Pages

02 November, 2015

[Kajian] Rasulullah SAW, Puncak kesempurnaan akhlak (Part 1)

RASULULLAH SAW, PUNCAK KESEMPURNAAN AKHLAK (Part 1)

Audio ceramah Ustad Salim A. Fillah

Rasul datang dengan kesempurnaan. Ia orang yang benar, jujur (siddiq), memenuhi janji, dan dapat dipercaya (amanah). Ia cerdik menyelesaikan masalah (fathanah). Terbukti saat ia memasuki masjidil haram dan mendapati kaum quraisy tengah bersumpah untuk saling menumpahkan darah diakibatkan siapa (bani) yang akan meletakkan hajar aswad setelah renovasi Ka'bah. Ia bentangkan sorbannya, lalu meletakkan batu itu di tengah sorbannya. Ia menyuruh pemuda masing-masing bani memegang ujung sorbannya, mendekatkan ke Ka'bah. Lalu ia dengan tangannya sendiri yang meletakkan hajar aswad ke tempatnya. Ia juga seorang yang tabligh, begitu tabah atas apa yang dibebankan rabbnya, sehingga ia sampaikan apa yang harus disampaikan. Ia ajarkan hikmah ke semuanya, mana yang haq, mana yang bathil. Ia datang dengan sifat-sifat mulianya: siddiq, amanah, fathanah, dan tabligh. Ia datang bukan sebagai orang baik semata-mata, tapi pilihan Allah.

"Allah melihat ke dalam hati hamba-hambanya, maka Dia dapati hati Muhammad adalah hati yang paling jernih."

Maka dipilihlah Muhammad sebagai Al Mustafa. Pembawa risalah yang paling besar dan sempurna yang menjadi kebajikan dan rahmat bagi alam semesta, jin dan manusia. Ia datang menyempurnakan rasul-rasul sebelumnya. Dengan tawadhu berkata:

"Perumpamaan aku dengan utusan-utusan sebelumku, seperti orang yang sedang membangun sebuah rumah, yang rumah itu telah hampir diselesaikan, kecuali sebuah batu bata yang belum diletakkan pada tempatnya di salah satu sudut. Dan orang-orang yang lewat berkata, 'Alangkah baiknya bila batu bata itu dipasang.' Dan akulah batu bata yang terakhir itu."

Rasul datang dengan janji Allah padanya, "Membawa petunjuk dan agama kebenaran untuk dimenangkan oleh Allah di atas jalan yang lain. Meskipun orang musyrik benci, Allah akan jadi saksi."

Allah katakan "Dan dia berasal dari kalangan kalian sendiri."

Sama seperti kalian, dia adalah manusia, bukan malaikat yang tak bersyahwat dan tanpa cela. Dan dia ma'shum di mata manusia. Dia diperintahkan untuk berkata pada umatnya, "Aku adalah manusia seperti kalian, kecuali bahwa aku diberikan wahyu oleh Allah SWT."

Allah hendak menunjukkan nilai kemanusiaannya, yang terbuat dari tanah yang dihina iblis dengan rendahnya tapi mampu menampilkan akhlak yang paling agung.

"Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) sungguh berada di atas akhlak yang paling agung."

Dengan begitu setiap manusia tak punya hujjah ketika Allah menuntut untuk meneladani beliau, karena beliau pun sesama manusia, bukan setengah malaikat. Dan dia dikenali oleh orang-orang Quraisy sebagai anak mereka, ahli kitab pun mengenalinya seperti mengenali umat-umatnya bagai anak sendiri. Hubungan umatnya dengan Rasul adalah hubungan jiwa. Ada riwayat saat Rasul sedang bersama sahabat-sahabatnya:

"Aku rindu dengan ikhwan-ikhwanku."
Sahabat berkata, "Kami adalah ikhwan-ikhwanmu yaa Rasul, dan kami berada di sampingmu."
"Bukan. Kalian adalah sahabatku. Ikhwanku adalah mereka yang tidak pernah berjumpa dan melihatku, tapi beriman padaku, membenarkan apa yang kubawa, mengucapkan salawat untukku dan mereka meneladani sunnah-sunnahku."

Maka kita adalah ikhwan-ikhwan beliau yang punya hubungan jiwa paling akrab. Dan inilah karunia besar Allah bagi kita.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget