Pages

01 February, 2017

Dekat jendela

DEKAT JENDELA

Hal paling menyenangkan saat bepergian jauh dengan kendaraan adalah duduk dekat jendela. Terlebih dalam kereta dan pesawat. Maka saat aku mendapatkan tiket kereta yang terletak di dekat jendela, hatiku riang! Jika sendiri, aku akan puaskan menempelkan wajah ke kaca jendela. Menatap puas pemandangan di luar, seakan hanya aku yang ada di sana. Dunia berhenti sejenak.

Dari dekat jendela aku banyak mengulang memori serta refleksi akan perjalanan hidupku. Dari sekian banyak moda transportasi, adalah kereta yang paling sering memunculkan memori, menjentikkan inspirasi dan kata romantis. Derunya yang stabil, berderet pemandangan yang seakan berlari, serta beragam stasiun yang terlewati. Membuat diriku seakan menjelma kereta itu sendiri.

Dari tepi jendela kereta, aku melihat masa lalu yang terlewat dalam pepohonan, rumah, dan sawah yang dilalui. Berlari cepat, tertinggal jauh di belakang. Dari tepi jendela kereta, aku merenungi masa kini yang sedang kujalani. Meskipun banyak hal terlewat, aku tetap berjalan menuju masa depan tanpa berpikir untuk kembali. Dari tepi jendela kereta, aku berpikir tentang masa depan. Kereta yang kunaiki masa depannya telah jelas, akan berhenti di stasiun akhir yang tertera di tiketku. Sementara aku? Aku tak tahu akan berhenti di stasiun hati siapa. Atau bahkan akan berhenti di tengah jalan tanpa pernah sampai ke stasiun hatimu, sebab kematian lebih dulu menjemputku. Masa depanku belum sepasti kereta ini.

Aku tak tahu apakah aku telah melewatkanmu seperti banyak stasiun yang telah kulewati. Aku tak tahu apakah akan dipertemukan denganmu, seperti pertemuan orang-orang di stasiun akhir. Yang aku tahu, aku rindu berhenti untuk pulang. Menuju kamu sebagai rumahku.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget