Pages

21 August, 2016

... Tahun Kemudian

... TAHUN KEMUDIAN

Tadi saya menonton dua film romance dengan ending "Satu tahun kemudian" dan "Tiga tahun kemudian" tanpa ada kabar antara dua tokoh utama. Entah yang kebetulan. Mengapa dua-duanya memiliki ending yang mirip. Keduanya seakan menggaungkan "Time heals the wound", "Everything has changed", "Nothing's gonna change my love for you". Persisnya adalah kisah penantian, menunggu. Dalam ketaksabaran, ketakyakinan, ketakjelasan, namun tetap mereka jalani. And, like I guess... everything will be happy ending. No more changes in their heart/feeling(both of main character).

Membuat saya bertanya-tanya... benarkah dalam kenyataan bisa seperti itu? Benarkah bisa menahan sebuah rasa dalam labirin ketidakpastian dengan begitu tenangnya menjalani hari-hari seperti biasa? Sementara ada begitu banyak peluang dan orang yang hilir mudik dalam kehidupan sang tokoh. Benarkah perasaan bisa tetap semurni itu setelah waktu mengeratnya perlahan?

Saya merasa, bila itu terjadi pada saya... maka saya akan meniadakan kemungkinan bahagia seperti ending film itu. Tidak... saya tidak akan sesabar itu menggantungkan kebahagiaan saya pada seseorang. Semua kesan akan menjadi entah. Entah yang mentah. Bersiap bahagia dengan meniadakan kemungkinan bahagia yang lain. Sebab hidup tak selamanya seperti film romance... yang bisa membuat kita lega setelah ada tulisan "... tahun kemudian" lalu kedua tokoh kembali bertemu dengan perasaan yang sama sebelumnya tanpa ada lagi rintangan yang akhirnya menyatukan mereka.

Sebab hidup... bukan angan-angan kosong seperti titik-titik pada judul tulisan saya "... tahun kemudian"

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget