENDIDIKAN ANAK

Minggu, 29 Nov 2015
Ust. Herfi Ghulam Faizi

Kebanyakan orang berilmu/datang ke majelis ilmu, tapi tidak diulangi lagi ilmunya di rumah. Banyak beli buku parenting, tapi tidak belajar dari Al Quran. Semangat belajar, tapi tidak semangat mengajarkan. Padahal ilmu yang didapatkan itu adalah benda mati, ia hanya akan hidup jika kita menghidupkannya dengan cara mengamalkan.

Optimalisasi rumah untuk melahirkan generasi muslim yang istimewa.

Ingat, bahwa orangtualah yang bertanggung jawab terhadap anak, bukan guru! Yang akan dihisab oleh Allah tentang baik buruknya anak adalah orangtua, bukan guru.

Ingatlah cerita pada saat kekhalifahan Umar bin Khattab, yang akan menghukum seorang anak lelaki. Lalu anak itu bertanya pada Umar, apa saja hak seorang anak dari orangtuanya. Umar menjawab ada 3 hak anak:
1. Hak dipilihkan ibu yang baik
2. Hak diberikan nama yang baik
3. Hak diberikan pendidikan yang baik

Lalu anak itu mengaku bahwa ia tidak mendapatkan ketiga hal tersebut dari orangtuanya. Maka sesungguhnya, orangtua tersebut telah zalim pada sang anak, jauh sebelum sang anak menjadi durhaka.

Jangan juga kita paksakan anak kita menjadi seseorang atau sesuatu yang kita inginkan. Misal, kita memiliki klinik besar, maka anak kita harus menjadi dokter untuk mewarisi klinik tersebut. Padahal anak kita tidak ingin menjadi dokter, lalu kita paksa.

Saya sendiri--red: ustad--saat anak saya didaftarkan di sekolah favorit lalu tidak lulus, ya sudah tidak saya paksa. Banyak yang orangtuanya berhasil dalam akademis, tapi anaknya tidak. Ya sudah, tidak usah dipaksa harus seperti orangtuanya.

Pentingnya rumah yang baik:
"Dan TANAH YANG BAIK, tanaman-tanamannya TUMBUH SUBUR dengan izin Allah, dan TANAH YANG BURUK, tanaman-tanamannya yang TUMBUH MERANA." (Q. S. 7 [Al A'raf]: 58)

Dari ayat tersebut, menunjukkan bahwa baiknya iklim/lingkungan di rumah, akan menghasilkan generasi yang baik.

Pesan Imam Gazhali:
Saat lahir, fisik anak belum disempurnakan oleh Allah. Orangtualah yang menyempurnakan fisiknya dengan memberi asupan makanan bergizi. Begitu pun jiwanya. Orangtualah yang menyempurnakan jiwa anak dengan memberikan pendidikan dan akhlak yang baik. Bila anak dibiasakan baik, maka orangtua akan bahagia dunia akhirat. Bila anak dibiasakan buruk, maka orangtua akan sengsara dan binasa.

Rumah kita bukanlah rumah laba-laba!
"Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui." (Q. S. 29 [Al Ankabut]: 41)

Karakteristik rumah laba-laba:
1. Laba-laba betina (secara fisik, bentuknya lebih besar daripada pejantan) yang membangun rumah.
2. Laba-laba betina tidak lagi butuh pejantan setelah dibuahi.
3. Laba-laba pejantan akan lari dari rumah setelah membuahi.
4. Anak laba-laba akan memakan induknya setelah dewasa.

Secara ilmiah, rumah laba-laba adalah rumah terkuat. Seratnya sangat kokoh 5x lipat dibanding baja. Namun, mengapa Allah mengatakan rumah laba-laba adalah rumah terlemah/teringkih?
Sebab rumah laba-laba bukan untuk dihuni, melainkan untuk menjebak mangsa. Rumah laba-laba meskipun kuat, namun tidak menghasilkan rasa tenteram, tenang (sakinah) bagi penghuninya.

Runah tangga islami, tidaklah seperti itu, melainkan dinilai dari seberapa besar sakinahnya, bukan dari besarnya atau kokohnya bangunan.

Karakteristik rumah islami:
1. Suami yang jadi qawammah.
2. Istri saleha yang menghadirkan sakinah.
3. Suami dan istri yang mengasuh buah hatinya secara bersama-sama dengan baik.
4. Buah hati yang menjadi penyejuk mata di dunia dan tabungan di akhirat.

Yang harus ada dalam rumah:
1. Pendidikan spiritual dalam keluarga muslim
2. Pendidikan akhlak dalam keluarga muslim
3. Pendidikan sosial dalam keluarga muslim
4. Pendidikan ekonomi dalam keluarga muslim
5. Pendidikan militer dalam keluarga muslim

NB: Saya--penulis--jadi teringat sebuah nasihat, "Jangan mencari suami yang baik untuk dirimu. Tapi carilah ayah yang baik, untuk anakmu kelak."
Semoga... aaamiin

*catatan sepemahaman penulis

Meta morfillah

27 November, 2015

Market day

Hari ini Market Day. Mereka dibagi kelompok, berjualan dan melayani langsung para pembeli. Ada lepet, es kemang, harum manis, cilok, piscok, permen jelly, dan jasuke. Alhamdulillah, tidak sampai setengah jam dagangannya sudah laku.

Banyak kejadian lucu di Market Day ini, menunjukkan kepolosan mereka.

GA BOLEH BELI, KALAU DICAMPUR!

Kelompok penjual arum manis dan cilok kedatangan seorang pembeli yang memborong dagangan mereka. Empat arum manis, 2 permen jelly, dan cilok sebanyak Rp 3.000. Lalu ibu itu menghitung total belanja sebesar Rp 11.000, dan menyodorkan uang pecahan Rp 50.000. Saat minta dikembalikan Rp 39.000, kedua kelompok menolak.

"Ibu, gak boleh dicampur belinya. Ini kelompok aku (arum manis), ini kelompok rizki. Kita bedaaa..."

Ibunya kebingungan, lalu terkesima saat belanjaannya diambil kembali oleh anak-anak.

"Gak usah beli, kalau dicampur."

"Ibu gurunya mana? Biar Ibu minta tolong sama Ibu guru."

Masalah pun kuselesaikan dengan menukar uang ke dalam recehan, sehingga bisa dipecah bayar sesuai kelompok.

"Naah, kalau begini kan jadi gak bingung nyatetnyaa..." ujar anak-anak.

Hahahhha... (~_~)

UNTUNG 2X LIPAT

Tiba saat penyetoran hasil jualan. Rata-rata mendapat untung 10-50%. Saat kelompok piscok maju, dengan modal 10 piscok yang dijual Rp 1.000, harusnya terkumpul uang sebesar Rp 10.000. Tapi, mereka menyetor Rp 20.000. Kok bisa?

"Soalnya tadi yang beli uangnya Rp 2.000 an semua, Bu! Aku gak punya kembaliannya. Terus mereka pada ngasih Rp 2.000 ke aku, katanya gak usah dikembalikan."

Oooo... gitu toh! Baik banget yaa pembelinya, bisa cepat naik haji tuh hahah (^~^)

BANTUIN BELI, BU!

Setelah dihitung, total laba berjumlah Rp 125.000, dibagi ke 21 anak sehingga masing-masing mendapat Rp 5.900 sebagai gaji mereka. Lalu sesuai kesepakatan, anak-anak menerima Rp 5.000 dan Rp 900 nya diinfakkan.

Ada satu anak ikhwan, bertubuh subur, doyan makan, dilaporkan oleh kelompoknya tidak bantu jualan, tapi malah jajan terus.

"Bu, Divio jangan dikasih gaji, Bu. Dia tadi gak bantuin."

"Divio, kamu tidak membantu kelompokmu berjualan? Kamu tidak Ibu gaji, ya?"

"Aku bantuin, Bu. Bantuin jajan, habisin jajanan teman-teman, Bu. Gak apa aku gak digaji."

"Oh iya, Bu... Divio beli dagangan aku, Bu!"

"Aku juga, Bu!"

"Kasih aja, Bu, gajinya... tadi Divio memang beli banyak dagangan kita, Bu!"

Akhirnya semua setuju, Divio tetap digaji.

Hari ini semua senang, semua menang. Yang pemalu belajar berani berteriak, bahkan berkeliling menjajakan dagangannya. Meski harus terus disemangati dan sempat down melihat dagangannya belum selaku teman-temannya.

Begitulah kawan kecilku, hidup harus diperjuangkan selayaknya daganganmu! (^~^)9

Meta morfillah

26 November, 2015

Kawan kecil di 2 Khalid Bin Walid

Hari yang luar biasa bersama mereka.

Dimulai dari pementasan drama, lucunya mereka membuat aku puas tertawa. Lalu saat menilai UKD, aku terenyuh membaca puisi jujur seorang anak kelas 2 SD ini tentang ibu. Tulisannya mengingatkan pada nada yang sama yang aku miliki saat kecil dahulu. Atau mungkin memang semua anak menjanjikan akan membalas budi ibunya saat dewasa?

Sayangnya, ada yang terasa perih sedikit... bahwa setelah di usiaku kini, kudapati bahwa tak mudah membalas budi ibunda. Bahkan sesungguhnya tak akan pernah terbalas. Setidaknya cara untuk membalas budi orangtua kita adalah dengan menjadi anak yang saleh/-a. Itulah yang tak henti kuupayakan. Dan sungguh, itu tidak mudah kawan kecilku.

Bersama mereka, kawan kecilku... aku belajar beragam rasa (lagi).

Meta morfillah

24 November, 2015

Mendidik Anak Tangguh di Era Generasi Cyber

✨ Mendidik Anak Tangguh di Era Generasi Cyber ✨

Bersama :
👳🏼 Ustadz Bendri Jaisyurrahman
(Penggiat Komunitas @SahabatAyah)

📅 Ahad, 22 November 2015
⏰ 07.00-08.30 WIB
🏡 Aula Utama Masjid UI Depok

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

📜Dalam mendidik anak tantangan setiap zaman itu berbeda, zaman dahulu dan sekarang berbeda. Dahulu tantangannya tidak begitu dahsyat. Segalak-galaknya orang tua ketika marah, anak masih memiliki keinginan untuk pulang. Karena dulu hiburan tidak banyak, televisi pun ada tapi tidak banyak, jika adapun tidak banyak stasiun televisinya. Dulu lingkungan masih banyak kebun, sawah, belum ada mall, bioskop, dsb. Sehingga dulu orang tua yg tidak punya bekal dalam mendidik anak masih bisa mengatasi permasalahan anak dan membuatnya untuk ingin pulang. Sebab ketika di luar rumah anak pun juga bingung mau ngapain. Namun seiring berkembangnya zaman, teknologi pun juga berkembang, zaman berubah. Jangan sampai ketika kita memiliki anak, menjadikannya anak yg lemah. Hendaklah kita khawatir, kita takut meninggalkan anak-anak kita dalam keadaan lemah. Anak-anak yg lemah inilah yg mudah tergerus oleh arus zaman. Anak-anak yg lemah yg tidak siap menghadapi perkembangan zaman. Anak menjadi mudah ikut-ikutan. Dan jangan sampai kita  menjadi generasi yg ikut-ikutan, jika orang lain baik ikut baik, jika orang lain buruk ikut buruk. Hal ini terjadi karena akarnya tidak kokoh.

📜💎Dalam Q. S. Yusuf : 24-27 terdapat pelajaran yg sangat berharga untuk bisa kita renungkan dan diambil hikmahnya

💎Ayat 24

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,

💎Ayat 25

تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

💎Ayat 26

وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ

Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.

💎Ayat 27

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.

📜Anak yang lemah , akan mudah roboh, mudah galau, dan mudah stres. Ciri anak yg lemah dia mudah sekali putus asa. Inilah zaman yg akan kita hadapi, zaman Cyber, maka  diperlukan bekal ilmu yang baik dalam mempersiapkan generasi yg tangguh. Agar tidak menciptakan generasi yang mudah ngikut apa kata orang.

📜📌Generasi Cyber :
📌 disebut juga dengan I-Generation, generasi Z, generasi Net, generasi Internet.
📌 Lahir pada tahun 95 keatas dan identik dengan era digital.
📌 Ciri-ciri : 
🔹 Fasih teknologi
🔹 Jaringan sosial via media
Pada zaman ini sulit kita temukan anak yang tidak memiliki sosial media. Minimal pasti punya facebook, twitter, ataupun path.
🔹 Punya jaring sosial
🔹 Multitasking
Akibatnya membuat anak tidak fokus.
👉🏻 Naik motor sambil balas sms,
👉🏻 Setelah shalat yang dicari hp, dzikir sambil buka whatshapp.
Yg mana jika hal ini dibiarkan akan sangat membahayakannya
🔹 Instan
Apapun inginnya selalu instan,makananny instan. Dan orang tua pun terbawa dalam situasi ini. Dalam mendidik anak maunya juga instan,  apapun yang instan tidak akan bertahan lama dan tidak baik. Orang tua ingin menyulap anaknya menjadi baik dalam seketika, padahal untuk membentuk karakter yang baik pada anak itu diperlukan proses. Karena terbawa situasi ini akhirnya orang tua tidak mau melewati proses tersebut. Anak bandel sedikit, langsung ingin dimarahi ataupun di-pesantren-kan. Padahal orang tua sangat berperan penting dalam proses pembentukan karakter anak. Dan melewati proses ini orang tua harus sabar dan sangat diperlukan ilmu.

🔅Fenomena saat ini yang sering terjadi seorang ibu tidak siap utk menyusui anaknya. Belum 2 tahun sudah ingin disapih, atau diberikan susu melalui botol sehingga hubungan batin ibu dan anak kurang dekat. Padahal saat menyusui anak itulah moment yg sangat penting untuk menjalin hubungan batin antara anak dan ibu.

🔅Orang jadi lebih suka mendapat gelar yang banyak dengan waktu yg cepat daripada mendapat ilmu yg banyak. Kalau perolehan tersebut diiringi dengan  proses yang bagus tidak masalah. Artinya dalam mendapatkan gelar tersebut kita menjalani prosesnya dengan baik tidak hanya asal cepat. Sehingga dengan perolehan tersebut membuat kita semakin bermanfaat.

🔅Dalam menghafal Al Quran pun juga tidak bisa instan, karena Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur. Al Quran bukan hanya untuk selesai dihafalkan, namun untuk dipelajari, ditadabburi, dan dijadikan sebagai sarana untuk belajar akhlak. Sehingga akhlak kita mencerminkan seorang penghafal Al Quran.  

📜📌Dampak kualitas generasi Cyber
📌 Menjadi Asosial
Ada kejadian mengelak, karena cuma diajari untuk 'ngelike' dan komentar. Kurang peka dalam tindakan.
📌 Terburu-buru dan menjadi tidak teliti
📌 Tidak tangguh dalam proses,gampang putus asa
👉🏻 Karena terbiasa di gadget jika tidak suka tinggal hapus, tidak suka group langsung left.

📌 Techno Junkies
Lebih takut kehilangan gadget daripada orangtua

👉🏻Kalau dulu Sandang pangan, papan. Sekarang menjadi sandang, pangan, pulsa, paket data.
--> Rela lapar demi pulsa
📌 Konsumtif
Mengikuti pola perkembangan teknologi, namun tidak mengukur gaji orang tua.
Ketika orang tua tidak mampu memberikannya, maka dia rela untuk menjual diri.
Naudzubillah..😱

"Anak menjadi takut sendiri dalam kebenaran daripada beramai dalam kemaksiatan."

"islam asal mulanya asing, sampai akhirnya pun akan asing"

📜Kita harus menyiapkan anak untuk menghadapi tantangan. Jangan membiarkan anak dengan yg manis karena dia akan mengalami stroke jiwa : Tidak siap menghadapi realitas. Collapse, yaitu ketika realitas tidak sesuai dengan harapan.

📌 Ikut-ikutan dan mudah dipengaruhi

📜📌Mendidik anak tangguh : belajar dari Yusuf AS
📌 Kisah yusuf adalah kisah terbaik
💎Q. S. Yusuf : 3💎

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَٰذَا الْقُرْآنَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ

Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.

📌 Disebut terbaik selain karena kisahnya yg paling lengkap dalam satu surat juga memiliki unsur drama yg tinggi
📌 Memiliki pesan yg kuat akan kemampuan seorang hamba dalam melewati ujian

📜📌Seseorang dikatakan tangguh, apabila mampu menghadapi ujian dalam 3 hal (Merujuk kisah Yusuf AS) :
📌 Ujian dalam situasi sulit, yaitu ketika hampir dibunuh oleh saudara kandungnya, karena merasa iri. Saudaranya cemburu karena Yusuf AS paling disayangi oleh ayahnya.
📌 Ujian syahwat, yaitu ketika digoda oleh Zulaikah
📌 Ujian kemarahan, saat bertemu kembali dengan saudaranya, yang dulu pernah ingin membunuhnya, namun beliau tidak membalas dan mencacinya. Hal ini menunjukkan kematangan emosional.

📜📌Yusuf Pemuda Tangguh
📌 Tangguh dalam melewati Ujian Syahwat
💎Q. S. Yusuf : 24💎

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.

📜Yang dialami oleh Yusuf AS adalah ujian yg paling berat. Bukan hanya ujian berupa beratnya penderitaan. Namun juga tentang perjuangan menjaga kesucian dari melawan syahwat yang menggoda.
📜Yusuf AS asalnya dari Palestin, kemudian dibuang oleh saudaranya, yang kemudian terbawa ke Mesir.
📜Di negeri orang , ketika orang ingin berbuat maksiat, itu bebas, lebih mudah, karena merasa tidak akda yang mengenalnya. Sedangkan ketika di negeri sendiri pasti mikir, karena malu terhadap orang yg mengenalnya.

📜Seseorang dikatakan tangguh saat menghadapi ujian justru bukan saat dirumah ataupun di pesantren. Namun ketika dilingkungan yg heterogen, kita bisa menghadapi atau tidak.

📜📌Nabi Yusuf AS, menghadapi ujian syahwat yg berat, karena ia digoda:
📌 Di negeri orang, jauh dengan keluarga, orang di sekitar tidak ada yg mengenalnya.
📌 Oleh wanita yg sangat cantik, Istri pembesar yg punya otoritas. Jika tidak dituruti maka akan dibunuh atau dipenjarakan.
👮🏻👍🏻 Ciri pemuda tangguh : Tidak mudah memakai fikih darurat ketika terdesak dalam suatu masalah/ujian.
📌 Dalam keadaan terdesak dan terpaksa
📌 Digoda di ruangan yang sepi dan dikunci.
📌 Yusuf AS pun memiliki gejolak nafsu, ia menyukai wanita tersebut. Hal ini membuktikan bahwa Yusuf AS, normal.

👉🏻Kelima hal tersebut tentu saja tidak mudah untuk dilalui oleh seseorang. Banyak kita mendengar dan menyaksikan anak muda terjerumus dalam perilaku seksual yang diharamkan. Pacaran dijadikan sarana untuk menyalurkan syahwat kepada lawan jenisnya. Tidak hanya dilakukan dalam ruangan yg sepi, terkadang mereka pun tanpa malu melakukannya di tengah keramaian.
👮🏻👉 Yusuf AS, adalah manusia pilihan. Ia memiliki wajah yang tampan diatas rata-rata dan mempesona banyak wanita. Namun ia tidak menjadikannya sebagai  sarana untuk memperdaya wanita demi kepuasan syahwatnya. Ia begitu sungguh-sungguh dalam menjaga kehormatan dirinya.
Keren 💎✨

📜📌Bagaimana cara Yusuf AS membebaskan dari ujian ini?

Mendapat petunjuk Allah SWT,

💎Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Abusy Syekh meriwayatkan dari Qotadah dalam ayat yang berbunyi {لَوْلا أَنْ رَأى بُرْهَانَ رَبِّهِ } ia berkata : Yusuf melihat tanda kekuasaan Rabb-nya, yang dengan izin-Nya, Allah SWT jauhkan ia dari maksiat; telah disampaikan kepada kami bahwa muncul wajah Ya’qub yang sedang menggigit kedua jarinya seraya berkata: Yusuf! Apakah kau hendak mengerjakan amalnya orang-orang yang bodoh, padahal dirimu telah tercatat sebagai salah satu Nabi! Maka itulah petunjuk yang dimaksud dan Allah SWT mencabut setiap syahwat yang ada di setiap persendiannya

Muhammad bin Sirin berkata: Ya’qub alaihis salam terlihat sedang menggigit kedua jarinya sambil berkata: Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim Khalilur Rahman (Kekasih Allah yang Maha Rahman), namamu tercatat di antara para Nabi, sementara kamu sekarang melakukan perbuatan orang-orang bodoh.

Keterangan diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa sosok Ya’qub sebagai seorang ayah memiliki hubungan yg sangat dekat dengan anaknya. Bahkan dalam situasi darurat ia masih menjadi pengingat bagi anaknya untuk menjaga kesucian dan kehormatannya. Nasehat yang diberikan begitu membekas dalam ingatan sehingga terpancar dengan jelas di depan Yusuf  AS sosok wajah ayahnya. Padahal sang ayah terpisah jauh darinya. Yusuf berada di Mesir sedangkan ayahnya berada di negeri Syam.

📜📌Peran AYAH dalam membentuk anak tangguh :
📌 Kedekatan hubungan di masa kecil-ikatan batin yg kuat AYAH dan anak
📌 Ditandai dengan cerita akan mimpi yg sifatnya privat
💎Q. S. Yusuf : 4💎

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku".

👉🏻Yusuf memanggil ayahnya : yaa Abati,
Kenapa memakai kata Abati ?
Dalam bahasa arab Abi adalah panggilan untuk ayah dalam jarak dekat, sedangkan Abati untuk jarak jauh, yg menandakan sangat rindunya.
Lalu dalam kisah Yusuf tersebut kan terjadi dalam jarak dekat, namun kenapa memakai kata Abati?
Hal ini menunjukkan bahwa sangat rindunya Yusuf AS dengan ayahnya, walaupun dalam jarakdekat. MasyaAllah, sosok AYAH yg dirindukan walaupun jaraknya dekat, hal ini menunjukkan begitu dekatnya seorang Ya'qub AS dengan anaknya.

📌 Ada cerita mimpi. Sejatinya ketika anak cerita mimpi, berarti tidak ada privasi antara AYAH dan anak.

📜📌Tugas orang tua di era Generasi Cyber
📌 Menjebol privasi remaja
📌 Privasi di kalangan remaja sejatinya membunuhnya
📌 Anak remaja butuh bimbingan meski merasa sudah dewasa karena masih minim pengalaman
📌 Menjalin kedekatan sedini mungkin

📜📌5 masa krisis seorang anak, dimana masa-masa ini sosok seorang AYAH sangat berperan :
📌 Awal sekolah
📌 Menjelang pubertas
📌 Pubertas
📌 Persiapan nikah
📌 5 tahun pertama usia pernikaan
   --> AYAH berperan penting sebagai penyelamat.
   --> Nasehat seorang AYAH akan membekas hingga anak beranjak remaja. AYAH akan dijadikan rujukan pertanyaan.
Ayah yang tidak dekat dengan anaknya maka siap-siap mendapatkan menantu yg menyesakkan hati.

📜📌Peran IBU dalam era Generasi :
📌 Memberikan rasa nyaman, sebagai magnet yang membuat anak ingin pulang sedangkan AYAH sebagai pemandu dan pagar dalam menghadapi tantangan dunia luar
📌 Petaka pertama pengasuhan : ketika ibu tidak lagi dirindukan
📌 Tugas ibu : dikangenin oleh anak
📌 Miliki skill agar dirindukan

📌 Ikatan ibu dan anak kurang dekat : ditandai dengan ibu yg salah dalam memberikan ASI. Disapih ketika belum waktunya , jarang dipeluk, memberikan susu melalui botol.

💎✨ Menjadi ibu yang dikangenin, harus memiliki 3 skill :
🔹 Bisa memasak
🔹 Bisa memijat
Memberikan sentuhan kehangatan kepada anak, ketika dengan memijat ini bisa dijadikan sebagai jalan untuk moment bercerita antara anak-ibu
🔹 Bisa menjadi pendengar yg baik

Wallahu a'lam bishshawab

22 November, 2015

Tentang film Rindu Sang Murabbi

Seonggok kemanusiaan terkapar.
Siapa yang mengaku bertanggung
jawab?
Bila semua pihak menghindar, biarlah saya yang menanggungnya,
semua atau sebagiannya

Itulah kalimat yang paling saya ingat dan saya suka dari ustad rahmat abdullah dalam filmnya "Sang Murabbi". Saya terlambat mengenal beliau. Saya hanya tahu filmnya itu saja dari seorang teman yang memaksa saya untuk menontonnya di tahun 2010. Tadi pagi, saya menonton film dokumenter tentang beliau berjudul "Rindu sang murabbi" di Auditorium FATETA IPB. Sekarang saya mengetahui mengapa meski sedikit saya menyukai ustad rahmat. Selain integritasnya yang tak lagi diragukan, poin plusnya adalah dia menulis. Saya selalu jatuh hati pada penulis... dan selalu lebih cinta pada penulis. Sebab seperti kata Pram, "Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu tak padam ditelan angin. Akan abadi sampai jauh, jauh di kemudian hari."

Meski saya belum membaca buku karya beliau, tapi terasa berbeda diksi yang beliau pakai saat menulis sebuah kalimat. Ternyata... memang hal itu akan berbeda, sebab beliau penulis. Penulis yang sudah menemukan ghirahnya dalam dakwah. Mengingatkan saya pada karya M. Natsir di Capita Selecta dan Buya HAMKA.

Aah... ada rasa sesal pada diri saya, mengapa saya lambat mengenalinya?

Juga karakternya yang mencerminkan manusia pembelajar. Menurut ustad arifin ilham, beliau adalah gentong dan centong. Gentong atau murabbi, guru yang dicari dan didatangi siapa pun. Tapi beliau pun tetap haus ilmu dan tak malu menjadi centong atau mutarabbi yang mencari ilmu ke mana pun.

Hal yang mengesankan adalah kepribadian beliau yang menurut istrinya romantis, sering menuliskan kalimat indah seperti puisi dan ungkapan cinta, sedang menurut karibnya beliau adalah orang yang pandai tutur kata, tegas dalam berpolitik, berani mengambil risiko--meski nyawa menjadi taruhannya--sederhana dan tidak pernah mengeluh.

Hal yang saya pikirkan terhadap orang-orang seperti beliau yang mewarisi jejak rasul, adalah darimana semua energi itu berasal? Saya yakin bukan dari manusia. Secinta apa pun, cinta dari manusia tetap saja ada kelemahannya. Saya yakin, orang-orang seperti beliau mengambil energi dari sumbernya langsung. Cinta dari langit. Cinta dari sang maha daya cinta. Lalu semua itu menjadikan refleksi bagi diri saya... akankah saya dikenang sedemikian spesial oleh orang yang saya sayangi dan menyayangi saya, setelah saya tiada nanti? Akankah ada masa bagi saya untuk menebarkan kebaikan seluas mungkin? Akankah saya dirindukan?

Persis ucapan Bunda Helvy tentang beliau, "Dulu ada Natsir, Buya HAMKA dan Rahmat Abdullah sebagai ulama dan cahaya. Lalu sekarang, SIAPA?"

Yaa... Ustad Rahmat Abdullah memang hanya satu.

Semoga akan lahir penerus beliau yang mewarisi akhlak teladan dari Rasul di generasi ini. Bisa kamu, dia... atau mungkin AKU, bila tidak ada lagi yang ingin meneruskan.

*catatan selepas menonton film "Rindu sang murabbi" Minggu, 22 nov 2015

Meta morfillah
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di bawah ini adalah tulisan beliau yang saya sukai.

Tadzkirah: (Almarhum Kiyai Haji Ustaz Rahmat Abdullah @ Sang Murabbi)

Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di saat lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kaucintai.

Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot kekuatan pada diri. Hingga tulang belulangmu, daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Baginda memang akan tua juga. Namun kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yang diturunkan Allah.

Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Beliau memimpin hanya sebentar. Namun kaum muslimin sangat terkesan dengannya. Tidak ada lagi orang miskin yang boleh diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sukar membayangkan sekeras apa seorang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai gugur. Hanya dalam 2 tahun beliau sakit parah kemudian meninggal. Dan memang itu yang diharapkannya: mati sebagai jiwa yang tenang.

Dan di akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin al-Khattab juga terlihat terkoyak-koyak hingga kepalanya menjadi botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik? Akhirnya diperjelaskan dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang soleh, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya ketika solat.

Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.

Tidak! Justru kelelahan. Apalagi rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih "tragis". Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani, karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana-mana mereka pergi, yang akhirnya menjadi adaptasi biasa.

Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada. Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak dirasa lagi sebagai luka. Hingga "hasrat untuk mengeluh" tidak lagi terlalu menggoda berbanding jihad yang begitu aman, selesa apalagi berkecukupan.

Begitu pun Umar. Apabila Rasulullah wafat, beliau histeria. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada Abu Bakar. Namun beliau seringnya "ditinggalkan", hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam suntikan bagi iman.

Dakwah itu tiada henti melainkan mati!

Janganlah keselesaan yang dimiliki melupakan diri hingga membiarkan mereka yang lainnya bersendirian bergelimang dalam lumpur kumuh membaiki moral ummat hingga dirimu berada di dalam lingkungan kelompok empukmu saja.

Sedarlah wahai para kader-kader di Jalan Allah!!

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.

Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.

Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.

Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.

Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

-Sungguh kalau iman dan syaitan terus bertempur. Pada akhirnya salah satunya harus mengalah-

21 November, 2015

Puisi akrostik: FARIS PRATAMA HERMAWAN

Fyuuh... pemuda ini begitu mencengangkan saat
Aku mulai mengenalnya
Rentetan kegiatannya begitu padat
Inginkan waktunya tak tersia
Semaksimal mungkin

Perbaikan diri senantiasa ia usahakan
Raih ridaNya dengan ilmu
Amalan sunnah pun ia
Tegakkan sebisa mungkin
Adalah ustad sebagai sumber langsung
Menuntut ilmu
Akhirat yang akhirnya mendatangkan kebaikan dunia

Hebat sekali semangatnya
Embuskan rasa malu pada diri yang sering beralasan karena
Ringkihnya hati
Malas yang diikuti
Ambooi... malulah kawan padanya
Walaupun jam kerjanya tak leluasa
Andai pun jarak menjadi penghalang
Namun baginya itu semua tak akan jadi alasan mundur

*puisi akrostik FARIS PRATAMA HERMAWAN yang request hehe

Meta morfillah

Puisi akrostik: FAHMI AFRIYADI

Fahmi nama yang mengandung asa orangtuanya
Agar ia memiliki pemahaman hidup yang baik
Hati yang lembut dan bijak
Mampu berpijak dan dijadikan pijakan kokoh tanpa kalah oleh
Ingarnya godaan duniawi

Alangkah senang ia mengabadikan sesuatu dalam
Foto, cerita, dan puisi yang ia simpan sendiri persis seperti
Riak perasaannya
Ia tak pernah mengungkapkan apa
Yang merisaukan hatinya meski ia begitu ingin
Adalah sepi yang ia pilih saat mencari solusi
Dekatkan diri pada sang maha cinta
Introvert yang terlihat ekstrovert

*puisi akrostik FAHMI AFRIYADI yang request hehe

Meta morfillah

Puisi akrostik: IKRIMA NUR ENDAH

Inilah gadis pendiam di
Komunitas PAY yang kukenal
Rapi nian catatannya akan data anggota lainnya
Ingin tahu data atau khususnya tanggal milad anggota PAY?
Mintalah pada dia
Akan dia berikan dengan senang hati kecuali tanggal lahirnya sendiri

Namun di balik sikap diamnya, sesungguhnya dia begitu perhatian
Untaian doa dan hadiah kejutan ia siapkan
Raih surgaNya melalui kebahagiaan saudaranya yang diberi hadiah

Energi cinta dan ukhuwah yang dibangunnya bagai
Nada indah yang mengalun merdu
Dirinya pun memiliki ruang di setiap hati yang ia sentuh
Aduhai... betapa dicintainya orang yang mencintai
Hadits tersebut nyata bila diterapkan sebagaimana ikri lakukan pada saat milad saudaranya

*puisi akrostik IKRIMA NUR ENDAH spesial niih buat kamu yang request tanpa harus punya anak dulu hehe

Meta morfillah

Puisi akrostik: MUHAMMAD GIBRAN ANAQIE

Memilikimu adalah anugerah terindah ayah dan ibu
Umpama matahari yang menyinari bumi
Hadirkan manfaat bagi sekitar
Asa kami ada dalam namamu
Muhammad, yang terpuji akhlaknya
Mendambakan masa depanmu seperti beliau
Alirkan kebaikan tanpa henti
Dunia dan akhirat

Gerakan kecilmu tiap detiknya
Isyaratkan ayah dan ibu tentang kuasa waktu
Bahwa masa kecilmu hanya sejenak
Ruang bagi kami hanya sebentar
Akan ada masa perpisahan
Nantinya saat kamu mendewasa

Anakku, Sayang...
Nampakkanlah pada dunia keindahan
Agama ini, jadikanlah
Qur'an akhlak dan pedoman hidupmu
Insyaa allah ayah dan ibu selalu mendukung dalam setiap
Embusan nafasmu

*puisi akrostik MUHAMMAD GIBRAN ANAQIE putra pertama Uni Mella dan Uda Zul

Meta morfillah

18 November, 2015

Puisi akrostik: ANNISA AMIRA RAHMANI

Anakku sayang
Namamu adalah kandungan doa dan harapan ayah ibu
Nantinya kami harap kamu menjadi wanita yang pengasih
Ikhlas menjadi perhiasanmu
Saleha di dunia hingga
Akhirat kelak

Anakku sayang
Mekarmu hanya sekali
Ingatlah itu baik-baik dan jaga kehormatanmu
Riuhnya dunia mungkin akan mengalihkan perhatianmu
Akan tetapi, selalu ingat bahwa hidup ini akan bermuara pada Allah kembali

Raut wajahmu semoga menenangkan siapa pun yang melihat
Alirkan ruh semangat
Hantarkan pada jalan kebaikan
Melajulah dalam kebenaran tanpa lelah
Ada kami yang senantiasa mendoakanmu
Nampak jauh jalan yang harus kautempuh
Ibu dan ayah akan berusaha semampu kami menemani dan menjagamu

*puisi akrostik ANNISA AMIRA RAHMANI putri pertama Bang Irvan dan Rahma Sofyan relawan PAY

Meta morfillah

17 November, 2015

[Review buku] Bulan

Judul: Bulan
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 400 hlm, 20 cm, cetakan kedua maret 2015
ISBN: 978 602 03 1411 2

Buku ini adalah seri kedua dari petualangan Raib, Seli, dan Ali. Di buku pertamanya--BUMI--mereka bertempur dengan Tamus--yang menjadi tangan kanan Si Tanpa Mahkota yang sedang dipenjara di penjara bayangan--di dunia klan bulan. Kali ini, demi menjaga perdamaian empat klan: Bumi, bulan, matahari, dan bintang, maka mereka pun diikutsertakan dalam upaya diplomasi ke dunia klan matahari. Bersama Av penjaga perpustakaan klan bulan, Miss Selena pengintai klan bulan yang menyamar jadi guru matematika mereka, dan Ily cucu cucunya Av yang baru saja lulus akademi klan bulan, mereka berangkat. Hanya satu portal yang masih terbuka dan itu dimiliki oleh Raib: buku kehidupan--yang dalam bentuknya adalah buku pr matematika biasa.

Kedatangan mereka disambut gempita di tengah stadion matahari. Rupanya, beberapa jam sebelum mereka tiba, ada keputusan besar yang diambil ketua konsil klan matahari tanpa mempertimbangkan kesediaan mereka. Tanpa persetujuan dan dengan terpaksa--demi kelancaran negosiasi persatuan klan bulan dan matahari menghadapi Si Tanpa Mahkota--Raib, Seli, Ali, dan Ily harus mengikuti Festival Bunga Matahari sebagai kontingen kesepuluh. Festival ini adalah ajang unjuk kekuatan setiap kontingen. Perwakilannya merupakan empat petarung terbaik berusia minimal 20 tahun dan siap memperebutkan bunga matahari yang pertama mekar dalam sembilan hari kemudian. Usia Raib, Seli, dan Ali bahkan belum genap 16 tahun, tanpa persenjataan dan hewan tunggangan yang terlatih, mereka harus bertarung.

Akankah mereka berhasil menemukan bunga matahari pertama mekar? Bagaimana dengan diplomasi persekutuan kekuatan klan bulan dan matahari?

Membaca cerita ini, saya seperti menyaksikan potongan adaptasi dari film dan buku fantasi yang kemudian dipadukan. Di antaranya adaptasi Hunger Games dalam gaya festival matahari, maze runner dalam tebakan si penyeberang sampan, harry potter dengan julukan Si Tanpa Mahkota, twilight dengan kekuatan Ali yang berubah jadi beruang, dan rangkaian seri supernova karya dee terutama yang berjudul PETIR yang diadaptasi dalam kekuatan Seli.

Menjadi mudah dibayangkan keseruan petualangan itu. Tapi agak meragukan juga, sebab saya jadi menilai di mana letak ciri khas tere liye? Ah tentu saja ada kutipan mengenai pemahaman hidup yang lebih baik dan tokoh-tokoh utama yang 100% protagonis, putih. Konfliknya pun selalu memiliki solusi cepat dan tertebak. Meski kadang penulis berusaha mengaburkan solusi dengan distraksi sebuah peristiwa, meliukkan alur, namun saya tetap mudah membacanya. Beberapa part terasa membosankan dan mengulur waktu. Endingnya pun menurut saya antiklimaks. Begitu saja, tak menimbulkan rasa penasaran akan kelanjutan buku ketiganya: Matahari.

Tapi secara keseluruhan masih cukup menghibur dan tidak berat bahasannya, sehingga meskipun tebal bisa saya selesaikan dalam setengah hari. Oh ya, yang unik adalah nama-nama di klan matahari yang berjumlah 3 suku kata, dan saya tidak ingat semua. Paling hanya nama depannya saja.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Dunia ini dipenuhi banyak sekali hal menakjubkan. Satu-dua kita bisa menyingkap penjelasan, lebih banyak lagi tidak." (Hlm. 146)

"Sungguh ada banyak hal di dunia ini yang bisa jadi kita susah payah menggapainya, memaksa ingin memilikinya, ternyata kuncinya dekat sekali: cukup dilepaskan, maka dia datang sendiri. Ada banyak masalah di dunia ini yang bisa jadi kita mati-matian menyelesaikannya, susah sekali jalan keluarnya, ternyata cukup diselesaikan dengan ketulusan, dan jalan keluar atas masalah itu hadir seketika." (Hlm. 209)

"Aku lupa, kompetisi ini bukan soal memang atau kalah, tapi tentang tim kita, yang saling membantu, menolong, dan setia kawan." (Hlm. 313)

Meta morfillah

[Cerita Lirik] Aku bisa

Kadang ku takut dan gugup
Dan ku merasa oh-oh tak sanggup
Melihat tantangan di sekitarku
Aku merasa tak mampu

Tujuh orang di hadapanku tengah membaca persiapan materi microteaching mereka. Bahkan beberapa nampak melakukan persiapan maksimal. Membawa kertas karton, spidol, contoh dedaunan dalam bentuk cetakan foto dan aslinya. Hanya aku yang terlihat begitu santai dengan tes ini. Yaa… kami adalah calon pelamar posisi guru di sebuah SD Islam terpadu dengan konsep alam. Aku malah asyik mengamati luasnya tanah sekolah itu. Ada kebun pepaya, singkong, arena outbound, bahkan sebuah bangunan untuk SMP yang sedang dibangun. Kelas-kelasnya pun unik. Tidak bertembok, melainkan berbentuk rumah panggung dari bambu—mengingatkanku pada rumah makan sunda. Sejujurnya, dalam hatiku sangatlah takut dan gugup. Aku sempat bercakap-cakap dengan beberapa pelamar dan mengetahui background mereka yang sangat mendukung. Ada yang baru lulus kuliah jurusan PGSD, bekerja sebagai guru bahasa inggris di sekolah lain, mengajar bimbel, dan semuanya masih aktif. Lagi-lagi, hanya aku yang sedang tidak bekerja, sudah lama juga tidak mengajar. Terakhir adalah tahun 2012. Itu pun aku biasa menangani anak SMP, bukan SD. Rasa tak percaya diriku sebenarnya menguat, namun sedang kualihkan dengan mencoba menikmati pemandangan yang indah.

Namun ku tak mau menyerah
Aku tak ingin berputus asa
Dengan gagah berani aku melangkah
Dan berkata aku bisa…

Perlahan aku menenangkan diri dengan kalimat positif yang memotivasiku. Mengingat mati, mengingat tujuanku mengajar kembali, meluruskan niat, dan menihilkan ekspektasiku. Sebab seringkali ekspektasi akan melahirkan kekecewaan yang dalam. Persis seperti mencoba mencintai tapi sadar akan risiko melepaskan. Aku pun mulai tenang.
Rangkaian tes dimulai. Diawali dengan presentasi selama 15 menit dengan mengenalkan diri serta interview langsung oleh ketua yayasan yang siap dengan beragam pertanyaan. Sebab aku tak punya ekspektasi dan berharap cepat keluar dari atmosfer para pelamar yang semakin sering berkomat-kamit menghafalkan materi microteaching mereka, aku pun mengajukan diri untuk presentasi dan interview pertama. Disaksikan oleh sepuluh orang, aku merasa begitu lancar bahkan termasuk setoran hafalan surat pendek—aku membacakan surat At tin—dan membaca Al Quran. Aku menganggapnya seperti biasa saat aku presentasi ke klien dan mengaji. Perpaduan keseharianku dahulu. Setelahnya tes microteaching, lagi-lagi aku maju pertama—kali ini karena semua sepakat jika yang pertama bagus, biasanya ke belakangnya bagus, dan mereka memilihku karena aku dinilai berani—sebagai contoh. Aku membawakan matematika materi pecahan sederhana kelas 3 SD semester dua. Waktu yang diberikan hanya 15 menit. Aku tidak memiliki ide kreatif seperti menyiapkan slide atau peraga, dan lainnya. Aku mengajar biasa, menggunakan whiteboard, menggambar dan bercerita, disertai simulasi menyuruh peserta lain maju mengerjakan soal. Aku hanya memakai waktu 5 menit. Aku sudah tak bersemangat karena perutku keroncongan dan perkiraanku bahwa tes akan selesai dalam tiga jam, ternyata meleset hingga enam jam membuatku ingin cepat pulang.

Aku bisa… aku pasti bisa…
Ku harus terus berusaha
Bila ku gagal itu tak mengapa
Setidaknya ku tlah mencoba

Setelahnya aku menikmati berpura-pura sebagai peserta didik, dan menyaksikan teman-teman pelamar lainnya beraksi. Meski persiapan mereka begitu hebat, banyak juga yang tiba-tiba lupa pada materi. Wajar… grogi. Hal ini pun menerbitkan senyumku, bahwa bila aku gagal setidaknya aku telah mencoba. Aku telah merasakan kembali bagaimana adrenalinku terpacu dalam sebuah persaingan sehat.

Aku bisa… aku pasti bisa…
Ku tak mau berputus asa
Coba terus coba
sampai ku bisa
AKU PASTI BISA!

Tes terakhir adalah mengerjakan 5 soal uraian dalam waktu 5 menit. Aku mengerjakannya dengan mudah, terutama soal hitungan. Hanya 1 soal yang agak kuragukan, tapi aku sudah tak peduli lagi. Aku hanya ingin melewati semua rangkaian tes sebaik mungkin tanpa mencemaskan hasilnya. Aku hanya tidak ingin berputus asa, mencoba menjemput takdir terbaik. Just do the best, and let Allah the rest.

Itu semua terjadi di tanggal 10 November 2015. Pihak sekolah memberitahu bahwa dalam waktu dua minggu hasilnya baru akan diumumkan. Pelamar yang lolos tes akan dihubungi via telepon. Dan hari ini, tepat eminggu setelahnya, aku ditelepon. Esok, aku diminta untuk tandatangan kontrak dan langsung mengajar—belum diputuskan akan mengajar di kelas kecil atau besar, dan mata pelajaran apa. Alhamdulillah… kali ini, Allah ingin aku kembali pada dunia yang selama ini kuhindari. Ya, dunia pendidikan formal. Dunia yang menyebabkanku dilema, sebab aku mencintai dunia ini tapi juga membencinya, bila menjadikan belajar adalah beban untuk anak-anak. Tapi kini, aku telah memiliki perspektif baru, dan berusaha agar cita-citaku menjadikan belajar itu menyenangkan terwujud. Sebab ilmu adalah keutamaan untuk meraih ridaNya. Semoga Allah meridai keputusan ini, dan menjadikanku rida terhadap keputusannya.

 *cerita lirik Aku Bisa - AFI Junior. Lagu penyemangatku!


Meta morfillah

13 November, 2015

[Cerita lirik] Balonku

Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya
Hijau, kuning, kelabu, merah muda, dan biru

Tika sedang gundah. Bahkan lagu balonku yang sedang ia nyanyikan bersama anak-anak di rumah belajar terasa menyindir dan mengingatkan Tika pada sosok itu.

"Haaah... Hatiku ini bukan balon yang ada lima. Hatiku cuma satu. Mengapa lagu ini jadi seperti menyindir aku, sih? Baper deh..." batinnya.

Mengapa cinta seringkali tak tepat waktu? Saat aku tak menyukainya, dia menyukaiku. Saat dia sudah tak menyukaiku, aku perlahan menyukainya. Dan sulit bagiku untuk melupakan bila sudah menyukai seseorang. Menyebalkan. Tika melanjutkan keluhannya dalam hati, sementara mulutnya terus menyanyi bersama anak-anak dan senyum terus terpasang, diiringi gerakannya  yang lincah. Betapa hebatnya wanita! Bisa mengalami dua emosi bersamaan sekaligus menutupi perasaan yang sesungguhnya.

Meletus balon hijau
Dor!!
Hatiku sangat kacau

Yaa... hatiku saat ini sangat kacau. Persis balon hijau itu! Betapa ingin rasanya aku yang menjelma menjadi balon hijau itu di hadapannya. Sekadar untuk mengacaukan hatinya. Aah... tapi boro-boro dia memikirkanku. Dumelan Tika terus berlanjut dalam hati. Otaknya bernyanyi, tapi hatinya menangis.

Balonku tinggal empat
Kupegang erat-erat

Hatiku tetap tinggal satu. Dari awal pun cuma satu. Tapi selepas dia pergi, kupegangi hatiku semakin erat. Begitu erat. Sebab aku takut, bila hatiku terbawa olehnya, tak akan lagi kudapati sepotong hati yang baru.

*cerita lirik "Balonku". Special untuk Chyntiarama Fajriyan Tika.

Meta morfillah

[Cerita lirik] Cintai aku lagi

Setiap malam aku selalu merenung
Terbayang dapat menyentuh wajahmu
Ingin kuulangi sekali lagi
Rasa indah yang pernah kualami

Shanti menatap layar ponsel lamat-lamat. Foto itu. Foto dia dan lelaki itu dengan lanskap pegunungan di belakang mereka. Perjalanan mendaki bersama kawan pecinta gunung yang begitu menyenangkan. Amat menyenangkan terutama bepergian dengan orang yang kausukai, bukan? Shanti sangat suka momen itu. Membayangkan saat kedekatan mereka dahulu. Rasa terindah yang pernah ia miliki seumur hidupnya. Betapa masa depan tergenggam begitu nyata baginya. Tapi itu tiga bulan sebelum sebuah undangan berwarna emas bertintakan nama lelaki itu dengan nama wanita lain tiba di tangannya.

Kurasakan… kehampaan
Kuinginkan… kehangatan

Apa yang salah? Seketika Shanti merasa begitu hampa. Bukankah segalanya begitu lancar? Memang lelaki itu belum menyatakan, tetapi perilakunya berbicara lantang mengenai perasaan lelaki itu padanya. Bagaimana tidak, rumahnya di bilangan Jakarta Timur dengan rumah lelaki itu cukup jauh. Tapi lelaki itu bersedia mengantar jemputnya. Mengajaknya kondangan ke acara teman lelaki itu. Memperlakukannya istimewa. Bukankah itu sebuah bukti? Saat menggenggam undangan itu, sekujur tubuhnya terasa dingin. Ia butuh kehangatan. Sebuah pelukan. Tapi, siapa?

Cintai aku lagi seperti waktu itu
Tak bisa kuhindari, hati selalu merindu
Sayangi aku lagi, Tak mampu kusendiri
Tanpa hadirmu, tanpa cintamu

Menatap lelaki itu bersanding dengan wanita lain. Menatap sisi lelaki itu yang seharusnya diisi olehnya. Rasanya seperti melayang dan lupa berpijak pada bumi. Ia sendiri tak mengenali dirinya. Mengapa ia datang, bila tak sanggup menyaksikan? Mengapa ia tertawa seakan dirinya baik-baik saja, sementara teman-temannya pun mengkhawatirkan dirinya, sebab mereka tahu apa yang terjadi antara dirinya dan lelaki itu? Bodohnya lagi... ia masih berharap lelaki itu mencintainya seperti waktu dulu. Hatinya tak bisa menghindari, bahwa ia rindu. Ia ingin disayang lagi... seperti saat ia diperlakukan istimewa di gunung, kondangan, dan di masa lalunya.

Rasa sayang, rasa cinta
Yang selalu kudambakan
Tak ‘kan lelah hati ini
Menantimu ‘kan kembali

Genap enam bulan berlalu, dan ia masih belum lelah menanti lelaki itu kembali. Meski mungkin bukan kembali untuk menjadikan dirinya masa depan. Tapi ia masih mendamba pengakuan rasa lelaki itu. Hutang penjelasan. Bahwa ada beberapa cinta yang hanya butuh pengakuan, tanpa perlu penyatuan.

*cerita lirik "Cintai Aku Lagi" oleh Sania. Special untuk Shanti Nur Oktavia

Meta morfillah

Setiap kita adalah dai

Setiap kita adalah dai.
Di mana pun kita berada.
Cerminkan nilai islami yang rahmatan lil alamin dalam tiap gerikmu.
Tidurmu, bangunmu, makanmu, nafaskan dalam asmaNya yang indah.

Tapi... bila ada yang belum sesuai, ketahuilah bahwa kamu bukanlah malaikat yang sedang rehat di pelataran bumi.
Mendewasa dan menjadi baik adalah proses seumur hidup.
Jangan kecewa, terus semangat wahai diri...

Bagi kalian, bila melihat saudara yang menyimpang... tunjukkan dan luruskanlah dengan cara yang baik.
Benci perbuatannya, tapi sayangi pelakunya.
Bukan nilai islamnya yang tak sempurna, namun pemeluknya yang belum sempurna.

Yuk, mendewasa dan menjadi baik bersama...
Sebab surga terlalu luas untuk dinikmati sendiri.

Meta morfillah

12 November, 2015

What I see

This is what I see now...

My perspective. My point of view.

Cloudy. Rainy. Peaceful.

Every evening, almost like this. Every evening, I'm staring up at sky. I always sit at the same place, same corner, and think about many things--different problem everyday.

So many word I wanna write. So many stories I wanna tell. But, in the end, I just enjoyed it. And play with rain... try to holding it. Imagine that I can dancing in the rain, screaming so loud... But, it's just my imagination, of course.

Life...
I love you, like I'm gonna loose you.
More I love this life, the more I know that I will gonna loose you someday.

Meta morfillah
#random #practiceenglish

[Review buku] Tetap saja kusebut (Dia) cinta

Judul: Tetap saja kusebut (dia) cinta
Penulis: Tasaro GK
Penerbit: Qanita
Dimensi: 264 hlm, 13 cm, cetakan I Mei 2013
ISBN: 978 602 9225 88 4

Buku ini sudah saya miliki sejak agustus 2013. Sudah saya baca kesekian kali. Tapi kali ini saya ingin mengabadikannya melalui review. Sebab penulisnya merupakan salah satu penulis yang saya sukai karyanya di negeri ini. Buku ini pun merupakan karyanya yang terindah secara fisik menurut saya. Sebab tiap halaman dengan judul berbeda berwarna beda pula. Persis seperti pelangi saat dilihat dalam keadaan tertutup. Belum lagi ilustrasi berwarnanya, seperti lukisan dalam sebuah buku. Kertas yang digunakan pun putih dan tebal, cukup sesuai dengan nilai buku yang harus dibayar.

Kali ini, Tasaro mencoba menelurkan kumpulan cerpen. Ada 9 cerpen dalam kisah ini. Meski judulnya begitu puitis--dan merupakan salah satu judul cerpen di dalamnya--jangan kaukira isinya melulu cinta romantis dan happy ending.

"Puisi" mengingatkan saya pada novel "Kubah" karya Ahmad Tohari. Isu yang dibawakan hampir mirip, mengenai kisah seorang istri yang terpaksa menikah lagi sebab suaminya dipenjara karena gerakan kiri di masa kelam Indonesia. Hanya, dalam cerpen ini memakai dua tokoh lintas generasi, Dokter Smile dan Ibu Aryati. Bahwa cinta dalam lintas generasi, tetap sama. Problemnya pun bisa dicari solusinya berdasarkan pelajaran hidup orang terdahulu.

Setelahnya ada "Roman Psikopat" yang mengingatkan saya pada cerpen Tere Liye berjudul "Harga sebuah pertemuan" yang dibukukan menjadi Mimpi-mimpi si patah hati, kalau tak salah. Pembuktian cinta yang khas Roman, ternyata tak sepemahaman dengan temannya, Joshua dan pacarnya, Ghendis. Twistnya cukup menarik, meski terasa aneh dalam keberadaannya dalam kumcer ini. Seakan memorak-morandakan tema cinta sendu yang digambarkan dalam judul.

Kalau ditanya mengenai alur cerpen yang cukup membuat kening saya berkerut, jawabannya adalah "Galeri". Saya paham tengah hingga ending serta twist yang dimaksud. Tapi entahlah, saya tak memahami percakapan awal, siapa aku, harus seperti apa saya memosisikan aku dan diri saya sebagai pembaca.

Salah satu cerpen yang saya suka dan judulnya sering menginspirasi saya menulis hal-hal kecil, adalah "Bukan malaikat rehat". Sebab di antara semua cerpen, saya cukup memiliki ikatan emosi dengan masalah yang dihadapi Sutha dalam cerpen ini.

"Tetap saja kusebut (Dia) cinta" tentu menjadi masterpiece dalam buku ini. Kisah perasaan yang hanya memerlukan pengakuan tanpa perlu adanya penyatuan. Bilangan tahun yang tidak sedikit ataupun sebentar bagi Angaraka dan Arumdhati. Dengan latar desa Tengger dan perbedaan keyakinan yang terasa sekali unsur lokalitasnya. Saat membaca ini, saya teringat lagu Lembayung Bali dan membayangkan sosok Arumdhati seperti wanita penyanyi lagu itu, dalam video clipnya.

Isu homoseksualitas, pemerkosaan dan benturan idealisme seorang wartawan dengan realitas yang membuatnya gemas, dapat kamu temukan di "Tuhan nggak pernah iseng". Cukup satire menohok bagi saya, sebab ada sindiran halus bahwa kadang kita terlalu berfokus jauh, namun lupa kawan dekat kita, lingkungan sekitar dan keseharian kita. Kepekaan.

Cerpen terpendek dan lebih mirip Flash fiction dengan twist cukup mengagetkan ada di "Separuh mati". Kali ini bahasannya adalah isu lesbian dan biseksual.

"Atarih" yang jika kamu baca dari belakang merupakan nama seorang penulis terkenal Indonesia yang go international juga. Sepertinya ini adalah pembukuan kekaguman penulis dengan sosok tersebut. Pengalaman nyata dan sebuah kesan. Bukan sekadar fiksi.

"Kagem ibuk" saya berani berspekulasi ini adalah curhatan jujur sang penulis. Sebab, curhatan lainnya ada dalam buku penulis berjudul "Sewindu". Tema ibu seringkali menjadi ciri khasnya.

Mengenai diksi, jangan ditanya. Tasaro GK bagi saya bagaikan Dewi "Dee" Lestari versi cowok. Namun, saya lebih suka gaya menulis beliau dalam novel, seperti Muhammad, dibandingkan cerpennya.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"...ketika kata cinta bahkan tak pernah dilisankan begitu rupa, imbasnya mampu mencengkeram hati begitu lama." (Hlm. 15)

"Aku belajar menulis karena tahu dia suka membaca" (Hlm. 21)

"Lupa bahwa para aktivis bukanlah malaikat yang sedang rehat di pelataran bumi." (Hlm. 106)

"Ada waktunya perasaan itu mencapai klimaksnya ketika terjadi sebuah pengakuan, kesepahaman. Cinta kadang memiliki dimensi yang terbatas pada rasa saja. Kebutuhannya sampai di situ." (Hlm. 153)

"Engkau sudah hafal bukan, bagaimana caramu menempatkan dia dalam degup dadamu? Tak pernah akan ada seorang pun yang sanggup membuatmu cemburu." (Hlm. 216)

"Pekerjaan seorang penulis itu sebatas menulis saja. Biarkan para kritikus mengambil perannya sebagai pemberi kritik." (Hlm. 230)

"Kuncinya adalah terus belajar. Bagi seorang penulis, tidak ada pilihan agar dia terus berkembang selain dengan terus belajar." (Hlm. 243)

"Menjadi orangtua itu selalu dipeluk kekhawatiran tentang anak-anaknya." (Hlm. 249)

Meta morfillah

11 November, 2015

Gajimu, belum tentu rezekimu

GAJIMU, BELUM TENTU REZEKIMU

Aku menatap selembar uang sepuluh ribu yang tersisa satu-satunya di dompetku. Pas sekali untuk ongkos berangkat mengajar. Bagaimana dengan ongkos pulang? Belum lagi makan siangku? Tapi aku cukup tenang karena hari ini aku gajian. Aku pun berangkat dengan uang pas itu.

Pukul 12 tiba. Aku bersama teman pengajar berkumpul di ruang administrasi. Mengantre uang gaji. Sayangnya, koordinator memberitahukan bahwa gaji bulan ini baru cair esok hari disebabkan ada kendala teknis dari pusat. Kerumunan pengajar pun perlahan bubar. Tinggal aku dan dua orabg pengajar yang masih ada jadwal mengajar sampai sore. Dua pengajar itu tak lama pamit ke kantin untuk makan siang. Sedangkan aku? Kautahu kan... aku tak punya uang sepeser pun untuk ongkos pulang nanti, apalagi untuk makan. Sedikit shock, aku pun memilih ke mushola untuk salat dan menenangkan diri.

Selesai salat, aku berpikir kemungkinan untuk meminjam uang ongkos pada salah seorang pengajar atau kasbon di administrasi. Beberapa temanku sering begitu, dan aku belum pernah memakai kesempatan kasbon. Tapi, hatiku terasa berat. Bukan karena harga diri. Bagiku, cukup mudah meminjam sebab semua cukup memercayaiku. Tapi, aku enggan bergantung pada manusia. Aku hanya berdoa pada Allah, "Ya Allah, bantulah aku menjaga diri dari meminta-minta pada makhlukMu. Jikalau pun aku harus meminta, biarkan aku meminta hanya padaMu. Gerakkan hati dan tangan hambaMu untuk menolongku. Aamiiin..."

Maka aku pun menahan lapar dan juga menahan diri untuk meminjam uang. Aku mengajar sampai pukul empat sore. Menjelang pukul empat, aku resah. Sepertinya tidak ada cara lain untuk pulang, selain meminjam uang. Baru saja kuniatkan untuk meminjam uang, tiba-tiba muridku berkata, "Miss meta jualan pulsa kan? Aku mau beli dong miss yang 50 ribu buat isi paket bbku. Berapa harganya miss?"

"Iya, miss jualan pulsa. Harganya 52 ribu."

"Ini miss. Gak usah dikembalikan."

Ia pun menyodorkan selembar uang lima puluh ribu dan lima ribu. Yaa... murid-muridku ini memang berasal dari kalangan ekonomi atas. Banyak pula dari mereka yang merupakan artis. Alhamdulillah... rezeki itu datang, pas sekali karena saldo pulsaku pun hanya cukup untuk pembelian 50 ribu sekali.

***

Semenjak hari itu, aku memiliki pandangan baru tentang rezeki. Bahwa hak kita pun belum tentu rezeki kita... seperti gaji. Meski sudah jelas gaji akan didapat tanggal sekian, besarnya sekian, dan pasti dapat sekian, kalau Allah bilang itu belum rezeki kita, maka ya sudah. Allah bisa dengan mudah menundanya, mengalihkannya, bahkan secara ekstrem memutusnya. Contoh seperti teman saya yang bulan lalu tidak digaji karena perusahaannya bangkrut. Mau menuntut juga tidak bisa, karena keuntungan dan kerugian perusahaan memang tanggungan bersama. Mana bisa kita mau terima enaknya saja, giliran susah tidak peduli.

Dan silahturrahim serta memperbanyak hubungan baik dengan orang lain, memang merupakan jalan pembuka rezeki. Sebab rezeki orang lain bisa lewat kita. Begitu pun sebaliknya. Bahwa rezeki saling berkaitan.

Terakhir adalah, Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Segalanya kembali pada Allah. Bahwa iman adalah cerita keajaiban. Bahwa Allah seringkali memberi kita jalan keluar dari arah yang tak disangka. Bahwa keyakinan akan pertolongan Allah selama kita menjaga hati kita terpaut padaNya terus menerus merupakan keniscayaan. Sepasti janji fajar yang merekah setelah gelap malam yang pekat.

Meta morfillah

10 November, 2015

Waktu

Waktu dan kebenaran sangatlah erat. Waktu akan begitu gamblang menunjukkan kebenaran. Sebab kebohongan pasti memiliki cela ketidakkonsistenan. Meskipun rumit, waktu pada kebenaran selalu jujur. Persis proses yang tidak akan mengkhianati hasil.

Maka, jagalah waktumu. Perlahan ia akan menunjukkan kebenaran padamu tentang fana dan sebentarnya dunia. Belajarlah dari jam... ia tak pernah berhenti berdetak meski tak ada yang melihat. Ia tak pernah mundur dan terus lantang menyuarakan waktu.

Bahkan pada jam yang mati pun, menunjukkan waktu yang tepat dua kali sehari.

Meta morfillah

09 November, 2015

[Cermin] Suara hati keyboard (Sebuah kisah cinta yang tak bahagia)

SUARA HATI KEYBOARD (SEBUAH KISAH CINTA YANG TAK BAHAGIA)

Perhatikan keyboard QWERTY kamu!

Cukup fokus pada lima deret huruf di sebelah kanan atas. Dengarkan cerita mereka. Bisa jadi ini adalah kisah cintamu! Bahahahaha

#Kamus:
Y (Yaudahlahyaa)
U (you = kamu)
I (I am = aku)
O (other = orang lain)
P (parents = orangtua)

U (you) tidak boleh berjauhan dengan I (I am). Sebab ada banyak godaan dari O (others) yang bisa mengancam hubungan mereka. Khawatirnya, saat O (others) berada di samping I ( I am), U (you) tidak peka dan merasa kedekatan itu biasa saja. Ini berbahaya! Siaga satu!

Sementara I (I am) bersikap posesif, bahwa U (you) tidak boleh dekat O (Others). Tapi di satu sisi, I (I am) galau, karena O (others) nya banyak dan begitu menggoda. Karena tak tahan godaan, maka I (I am) pun meminta nasihat dari P (parents), apakah harus memilih U (you) atau O (others). Ternyata, P (parents) tidak menyetujui hubungan I (I am) dengan U (you). Maka dengan berat hati, I (I am) pun harus bersikap Y (Yaudahlahyaa). Cinta pun kandas.

#sadending.

*inspire from group "Sinergi PAYmily" especially chilman & agnes

Meta morfillah

[Cermin] Cinta bodoh

CINTA BODOH

"Bingkaikan senyum langit untukku!"

Lelaki itu pun pergi ke puncak gunung tertinggi. Membawa sebuah bingkai yang ia kira cukup untuk menampung senyum langit. Sayangnya, saat ia tiba purnama yang merekah. Ia harus menunggu hingga tiba lengkung sabit--atau setidaknya perbani yang tertutup mega kelabu di kedua ujungnya. Saat tiba langit tersenyum, ia kesulitan membingkainya. Langit enggan memberikan senyumnya untuk dibawa pulang sang lelaki--dipersembahkan pada wanita yang amat dicintainya, namun tak mencintainya.

Bodoh. Mungkin ia lelaki terbodoh yang pernah kukenal. Wanita yang dicintainya tentu mengarang alasan untuk mengusirnya dengan halus. Syarat itu hanya dibuat-buat, sebab sang wanita tak mencintainya. Jikalau memang seorang wanita mencintai lelaki, ia akan memudahkan dirinya untuk dinikahi. Bodoh.

Namun, masih ada seseorang yang lebih bodoh. Seseorang yang tetap mencintai sang lelaki bodoh itu dan setia menunggu sang lelaki untuk menyadari cintanya, tanpa pernah mengungkapkannya.

Seseorang itu adalah aku.

Meta morfillah

08 November, 2015

Harapan

Aku tak pernah meminta agar kita bagaikan rel kereta, yang selalu seiring namun tak pernah menyatu.

Aku punya tiga harapan:

Pertama... Bila kita memiliki banyak persamaan, semoga kita bagai sungai, dari aliran mana pun akan bermuara satu, menuju laut.

Kedua... Bila kita begitu berbeda, semoga seperti air payau yang tercipta di pertemuan air asin dan air tawar, tanpa meninggalkan sifat khas keduanya.

Ketiga... Bila kita saling melengkapi, semoga seperti langit dan bumi. Di mana langit senantiasa memayungi bumi dan mencurahkan hujan kasih sayangnya, hingga menyuburkan bumi. Lalu bumi membalasnya dengan melahirkan ragam tumbuhan dan memantulkan warna langit pada tubuhnya melalui laut.

Itu saja.

Kira-kira, kamu yang mana bagiku?
Akan menjadi apakah KITA?

Meta morfillah

07 November, 2015

Memastikan kamu ada

MEMASTIKAN KAMU ADA

"Piglet..."

"Yes?"

Pooh smiling, "Nothing. I just wanna know that you're still with me."

Cinta itu sederhana. Kadang-kadang harus dipastikan dengan cara yang sederhana pula. Seperti ilustrasi Pooh yang sedang berbaring bersama Piglet, lalu memanggil namanya. Jawaban Piglet menandakan bahwa ia ada bersama Pooh di sana. Detik itu juga. Sebab sekarang ini, orang yang duduk berdampingan denganmu, belum tentu menemanimu. Bahkan seringkali tak menghadirkan jiwanya bersamamu. Tubuhnya bersamamu, tapi jiwanya tidak. Belum lagi, bila pikirannya terdistorsi oleh gadget.

Cinta begitu sederhana. Sesederhana memastikan ibumu terlelap nyenyak di sampingmu. Bernafas dengan teratur. Atau melihat orang yang kaucintai duduk diam di suatu sudut. Tanpa melakukan apa-apa. Tapi kehadirannya menimbulkan semangat besar bagi dirimu.

Cinta itu sederhana. Kita pun perlu memastikannya dengan cara yang sederhana pula. Bahkan kadang hanya lewat sebuah kata. Sebab  tak selamanya orang sadar akan perilaku cintamu. Kadang, perilaku sulit diterjemahkan, dan kata lebih mudah dicerna. Maka nyatakanlah cintamu sesuai tempatnya yang tepat.

Cinta begitu sederhana. Mungkin kitalah yang membuatnya rumit. Aahh...

Meta morfillah

05 November, 2015

[Mentoring] Menjaga & memelihara hubungan baik sebagai bagian dari iman (Hadits)

Menjaga dan memelihara hubungan baik sebagai bagian dari iman (Hadits)
Minggu, 1 Nov 2015
Nila

#Silaturahim merupakan sebagian dari konsekuensi iman dan tanda-tandanya.

Rasulullah saw bersabda:
" مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ, وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ "
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahim" (Abu Hurairah)

“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta [172], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S. 4 [An-Nisa]: 1)

[172] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.

#Menyambung tali silahturrahim merupakan sesuatu yang cepat mendatangkan kebaikan, dan sebaliknya, yang memutuskan silahturrahim cepat mendatangkan keburukan.

“Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? ‘Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan,’ sabda Rasulullah SAW, ‘adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan” (HR Ibnu Majah).

#Mendamaikan orang yang tengah bertengkar, ternyata lebih besar pahalanya dibanding shaum.

Dalam sebuah hadis diungkapkan, “Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?” tanya Rasul pada para sahabat. “Tentu saja,” jawab mereka. Beliau kemudian
menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi” (HR Bukhari Muslim).

#Kisah:
Seorang sahabat yang bernama Abu Awfa pernah bekisah. Ketika itu, kata Abu Awfa, kami berkumpul dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba beliau bersabda, “Jangan duduk bersamaku hari ini orang yang memutuskan tali silaturahmi”. Setelah itu seorang pemuda berdiri dan meninggalkan majelis Rasul. Rupanya sudah lama ia memendam permusuhan dengan bibinya. Ia segera meminta maaf kepada bibinya tersebut, dan bibinya pun memaafkannya. Ia pun kembali ke majelis Rasulullah SAW dengan hati yang lapang.

#Kita pun diharuskan berhati-hati terhadap prasangka pada saudara kita.

“Berhati-hatilah kalian terhadap prasangka, sebab prasangka itu sedusta-dustanya cerita. Jangan pula menyelidiki, mematai-matai, dan menjerumuskan orang lain. Dan janganlah saling menghasud, saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian sebagai hamba Allah
yang bersaudara” (HR Bukhari Muslim).

Berikut beberapa cara mempererat hubungan/silahturrahim:
1. Ungkapkan Rasa Cintamu pada saudara yang kaukasihi

“Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah dia mengatakan cinta kepadanya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Dalam riwayat yang lain, Anas ra. mengatakan bahwa seseorang berada di sisi Rasulullah saw, lalu salah seorang sahabat melewatinya. Orang yang berada di sisi Rasulullah saw tersebut mengatakan,
“Aku mencintai dia, ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah saw bersabda, “Apakah kamu sudah memberitahukan dia?” Orang itu menjawab, “Belum.” Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Beritahukan kepadanya.” Lalu orang tersebut memberitahukannya dan berkata, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.” Kemudian orang yang dicintai itu menjawab, “Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.” (HR. Abu Dawud)

2. Menunjukkan Wajah Bahagia saat bertemu

“Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah ceria.” (HR. Muslim)

3. Berjabat Tangan

“Tidak ada dua orang muslim yang berjumpa lalu berjabat tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (HR. Abu Dawud)

4. Saling Berkunjung

Nabi Muhammad saw bersabda, “Allah swt. berfirman, ‘Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, keduanya saling berkunjung karena Aku, dan saling memberi karena Aku’.” (HR. Imam Malik dalam Al-Muwaththa’)

5. Memberikan Ucapan Selamat atas kesuksesan dan momen bahagianya

Dalam hal ini, Rasulullah saw telah bersabda, dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bertemu saudaranya dengan membawa sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti Allah akan menggembirakannya pada hari kiamat.” (HR. Thabrani dalam Mu’jam Shagir)

6. Saling Memberi Hadiah

“Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati.” (Thabrani)

Thabrani juga telah meriwayatkan, dari Aisyah ra. bahwa, “Biasakanlah kamu saling memberi hadiah, niscaya kamu akan saling mencintai.”

7. Saling Membantu

Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

*catatan sepemahaman penulis

Meta morfillah

Text Widget