Pages

26 February, 2017

[Mentoring] As sidqu fid dakwah

AS SIDQU FID DAKWAH (SIKAP YANG BENAR DI DALAM DAKWAH)

Ahad, 26 Feb 2017
Ustad Yasir A. Liputo

Ada kita atau tidak ada, dakwah akan tetap ada. Umur dakwah sangat panjang, seringkali melebihi umur kita. Seperti saat Rasul tiada, dakwah tetap dilanjutkan hingga hari akhir.

Pertanyaannya adalah "Apakah saat dakwah berjalan, kita ada di dalamnya atau tidak?"

وَقُلْ رَّبِّ اَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَّ اَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ وَّاجْعَلْ لِّيْ مِنْ لَّدُنْكَ سُلْطٰنًا نَّصِيْرًا
"Dan katakanlah (Muhammad), ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku)."
(QS. Al-Isra': Ayat 80)

Perhatikan, kata kuncinya adalah masuk dan keluar YANG BENAR. Saat kita bersikap tidak benar dalam dakwah, kita menjadi setengah hati, semua jadi setengah-setengah.

وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَاۤ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, "Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?""
(QS. Fussilat: Ayat 33)

Kita adalah da'i sebelum segala sesuatu. Maka sikap yang benar dalam dakwah haruslah seperti berikut:

1. SIDQUN NIYYAH (NIAT/MOTIVASI YANG BENAR)
Agar totalitas (kaffah).

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآفَّةً ۖ  وَلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ  ؕ  اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al-Baqarah: Ayat 208)

Kita berdakwah itu mencari ridha Allah. Kalau Allah ridha, surga, bidadari, kekuasaan, apa pun akan diberikan. Segalanya untuk Allah, sebagaimana ikrar kita di tiap shalat saat iftitah.

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
"Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,"

لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚ  وَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ  وَاَنَا اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ
"tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama berserah diri (muslim).""
(QS. Al-An'am: Ayat 162-163)

Niat yang benar ini dimulai dari:
~minallah (semuanya kita dari Allah)
~ma'allah (bersama Allah)
~ilallah (semata-mata karena Allah)

Tepati janji kita, mati di jalan Allah.

Orang yang niatnya benar, pasti memiliki:
a. Qalbun Salim (hati yang bersih)
Dia tidak terpengaruh dengan prestasi orang, tapi sibuk memperbaiki dirinya dan berprestasi (tidak dengki atau suka ngambek).
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ
"(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna,"
اِلَّا  مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ 
"kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,"
(QS. Asy-Syu'ara': Ayat 88-89)

b. Punya keikhlasan
Ikhlas artinya hanya bersandar pada Allah.
اَللّٰهُ الصَّمَدُ 
"Allah tempat meminta segala sesuatu."
(QS. Al-Ikhlas: Ayat 2)

c. Ruhabatus shadri (kelapangan dada)
Seperti doa Nabi Musa yang banyak cobaan dan sering sekali disebut namanya dalam Al Qur'an.

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ  
"Dia (Musa) berkata, "Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku,"

وَيَسِّرْ لِيْۤ اَمْرِيْ  
"dan mudahkanlah untukku urusanku,"

وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِیْ  
"dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,"

يَفْقَهُوْا قَوْلِیْ 
"agar mereka mengerti perkataanku,"
(QS. Ta Ha: Ayat 25-28)

Hilangkanlah kalimat "Aku tak sanggup", ganti "Insya Allah, dengan kekuatan dari Allah, kita bisa!"

2. SIDQUL LISAN (BICARA YANG BENAR)
a. Bil hujjah (dengan dalil/petunjuk)
Meski sebuah dalil benar, harus ada yang paham kontekstualnya. Tidak plek-plekan ambil pengertian tekstual saja. Seperti mengapa dulu sunnah berjaya? Karena Islam yang berkuasa.

Zaman sekarang, agak sulit membudayakan sunnah, sebab yang berkuasa bukan Islam lagi. Contoh pakai jilbab syar'i di Indonesia mudah, tapi kalau di Prancis? Pakai jilbab saja sudah Alhamdulillah, karena negaranya tidak mengizinkan. Ukhti bisa disuruh copot hijab kalau ke sana. Inilah kontekstualnya.

Makanya Islam butuh negara. Tidak bisa agama dipisah dengan negara.

b. Bil qalbi (dengan hati)
Pahami audiens kita, berbicaralah dari hati. Inilah pentingnya memiliki binaan (tidak harus binaan liqo, murid juga bisa disebut binaan, yang diajar), sebab dengan sering memberikan tausiyah melatih jam terbang Anda untuk berbicara.

c. Sinaatul qalam (rekayasa dalam bentuk intonasi, artikulasi, dll)
Biasanya ini ikhwan yang mempelajari. Bagaimana agar saat ceramah, audiensnya tidak ngantuk. Mainkan cara bicaranya.

3. SIDQUL 'AMALI (AMAL YANG BENAR)
Ukurannya:
a. Jiddiyyah (Harus ada kesungguhan)
Man jadda wa jada.

وَالَّذِيْنَ  جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا   ؕ  وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik."
(QS. Al-'Ankabut: Ayat 69)

Akar katanya dalam bahasa arab sama dengan jihad. Saat kita sungguh-sungguh, Allah akan bukakan jalan. Periksalah benar tidaknya amal ibadah kita dari dalil dan juga kesungguhan kita melakukannya.

وَكَاَيِّنْ مِّنْ نَّبِيٍّ قٰتَلَ  ۙ  مَعَهٗ رِبِّيُّوْنَ كَثِيْرٌ ۚ  فَمَا وَهَنُوْا لِمَاۤ اَصَابَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَمَا ضَعُفُوْا وَمَا اسْتَكَانُوْا  ؕ  وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ
"Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."
(QS. Ali 'Imran: Ayat 146)

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَنْ يَّرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِيْـنِهٖ فَسَوْفَ يَأْتِى اللّٰهُ بِقَوْمٍ يُّحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهٗۤ  ۙ  اَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اَعِزَّةٍ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ  ۖ   يُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا يَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لَاۤئِمٍ   ؕ  ذٰ لِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَآءُ    ؕ  وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui."
(QS. Al-Ma'idah: Ayat 54)

Perhatikan ayat tersebut! Saat kita keluar dari dakwah, Allah akan mengganti kita dengan kaum yang lebih baik. Kitalah yang rugi saat murtad.

b. Istimroriyah (berkesinambungan)
Misal liqo tidak pernah telat. Manalah Allah ridha jika kamu enggak sungguh-sungguh (telat)?
Dari istimroriyah akan lanjut menjadi istiqamah (konsisten).

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ  الْمَلٰٓئِكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَـنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ  تُوْعَدُوْنَ
"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.""
(QS. Fussilat: Ayat 30)

Semestinya kita tawadhu terhadap hasil keputusan syura'(rapat). Inilah mengapa ijma' lebih kuat dari ayat Quran, sebab keputusan syura' mengikat dan sudah dibahas beratus kali. Kalau sudah perintah harus sami'na wa atho'na.

اِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذَا دُعُوْۤا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ  بَيْنَهُمْ اَنْ يَّقُوْلُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا  ؕ  وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, "Kami mendengar, dan kami taat." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. An-Nur: Ayat 51)

Amanah dan jabatan adalah penugasan, bukan kemuliaan.

c. Tadhiyyah (pengorbanan)

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصّٰبِرِيْنَ
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar."
(QS. Ali 'Imran: Ayat 142)

Surga itu belum nyata. Masih harus bersabar dan berkorban. Kalau tidak liqo karena hujan, maka tidak akan ada liqo di Bogor ini. Ya namanya saja kota hujan, sudah keseharian loh hujan!

4. SIDQUN MAAL (HARTA YANG BENAR)
Dakwah tidak akan berjalan jika tidak ada sarana dan prasarana (membiayai sendiri).
Sekecil apa pun, meski akhwat, harus tetap berusaha (berbisnis).

اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَــنَّةَ    ؕ  يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَ يُقْتَلُوْنَ ۙ  وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰٮةِ وَالْاِنْجِيْلِ وَالْقُرْاٰنِ    ؕ  وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَاسْتَـبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖ   ؕ  وَذٰ لِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung."
(QS. At-Taubah: Ayat 111)

Dalam ayat ini, lebih dahulu kata "anfus (jiwa)" baru "amwaluhum (harta)". Padahal ini surat yang menyeru jihad. Allah hendak membeli diri kita, bukan sekadar harta! Jihad!

Jika keempat hal itu telah kita miliki, niscaya kita akan memiliki IMUNITAS DALAM DAKWAH. Tidak ada lagi galau, sedih, malas, apalagi setengah hati. Semua total, kaffah, menyeluruh!

#catatan sepemahaman penulis

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget