Pages

29 August, 2016

[Review buku] The return of Arsene Lupin, Misteri segitiga emas

Judul: The return of Arsene Lupin, Misteri Segitiga Emas
Penulis: Maurice Leblanc
Penerbit: Visimedia
Dimensi: vii + 528 hlm, 130 x 200 mm, cetakan pertama maret 2013
ISBN: 978 065 171 6

Misteri perebutan emas yang melahirkan rentetan pembunuhan menyeret Kapten Patrice Belval ke dalamnya. Meski awalnya ia hanya berniat menyelamatkan Coralie, perawat cantik yang membuatnya jatuh hati. Hingga pihak berwenang terlibat dan mengungkap sebuah fakta mengejutkan bahwa masa lalu mereka saling terhubung. Sayangnya, satu-satunya orang yang diyakini dapat menjelaskan teka-teki tersebut tewas mengenaskan. Hingga Patrice dan Coralie hampir mati terbunuh di ruang tertutup, datanglah pencuri aristokrat yang melegenda dan disangka telah mati menolongnya--Arsene Lupin. Bagi Lupin, hanya butuh waktu dua hari untuk menyelesaikan semua teka-teki mengenai emas dan hubungan masa lalu Patrice dan Coralie.

Arsene Lupin yang melegenda hingga menginspirasi lahirnya tokoh Kaito Kid di komik detektif conan, yang juga hanya bisa ditandingi oleh Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle. Tokoh villain, antagonis yang salah namun begitu dicintai, layaknya Robin Hood yang mencuri demi kepentingan rakyat. Dalam novel ini, Lupin memecahkan teka-teki demi menolong negaranya di masa perang. Namun, apa yang dilakukannya tetap saja diganjar hukuman sehingga ia harus kembali menghilang setelah berhasil membela dan membawa kedamaian bagi negaranya, Prancis.

Meski tebal, saya sangat menikmati alur kisah serta penasaran hingga tak ingin berhenti sampai tamat. Latar tahun 1915 membuat gaya bahasa tokohnya begitu santun dan puitis romantis. Meski tokoh Lupin baru hadir setelah halaman 300, tapi detail kasus tidak membosankan.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

"Doctus cum libro. Orang pandai berkat buku." (Hlm. 334)

"Kebenaran yang paling rumit selalu sangat sederhana!" (Hlm. 496)

Meta morfillah

27 August, 2016

10 tahun dari sekarang

10 TAHUN DARI SEKARANG

Ingatkah, dulu kita pernah bertanya akan bagaimana kita di 10 tahun mendatang? Bagaimanakah hubungan kita kelak? Akan menjadi apa kita di masa depan? Bayangan kita dahulu, kita akan sukses di bidang yang kita pilih masing-masing. Lalu kita akan merayakannya dengan bahagia, penuh canda tawa, di rumah salah seorang dari kita yang sudah sukses.

Tak terasa, ternyata 10 tahun hampir kita jelang. Aku sendiri... tidak banyak hal hebat yang kulalui. Tidak banyak perubahan dalam hidupku. Sementara teman kita yang lain telah jauh melesat. Tapi... aku pun tak tahu bagaimana kabarmu kini. Meski kita bisa bertemu dan mencari tahu kabar masing-masing, nyatanya kita tak melakukan itu. Perlahan kita seperti ditelan bumi bagi dunia kita masing-masing. Bukan jarak yang memisahkan. Tapi kemauan. Lingkaran kita perlahan berlawanan arah. Butuh momentum besar untuk menemukan titik temu.

Beberapa waktu belakangan, aku punya firasat tentangmu. Mengapa aku tiba-tiba memikirkanmu? Entah yang mentah. Bahkan... jika kita bertemu, akankah kita saling tersenyum dan tertawa bahagia seperti dulu? Akankah kita jujur setelah 10 tahun yang terlewati? Akankah kita bisa tetap sama seperti dulu, tanpa ada rasa canggung? Atau sebaiknya aku menghitung baru, 10 tahun dari sekarang?

~~~~~~~~~~~~~~

Wanita itu pergi meninggalkan secarik kertas di mejanya. Tak sengaja kubaca tulisan di dalamnya.

Yang tertulis di atas kertas:

Sepuluh tahun dari sekarang, kita akan merayakan pertemuan kita di rumahku. Kita berbahagia dan sukses. Kutemukan kamu ada di rumahku. Rumah kita.

Meta morfillah

24 August, 2016

[Review buku] Guru cinta

Judul: Guru cinta
Penulis: Helvy tiana rosa, dkk
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 266 hlm, cetakan pertama agustus 2014
ISBN: 978 602 03 0829 6

Ada 13 kisah inspiratif yang ditulis oleh 13 penulis berbeda. "Sekolah plastik" berkisah tentang sekolah yang berawal dari emperan plastik hingga menjadi sekolah formal. "Belajar melalui lagu" berkisah metode mengajar melalui lagu hingga dirilis menjadi rekaman bersama musisi terkenal. "Mendidik dengan hati" berkisah tentang memperbaiki citra SMAN 10 Jakarta yang terkenal dengan hal negatif hingga menjadi positif. "Sekolah langit dan dunia" berkisah tentang homeschooling. "Permata sepuluh" berkisah tentang program kewirausahaan yang digalakkan di sekolah dan mampu melahirkan pengusaha berlatar SMA. "Mesin batik untuk Indonesia" berkisah tentang guru teknik yang berhasil membawa SMK membuat mesin batik sendiri. "Tangan-tangan istimewa yang terabaikan" berkisah tentang guru SLB yang menghadapi beragam karakter murid luar biasa yang akhirnya menunjukkan perkembangan menakjubkan. "Komik yang menyelamatkan" berkisah tentang penderita tuna rungu yang berprestasi dan menyarankan komik sebagai media pembelajaran untuk tuna rungu, sebab hal itu sangat membantu perkembangan linguistik tuna rungu. "Anak down syndrome dan sebuah pendekatan bernama kasih sayang" berkisah tentang Mila penderita down syndrome yang sulit diatur dan akhirnya patuh setelah waktu yang cukup lama dengan pendekatan games dan kesabaran. "Ketika peternak ayam menjadi kepala sekolah" berkisah tentang ibu guru pembina kewirausahaan peternak ayam yang begitu sabar membimbing anak didiknya beternak dan bangga hingga berhasil menjadi kepala sekolah. "Sekolah depta 8-10" berkisah tentang kepala sekolah yang mengalami banyak rintangan dalam memperbaiki citra sekolah namun tetap dicoba dengan kepala dingin dan akhirnya berhasil. "Kisah sholeh: jalan panjang seorang pendidik" berkisah tentang guru agama yang mengubah metode belajar dari sekadar hafalan menjadi sikap keseharian. "Dosen sastra? Dosen cinta!" berkisah tentang penulis terkenal yang menjadi dosen sastra dan memiliki metode menarik hingga membuat mahasiswanya tertarik pada sastra.

Secara gaya bahasa sudah cukup mengalir, namun beberapa masih terlalu kaku mendeskripsikan (seperti makalah).  Pengemasan juga cukup bagus.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Boleh orang tidak bersekolah tapi tidak boleh satu pun orang tidak belajar." (Hlm. 68)

Meta morfillah

22 August, 2016

STIFIn

MESIN KECERDASAN STIFIN

Masing masing kecerdasan terbagi ke 5 bagian otak.

S= Sensing (Terletak di bagian KIRI BAWAH)
T= Thinking (Terletak di bagian KIRI ATAS)
I= Intuiting (Terletak di bagian KANAN ATAS)
F= Feeling (Terletak di bagian KANAN BAWAH)
In= Insting (Terletak di bagian TENGAH)

1. SENSING
Mesin kecerdasan yang selalu mengandalkan pancra indra. (SENSE)
Entah itu perasa, penglihatan, pendengaran, Perkataan dan penciuman.

Orang sensing itu rajin, teliti, detail, rapih, ulet, pekerja keras.

Kalau ngobrol sama orang sensing. Yang pasti pasti aja. Gak usah yang berbau khayalan. Gak bakal mudeng dia. Atau lola (kalaupun memaksakan untuk mengerti)

Sensing itu menuntut bukti. Kalau buktinya udah kelihatan maka dia percaya

Orang sensing, dianjurkan untuk menjadi pebisnis, penghafal al-quran, atlet, kontraktor, pegawai bank, pajak, dan yang berbau hitungan.

2. THINKING
Mesin kecerdasan yang selalu mengandalkan pikiran (THINK)
Dia itu apa-apa dipikirin, sampe ada huruf miring di baligho jalan aja dikomentar.

Orang Thinking itu:
1. Pinter
2.  Cerdas
3. Analisis tajam
4. Dingin
5. Tegaan
6. Objektif

Thinking itu menuntut logika. Kalau logikanya jelas, hukum sebab akibatnya terang maka dia percaya

Orang Thinking, dianjurkan untuk menjadi dosen, ahli debat, ahli manajemen, dan organisatoris.

3. INTUITING
Mesin kecerdasan yang punya kelebihan di Khayalan (INTUITION)
Kalau orang baru berpikir hingga pola 3 maka intuiting sudah bisa sampai ke 10

Orang Intuiting itu:
1. Visioner
2.  Daya khayal tinggi
3. Gak suka yang mengikat. Bebas
4. Ambisius
5. Jago gambar
6. Susah ditebak pola pikirnya

Intuiting itu menuntut penuh dengan imajinasi. Kalau analoginya unik, simpel, dan gampang diingat maka dia akan suka.

Orang Intuiting, dianjurkan untuk menjadi pelukis, penulis, sastrawan, videogapher, Membuat naskah syuting, buat film, dll.

4. FEELING
Mesin kecerdasan yang selalu mengandalkan PERASAAN. (hati) Info
Dia humble, peka, enak diajak ngobrol, baik, dermawan, dan suka gombal.

Orang Feeling itu:
1. Empatinya tinggi
2.  Peka
3. Gak enakan
4. Leadershipnya bagus
5. Jago ngomong (PD)
6. Moody

Orang Feeling, dianjurkan untuk menjadi trainer,Humas (HRD), leader, penulis puisi romantis, penakluk hati wanita, dan pemimpin organisasi.

5. INSTINCT
Mesin kecerdasan yang selalu mengandalkan Indra Ketujuh.
Spontan, generalis, to the point, traumatik, pendamai.

Orang Insting itu:
1.  Responnya spontan
2.  Galak kalau lagi meledak emosinya
3. Pendamai di antara dua pihak yang bermusuhan
4. Cepat beradaptasi
5.  Serba setengah setengah
6. Pendakwah yang tinggi integritasnya

Orang Insting, dianjurkan untuk menjadi Dai, Pekerja sosial, marketting komunitas, diplomat, dan wakil organisasi.

21 August, 2016

... Tahun Kemudian

... TAHUN KEMUDIAN

Tadi saya menonton dua film romance dengan ending "Satu tahun kemudian" dan "Tiga tahun kemudian" tanpa ada kabar antara dua tokoh utama. Entah yang kebetulan. Mengapa dua-duanya memiliki ending yang mirip. Keduanya seakan menggaungkan "Time heals the wound", "Everything has changed", "Nothing's gonna change my love for you". Persisnya adalah kisah penantian, menunggu. Dalam ketaksabaran, ketakyakinan, ketakjelasan, namun tetap mereka jalani. And, like I guess... everything will be happy ending. No more changes in their heart/feeling(both of main character).

Membuat saya bertanya-tanya... benarkah dalam kenyataan bisa seperti itu? Benarkah bisa menahan sebuah rasa dalam labirin ketidakpastian dengan begitu tenangnya menjalani hari-hari seperti biasa? Sementara ada begitu banyak peluang dan orang yang hilir mudik dalam kehidupan sang tokoh. Benarkah perasaan bisa tetap semurni itu setelah waktu mengeratnya perlahan?

Saya merasa, bila itu terjadi pada saya... maka saya akan meniadakan kemungkinan bahagia seperti ending film itu. Tidak... saya tidak akan sesabar itu menggantungkan kebahagiaan saya pada seseorang. Semua kesan akan menjadi entah. Entah yang mentah. Bersiap bahagia dengan meniadakan kemungkinan bahagia yang lain. Sebab hidup tak selamanya seperti film romance... yang bisa membuat kita lega setelah ada tulisan "... tahun kemudian" lalu kedua tokoh kembali bertemu dengan perasaan yang sama sebelumnya tanpa ada lagi rintangan yang akhirnya menyatukan mereka.

Sebab hidup... bukan angan-angan kosong seperti titik-titik pada judul tulisan saya "... tahun kemudian"

Meta morfillah

[Review buku] T(w)itit!

Judul: T(w)itit!
Penulis: Djenar Maesa Ayu
Penerbit: Gramedia
Dimensi: ix + 99 hlm, cetakan ketigavjuni 2012
ISBN: 978 979 22 7967 2

Ada sebelas cerita pendek dengan tokoh Nayla, namun berbeda kisah. Di cerpen "UGD" berkisah tentang perselingkuhan dengan usia yang terpaut cukup jauh. Di cerpen "Nayla" berkisah tentang ironi rok sekolah yang kependekan dengan akhir perkosaan Nayla. "Mimpi Nayla" berkisah tentang kematian yang dianggap mimpi oleh Nayla. Sementara di kisah "Jinxie", Nayla digambarkan sebagai wanita dengan kepribadian ganda yang berteman dengan seekor anjing. "T(w)itit" berkisah tentang ketidakjujuran seorang penulis demi menyambung hidup dan pendidikan anaknya. "Kosong" berkisah tentang kegalauan seorang penulis wanita yang jatuh hati pada pemilik kafe kopi tempatnya menulis. "Bung" berkisah tentang kebimbangan seorang anak yang hamil karena diperkosa pacar ibunya dan pilihan hendak aborsi atau tidak, dan jadi ibu macam apakah dia nanti. "It takes two to tattoo" berkisah kandasnya hubungan 5 tahun karena tato. "Check in" berkisah perselingkuhan suami istri yang ternyata keduanya adalah lesbian dan gay (juga biseks). "Petasan, setan" berkisah tentang taman imajinasi dan kebencian Nayla pada hari besar yang berujung kebakaran dan matinya kedua orangtuanya. Dan cerpen terakhir "Coffeewar" berkisah tentang kopi yang semakin dingin bagai hubungan yang kandas.

Usaha penulis menghadirkan twist di tiap cerpennya cukup oke. Beberapa diksi, satire/sindiran sosial dan puitisnya pun menarik. Tapi beberapa di antaranya tak saya mengerti. Tentu saja penulis sudah dikenal sebagai penulis dengan aliran sastra basah, yang tak jauh dari membahas ranjang dan judulnya fantastis ke arah sana. Sejujurnya cerpen yang dijadikan judul utama buku ini menurut saya justru tak menarik. Saya lebih suka twist di cerpen "Nayla". Tapi sepertinya itu strategi menjual buku ini. Tapi saya kurang menikmati tulisan ini. Sebab memakai nama tokoh yang sama untuk 11 cerpen dengan kisah yang tak memiliki benang merah tapi temanya hampir semua ironi, pemerkosaan, dan eksploitasi membuat saya bosan dan lelah membacanya. Pantaslah buku ini saya dapatkan seharga 10 ribu

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

Meta morfillah

17 August, 2016

Arti kemerdekaan?

Kemerdekaan, sesungguhnya bukan sekadar merah putih, lomba, dan gempita.

Tapi, kemerdekaan adalah ketika dapat melihat tawa lepasmu, Nak. Menikmati kebebasanmu dengan ceria. Menikmati lelahnya mempersiapkan reward untuk usahamu, tanpa perlu terjajah pikiran esok akan makan apa? Hari ini berisitirahat di mana? Bisakah sekolah hingga pendidikan tertinggi? Tanpa perlu ada ketakutan untuk melangkahkan kaki. Tanpa perlu berebut menyelamatkan diri dari desingan peluru.

Nak, begitulah kemerdekaan. Semoga aku dan kau tak terkesima euforianya hingga lupa akan sejarah, perjuangan mendapatkan kemerdekaan saat ini. Jangan terlena, Nak...

Meta morfillah

15 August, 2016

Cinta datang begitu tenang

CINTA DATANG BEGITU TENANG

Jangan pernah menganggap remeh perjumpaan-perjumpaan. Mungkin kita pernah bertemu hanya saling melihat lalu sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Jangan pernah menganggap remeh masa persiapan. Mungkin kita pernah sejalan namun belum siap bersama. Maka Allah pisahkan yang seharusnya pisah dan mendekatkan yang seharusnya dekat. Kita dijauhkan sementara, lalu disibukkan dengan memenuhi mimpi dan meniti tangga kesiapan.

Jangan pernah memaksakan cinta bila belum waktunya. Akan sangat berbeda dirimu dan diriku yang dahulu dan yang kini. Yang dipertemukan kembali dan sudah menyadari perasaan masing-masing. Yang telah menyelesaikan ego dan paham bagaimana usaha memenuhi mimpi masing-masing. Yang telah siap melebur dari aku dan kamu, menjadi kita.

Yang kutahu cinta datang begitu tenang. Sebab hanya dengan ketenangan yang siap, cinta bisa dibangun dan didesain menjadi istana indah.

Meta morfillah

14 August, 2016

Alasan kedua

ALASAN KEDUA

Ada dua hal mengapa sesuatu itu tidak pernah dibicarakan. Pertama, sebab sesuatu itu tak begitu penting. Kedua, sebab sesuatu itu amatlah penting.

Dan kamu, adalah alasan kedua untukku.

~~~~~~~~~~~~~~

Jangan pernah menyimpulkan tiadanya namamu dalam ceritaku berarti tiada arti dirimu. Justru menyebut namamu adalah tabu bagiku. Sebab satu kata namamu bisa menyeret bah kenangan untuk membanjiri otakku. Sementara aku cukup tahu diri bahwa pengendalian diriku belumlah sempurna. Maka topik kamu adalah suatu hal yang selalu aku hindari. Perlu keberanian besar, waktu dan tempat yang kondusif untuk membicarakanmu.

Jangan pernah memiliki praduga bahwa kamu tak pernah ada dalam pikiranku. Justru semakin jarang aku menyebut nama seseorang, boleh jadi orang itu amat spesial. Sebab aku hanya berani menyebutnya di hadapan Yang Maha Kuasa di waktu bermesra denganNya. Namamu menyebabkan detak hebat dalam detikku.

Apakah kamu juga merasakan hal yang sama sepertiku?

Meta morfillah

[Review buku] Cinta bintang kejora

Judul: Cinta bintang kejora
Penulis: I. R. Adi dan Ade Anita
Penerbit: Gema Insani
Dimensi: xiv + 118 hlm, 18 cm, cetakan pertama juni 2004
ISBN: 979 561 916 0

Ada 10 cerpen dalam buku ini yang ditulis oleh 2 orang. Hampir semuanya bertemakan anak. Dalam "Ada harap di sepotong fried chicken" bercerita tentang syukur yang kerap kita lupa. "Langit biru" mengajak kita melepaskan sesuatu sesuai alamiahnya. "Permata ayah bunda" bagaikan kesah penulis terhadap realita. "Bukan sebuah pilihan" bercerita bagaimana takdir bisa berubah seketika. "Karunia hadir bersama iman" salah satu kisah yang saya suka tentang pasangan yang tidak bisa memiliki anak. "Si kentang buruk rupa" bercerita tentang harapan. "Ada kamu di bola mataku" juga salah satu kisah yang paling saya sukai, bercerita tentang fulltime mother yang berusaha tidak bosan akan rutinitasnya. "Balon pink prita" bercerita tentang memahamkan kematian pada anak kecil. "Cinta bintang kejora" bercerita tentang anak lelaki kecil yang berusaha berani tidur sendiri dengan mengandaikan bintang kejora sebagai ibunya. "Kasih ayah di cahaya bulan" bercerita perjalanan seorang ayah dengan putri kecilnya ditemani cahaya bulan.

Isinya cukup bagus, tapi dalam beberapa part saya masih merasa voice of authornya mendominasi. Kesan "ustad/menggurui" kadang begitu terasa. Ada beberapa dialog yang sepertinya tidak mungkin dikatakan seorang anak kecil sebab bahasanya terlalu tinggi.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Tak bijak jika kita memberangus sebuah harapan meski secara akal sehat harapan itu rasanya sesuatu yang mustahil. Bukankah dengan adanya harapan maka manusia akan selalu berusaha." (Hlm. 76)

"Tidak selamanya yang rusak dan buruk rupa itu tidak punya harapan untuk memulai hidup baru yang benar-benar baru." (Hlm. 77)

"Profesi ibu rumah tangga memang merupakan profesi yang menuntut kesempurnaan, tetapi tak ada piala atau kompensasi materi untuk kesempurnaan itu. Hanya memberi, tidak boleh mengharapkan kembali." (Hlm. 84)

"Pada akhirnya, setiap manusia memang akan diuji dengan apa yang dipilihnya dalam menjalani hidup ini." (Hlm. 87)

"Kebahagiaan seorang ibu salah satunya adalah jika dapat menjadi tempat pertama untuk bertanya bagi anaknya." (Hlm. 95)

Meta morfillah

[Review buku] Mr. Fox yang fantastis

Judul: Mr. Fox yang fantastis
Penulis: Roald Dahl
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 96 hlm, 20 cm, cetakan kedua januari 2010
ISBN: 978 979 686 501 7

Boggies bertubuh gemuk, memiliki peternakan ayam. Bunce bertubuh kecil pendek, memiliki peternakan angsa. Bean bertubuh kurus tinggi, memiliki kebun apel dan peternakan kalkun. Mereka bertiga sangat pelit dan jahat. Di dekat ladang mereka, hiduplah Mr. Fox dan keluarganya. Setiap malam ia mendatangi salah satu peternakan itu dan mengambil ayam, bebek, atau kalkun untuk santapan keluarganya. Boggis, Bunce, dan Bean sangat membenci dan ingin membunuhnya. Hingga aksi berjaga di depan sarang dan menggali sarang Mr. Fox dengan traktor mereka lakukan. Hampir saja Mr. Fox sekeluarga tergoda untuk keluar sarang sebab kelaparan setelah 3 hari tidak makan. Tapi, Mr. Fox memiliki ide cemerlang!

Buku ini menarik dan mudah dipahami. Gaya bahasanya asyik, disertai ilustrasi untuk mempertegas cerita. Hanya butuh 15 menit menyelesaikannya. Tapi yang menarik bagi saya adalah tokoh Mr. Fox yang merupakan villain. Sebenarnya ia adalah antagonis juga karena mencuri, tapi ia begitu mudah dicintai sebab alasannya yang masuk akal.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta morfillah

13 August, 2016

[Review buku] Kubik Leadership

Judul: Kubik leadership
Penulis: Farid poniman, indrawan nugroho, jamil azzaini
Penerbit: Gramedia
Dimensi: xvii + 382 hlm, edisi revisi cetakan kelima desember 2014
ISBN: 978 602 03 0504 2

Untuk hidup sukses mulia, kita haruslah mampu melakukan 3 hal:
1. Pimpin keyakinan
Dalam memimpin keyakinan Anda, 3 hal yang harus diperhatikan adalah Prinsip Manusia (motivasi meraih keberhasilan jangka panjang dengan mengakses nurani dan proyeksi bintang terang melalui semangat berilmu, bersyukur, dan bersabar), Prinsip Alam (hukum energi positif dan kaitan 4 TA: Harta, tahta, kata, dan cinta untuk menjadi bahagia yang masing-masing adalah epos mesin kecerdasan STIFIn), dan Prinsip Tuhan (mengakses energi tuhan agar Anda menjadi gardu epos bagi sekitar).

2. Pimpin aksi
Terdiri dari 3 AS etos kerja, yakni kerja keras, kerja cerdas (maksimalkan STIFIn dengan meningkatkan skala dan waktu untuk Sensing, mengefektifkan sistem untuk Thinking, mengkapitalisasi aset untuk Intuiting, menempa orang untuk Feeling, dan memperlancar keadaan untuk Instinct) dan kerja ikhlas.

3. Pimpin pekerti
Melahirkan tiga sikap: positif, produktif, dan kontributif.

Itulah intisari yang saya dapatkan dari buku ini. Jujur saja, saya berekspektasi untuk pembahasan STIFIn yang detail namun ternyata hanya sedikit. Selebihnya bahasan leadership dengan gaya bahasa akademisi yang cukup tinggi. Hingga saya pusing dan tak mengerti maknanya. Bahkan beberapa terasa seperti rumus di fisika. Terlalu cerdas bagi saya penulis buku ini hingga bahasanya cukup melangit. Atau sayanya yang kurang upgrade? Hehee...

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

Meta morfillah

10 August, 2016

[Review buku] Sepatu Dahlan

Judul: Sepatu Dahlan
Penulis: Khrisna Pabichara
Penerbit: Noura books
Dimensi: 392 hlm, 14 x 21 cm, cetakan kedua Mei 2012
ISBN: 978 602 9498 24 0

Mengenali sosok Dahlan Iskan melalui fiksinya. Bagaimana ia melewati masa kecil dalam kemiskinan. Saya tak pernah mengira bahwa ia pernah sesulit itu, hingga amat bermimpi memiliki sepatu untuk sekolah. Bahkan mimpi itu begitu lama terwujud. Ia baru mendapatkannya setelah duduk di kelas 3 SMA. Selain sepatu, impian lainnya adalah sepeda. Memang terwujud, namun cara mendapatkannya tak sesuai dengan yang diinginkan oleh Dahlan remaja.

Berlatar di Magetan tahun 1960-an, potret kemiskinan Indonesia amat terlihat. Terutama di Kebon Dalem, di mana anak-anaknya terbiasa nguli nyeset dan nguli nandur. Bersekolah tanpa sepatu dan sepeda amat lumrah, bahkan tanpa seragam. Bisa dipastikan mereka yang memakai sepatu, berseragam, dan bersepeda adalah orang berada. Jarak sekolah yang jauh membuat Dahlan memimpikan sepatu dan sepeda. Namun hal tersebut tidaklah mudah diwujudkan. Meskipun Dahlan rajin nguli nyeset, nguli nandur, mengangon kambing, sampai melatih tim voli anak-anak juragan tebu, impian itu baru terwujud di kelas 3 SMA. Sebab untuk makan sehari-hari saja sangat sulit bagi Dahlan. Hingga ia pernah terpaksa menyuri sebatang tebu demi menghilangkan lapar dia dan adiknya, lalu ia dihukum oleh mandor tebu yang terkena galak.

Meskipun kehidupan amat keras menempanya, beruntunglah Dahlan remaja menemukan sahabat terbaik. Ada Kadir, Komariyah, Arif, Imran, dan Maryati yang memberikan persahabatan tulus. Juga keluarga yang berprinsip baik, terutama tegasnya Bapak, lembutnya ibu, mandirinya Mbak Atun dan Mbak Sofwati, dan penurutnya Zain. Juga hobi bermain voli yang mendatangkan rezeki.

Buku ini menggambarkan kisah persahabatan, cinta, dan keluarga yang hangat serta kebiasaan orang cerdas: suka menulis (Dahlan gemar curhat di diary). Segi tampilan sudah sesuai dengan isi dan judulnya. Gaya berceritanya pun khas Daeng Khrisna yang puitis. Namun di beberapa part agak terlalu lambat dan membuat saya bosan serta terlalu kenyang deskripsi.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Ya, aku biasanya lebih tenang setelah menuliskan apa saja yang kurasakan. Bagiku, menulis tak ada bedanya dengan obat, menyembuhkan luka akibat sayatan kepedihan." (Hlm. 80)

"Bekal untuk menjadi pemimpin itu hakikatnya cuma satu. TAHU DIRI. Kalian harus bisa menakar diri, mengukur kemampuan, dan pandai menjalin kerja sama. Jika merasa tidak mampu, cari santri lain yang lebih mampu. Jika merasa kurang kuat, lakukan bersama-sama agar kalian makin kuat." (Hlm. 166)

"Barangkali harapan ini hanya semacam doa yang memeluk kehampaan sebagai kamu. Tapi, biarlah. Sesekali waktu perlu mengajariku cara tercepat meninggalkan masa silam meski aku tak yakin kamu akan "hilang" begitu saja di masa depanku. Kadang, setiap merindumu, aku menegarkan hati dengan merapal mantra "semoga", dan berharap mantra itu mustajab untuk mengembalikan "yang pergi" dan memulangkan "yang lupa". Walaupun setiap mataku membuka, kamu tetap pergi dan tetap lupa kembali." (Hlm. 357)

Meta morfillah

Text Widget