Pages

07 November, 2016

Sesungguhnya siapa yang belajar, Nak?

Sesungguhnya, siapa yang belajar, Nak?

Aku hanya membaca ulang beberapa rumus utama dan mudah menyampaikannya. Sekadar kalian mengetahui atau mencatat. Tapi, Nak, untuk membuat kalian menyimak dan meresapi ilmu yang kualirkan, itu tidaklah mudah.

Aku belajar bagaimana bahasa yang mudah kalian mengerti. Aku belajar bagaimana menarik perhatian kalian agar kalian ridha atas waktu kalian untuk belajar. Aku belajar bagaimana membuat kalian senang setelah lelah mendapatkan informasi seharian. Aku belajar banyak, Nak. Jauh lebih banyak dari apa yang kuajarkan.

Aku bagai mengeja alif ba ta dari awal. Seperti baru kali pertama aku memahami ayat-ayatNya tentang kesabaran, bolak-baliknya hati manusia, keturunan yang shalih dan banyak lagi. Aku belajar bahwa sehebat apa pun seorang guru, sesungguhnya ia harus semakin dekat pada pencipta. Ia harus senantiasa memohon pertolongan Allah untuk melancarkan lisannya menyampaikan ilmu Allah--tidak sekadar ilmu agama, eksak bahkan sosial.

Pahamlah aku, apa yang dimaksud mengajar dengan hati. Mengajar dengan cinta. Mengajar harus ikhlas. Serta beragam kalimat pembesar hati yang tertuju untuk guru. Kalimat yang ringan dan indah diucap, namun berat dan sulit dijalankan.

Membuatku yakin, semua guru hebat itu adalah mereka yang senantiasa mengakui kelemahan dirinya dan meminta pertolongan Allah. Energi yang mereka miliki bersumber dari langit yang tak akan pernah habis untuk ditebar di muka bumi. Energi dakwah. Energi cintaNya. Sebab kita semua adalah da'i.

Siapa yang sepatutnya berterimakasih, Nak? Aku atau kamu?

Kukira adalah aku yang bodoh ini. Yang jauh lebih banyak belajar melalui dirimu, Nak.

Meta morfillah

#gambar games ular tangga di pelajaran IPA kelas 7 semester 1, kimia, berdasarkan kelompok STIFIn (Sensing, Feeling, Intuiting)

No comments:

Post a Comment

Text Widget