Pages

17 February, 2017

[Review buku] Bersamamu, di jalan dakwah berliku

Judul: Bersamamu, di jalan dakwah berliku (Berbaris dalam dakwah, berpeluk dalam ukhuwah)
Penulis: Salim A. Fillah & Felix Y. Siauw
Penerbit: Pro-U Media
Dimensi: 256 hlm, cetakan pertama 2016
ISBN: 978 602 7820 59 3

Duet ustad yang berbeda harakah. Satunya tarbiyah, satunya HTI. Di saat isu pergesekan antar harakah Islam memuncak, dua ustad ini bersatu membuka cakrawala. Bahwa kita jauh lebih banyak persamaannya dibanding perbedaan.

Bahwa dalam masalah furu', qiyash, ijtihad adalah wajar kita tak sependapat. Tapi dasar utama dan yang kita imani adalah sama. Ada banyak harakah yang sebenarnya bertujuan satu dan itu semua baik. Sayangnya, perbedaan terjadi dari sisi mana harakah tersebut melihat. Ada yang melihat dari ekonomi, politik, sistem, dll.

Buku ini juga pas dengan kontekstual saat saya membaca sekarang, terkait PILKADA DKI, #muslimvotemuslim.

Ah, berkali saya menangis membaca ikrar ustad salim dari Q. S. Yusuf: 108 yang dikupas per bab (dan menghabiskan 2/3 porsi buku) "Katakanlah, ini jalanku. Aku berdakwah menyeru manusia kepada Allah di atas bukti-bukti yang nyata, aku dan orang-orang yang mengikutiku, Maha suci Allah, dan tidaklah aku termasuk orang-orang yang mempersekutukanNya."

Ah, berkali saya malu membaca pengakuan ustad felix tentang "Dakwahku (yang masih berbangga atas harakahnya); bersamamu (yang mencoba memahami harakah lain dan ternyata tujuan kita sama, hanya kurang silahturrahim); di jalan berliku (sementara banyak di luar Islam ingin memecah belah kita)."

Gaya buku ini dibuat dual cover bolak-balik. Seperti buku dwilogi padang bulan andrea hirata.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

"Seorang da'i agung ditanya, 'Apa rahasianya hingga banyak orang Allah karuniai hidayah melalui dirimu?'
Beliau menjawab, 'Kudakwahi mereka di siang hari, dan kudoakan mereka di malam hari." (SAF, h.49)

"Di dalam himpunan pendapat yang benar, masih ada mana-mana yang lebih tepat dan mana juga yang ternyata luput." (SAF, h.98)

"Nak, dakwah Nusantara sudah menjadi jatah Ayahanda. Di luar itu, tugasmu membentang sejauh kepulauan Jepang hingga Eropa, daratan Cina hingga benua Amerika. Sebab, sungguh Nabi SAW dijadikan Allah rahmat bagi semesta alam. Tapi dalam tapak jejaknya di atas bumi, beliau baru sejauh-jauh menyusuri Makkah-Madinah-Tabuk-Al quds. Maka kitalah yang bertugas menjadi dutanya pada alam semesta, menjadi sarana Allah untuk menghadirkan rahmatNya bagi umat manusia di mana pun berada." (SAF, h.183)

"Tidak semua perbedaan itu harus ada yang benat dan lainnya salah. Dalam ilmu agama, dua hal berbeda bisa jadi satu benar dan lainnya lebih benar, selama ia berlandaskan dalil islami. Karena itulah kita menerima perbedaan dalam fiqih." (FS, h.32)

"Dakwah itu banyak ragamnya dan pilihan itu harus dipertanggungjawabkan." (FS, h.45)

"Sungguh berdakwah tidaklah mudah. Lebih tidak mudah lagi berdakwah bersama jamaah. Dan akan tambah kesulitannya bila berdakwah dengan orang yang berlainan harakah. Namun, inilah jalan yang kita pilih, yaitu jihad di jalan Allah. Dan kita amat tahu bahwa akhir dari perjalanan ini adalah tempat yang paling indah!" (FS, h.61)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget