Pages

16 February, 2017

Fokus berkembang

FOKUS BERKEMBANG

"Innallaha yubghidul fahisyal badzia.
Sesungguhnya Allah membenci orang yang keji dan kotor kata-katanya." (H. R. Tirmidzi)

Kembali fokus pada peran kita. Salah satunya mempersiapkan generasi mendatang sebagai pemimpin terbaik. Mengajarkan adab lalu ilmu.

Pada hal kecil namun menanamkan karakter. Adab makan, adab bicara, adab bergaul, adab bertamu, dan lainnya.

Sadar bahwa bermula dari mulut dan jarimu yang quick response dalam keseharian atau media sosial menjadi bumerang. Menghidupkan lagi sifat wara' (kehati-hatian).

"Kenapa sih, Bu, kita enggak boleh ngomong 'gue-elo' atau asal nyeletuk?"

"Kenapa sih, Bu, dikit-dikit kita istighfar?"

"Kenapa, kenapa, dan kenapa???"

Sudah ada contoh terbaik, Rasulullah SAW. Maka dari hal kecil seperti perkataan, kita mulai contoh kesantunan tutur kata beliau. Meski zaman sekarang, kata-kata kasar mulai menyerap dalam keseharian, bahkan menjadi canda.

Maka, inilah PR kita, Nak. Bersama menjadi teladan kebaikan. Bukan berarti kita terbaik, memang. Tapi mencoba menyadarkan bahwa Islam itu indah, tanpa tertutupi kejelekan pribadi umatnya, adalah keharusan kita.

Berawal dari mengurangi kata-kata kasar baik dalam keseharian atau pun media sosial.

Aku pun masih belajar, Nak.

Meski terbaik kita belumlah luar biasa, setidaknya saat dihisab nanti, Allah tahu bahwa kita sudah berupaya meneladani sifat uswatun hasanah kita.

Seperti bunga, kita berupaya mengembangkan potensi-potensi terbaik kita, berkembang seindah-indahnya.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget