Pages

08 November, 2016

[Review buku] Gurunya manusia

Judul: Gurunya manusia
Penulis: Munif chatib
Penerbit: Kaifa learning
Dimensi: xx + 256 hlm, 24 cm, cetakan XIV, Juni 2014
ISBN: 978 602 8994 44 6

Buku kedua setelah "Sekolahnya manusia" berisi lima bab. Bab pertama "Majulah pendidikan indonesia" membahas tentang mengubah paradigma bahwa tidak ada guru yang tidak mampu mengajar dan tidak ada siswa yang bodoh.

Bab dua "Menjadi gurunya manusia" membahas tentang bagaimana menjadi guru yang mengajar dengan hati dan tentunya menyenangkan. Bab tiga "Apersepsi" membahas menit pertama yang amat penting. Terangkum dalam zona alfa, trik masuk ke zona alfa, warmer, pre teach, dan scene setting.

Bab empat "Belajar mengajar dengan Multiple Intelligences Tingkat lanjut" berisi beragam strategi belajar seperti strategi diskusi, action research, klasifikasi, analogi, identifikasi, sosiodrama, penokohan, flash card, gambar visual, papan permainan, wayang, applied learning, movie learning, environtment learning, dan service learning.

Bab lima "Membuat lesson plan kreatif" berisi trik membuat RPP dan beragam special moment yang terjadi selama belajar.

Keseluruhan isi buku ini menarik dan sangat aplikatif. Detail memberikan gambaran serta contoh kasus. Juga memotivasi dengan beragam kalimat positif. Sangat cocok untuk guru, terutama ketika sedang hilang semangat mengajar hahaha...

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

"Guru harus selalu belajar untuk meningkatkan kualitas dirinya. Perkembangan zaman memungkinkan siswa mendapatkan informasi dari beragam sumber. Akibatnya, siswa menjadi lebih cerdas dan kritis. Inilah satu contoh kecil mengapa guru harus selalu belajar." (H.xv)

"Hak mengajar itu ada di tangan siswa, bukan di tangan guru. Penting untuk diketahui hak mengajar harus direbut oleh guru." (H.81)

"Profesi guru adalah profesi yang tiap hari selalu mendapatkan bahan-bahan untuk bisa diramu kembali menjadi tulisan yang menarik. Mestinya setiap guru menjadi penulis. Special moment sesungguhnya bisa menjadi bahan dasar untuk tulisan para guru." (H.202)

Meta morfillah

1 comment:

  1. Wih, saya paling nggak betah baca buku non-fiksi. Atau sebenarnya belum betah saja? Hahaha. Kurang dijelaskan isi per babnya apaan.. :)

    ReplyDelete

Text Widget