Pages

28 February, 2017

Hadiah, cinta, bahagia

HADIAH, CINTA, BAHAGIA

Tahadu, tahabbu.
Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai. (H. R. Bukhari, Hasan)

Katanya orang yang memberi belum tentu mencintai. Tapi orang yang mencintai sudah pasti memberi. Bukankah sebelum kita ingin dicintai, maka kita harus lebih dahulu mencintai? Give and take, not take and give, right?

Sungguh indah ajaran Rasul... mencontohkan untuk membahagiakan orang lain agar kita bahagia. Sebab segala hal positif dampaknya akan kembali ke diri kita sendiri. Pun yang negatif. Makanya saya lebih memilih menabung energi positif. Sehingga kelak yang saya tuai pun hasil positif. Ingat hukum tabur-tuai!

Bahkan saat hatimu sedang sedih, duniamu sedang terpuruk, jika kamu inginkan secercah cahaya, cobalah bahagiakan orang lain. Dengan hadiah. Hadiah tak harus mahal. Senyummu, pelukanmu, kejutan kecilmu, kata-kata yang kamu tulis, hingga benda yang paling diinginkan, itulah hadiah. Bisa verbal, nonverbal, dan benda.

Dan rasanya jauh lebih bahagia melihat orang bahagia atas sesuatu yang kita berikan. Dibandingkan bahagia karena memiliki sesuatu yang diharapkan orang lain. Lebih tahan lama sebuah kebahagiaan yang dibagi dengan orang lain dibanding kebahagiaan yang disimpan untuk diri sendiri. Sebab yang mengingat kebahagiaan itu jauh lebih banyak.

Maka saat kita bersedih, mungkin itu tanda bahwa kita harus berbagi, memberi, dan bahagiakan orang lain.

Semangat menulis, menuliskan semangat!

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget