Pages

31 December, 2014

Dulu dan Sekarang


Gambar diambil di sini

Dunia…

Hingga detik ini, aku merasa belum benar-benar memahamimu. Kamu begitu rumit, dan seringkali menyesatkan. Kuikuti permainanmu, yang seringkali kamu begitu menipuku. Semuanya misteri dan penuh kejutan. Seringkali yang dikejar justru hilang, sedangkan yang diabaikan justru mengejar balik. Mana pernah aku membayangkan bahwa akan menjadi diriku seperti saat ini. Dulu, saat masih anak-anak, aku hanya membayangkan akan menjadi dokter lulusan harvard, MIT, dan universitas luar negeri ternama. Tak ada batasan dan ganjalan tentang perbedaan bahasa, biaya hidup,  dan segala macamnya, yang menyadarkan bahwa tak semudah itu. Hidup terasa mudah saja di tangan anak kecil itu. 

Dulu, saat remaja, aku hanya tahu bahwa hidup itu seperti rata-rata. Bertumbuh, jatuh cinta, menikah, memiliki anak, lalu mati dalam damai. Nyatanya, setelah bertemu banyak orang, mengalami banyak kejadian dan mengunjungi beberapa tempat, hidup tidak sesederhana itu. Ada hal yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Ada yang harus dipertanggungjawabkan. Hidup menjadi demikian rumit. Meski tak menyukai strategi, aku harus memikirkan banyak strategi menghadapi hidup ini. Minimal strategi, seperti apa aku akan mati? Kenangan seperti apa yang ingin kutinggalkan? Sebab, hanya kematian yang selalu memenuhi janjinya. Tidak seperti yang lain, masih ada kemungkinan untuk ingkar. Dan setelah mengalami sendiri, kehilangan yang disebabkan kematian, aku menjadi lebih peka terhadap beragam hubungan yang tercipta antara sesama manusia. Kejadian-kejadian biasa, yang bahkan tak penting menurut orang-orang, bisa menimbulkan dampak hebat untukku. Ada makna lain yang kulihat dari kehidupan ini. Seperti ada selubung halusinasi yang tersingkap dari wajah dunia. Meski aku belum melihat semua yang ada di baliknya. Tetapi, rasa takut dan kesadaran itu kian hari kian besar. Tidak mendapatkan apa yang kuinginkan, meski menyebalkan, terkadang menenangkan. Aku tak lagi se-berambisi dahulu. Aku sadar, bahwa belum tentu aku siap jika semua doaku dikabulkan Tuhan. Pun sama, aku belum tentu siap, jika semua doaku tidak dikabulkan Tuhan. Kurasa, untuk titik ini, Tuhan cukup adil.


Meta morfillah

28 December, 2014

Cinta dan benci

Setiap minggu malam, aku menatap foto ini. Nampak seperti rumah biasa. Tapi, hampir dua tahun, pintu itu lebih banyak menyita waktu dan perhatianku dibanding pintu kamarku. Yup, this is my office... but, i think this is my second home.

Selalu ada perasaan mendebarkan saat membuka  pintu itu tiap harinya. Harus siap dengan segala manusia dan ragam rasa yang diberinya padaku. Mungkin, inilah rasanya di mana kamu jatuh hati sekaligus benci pada objek yang sama. Yeah, sometimes i hate you, but i always belonging for you. Really sick, yeah!

Begitulah aku padamu. Persis seperti pesakitan dan obatnya. Racun sekaligus penawar. Kenyamananmu, menumpulkanku.

And now, this feeling is more and more day by day.

Meta morfillah

Langit senja

Tak peduli panas atau pun hujan, langit tetaplah menawan.

Tak peduli lama atau sebentar, senja tetap menyapa.

Tak peduli orang lain menyadari atau tidak, hati yang cantik selalu memikat.

Belajarlah pada langit, ia tak pernah mengaku dirinya tinggi, meski memang ia begitu tinggi.

Belajarlah pada lembayung, ia tak pernah kecewa, meski hanya diberi waktu sesaat, mengantar siang pada malam.

Meta morfillah

Review buku: Sengketa

Judul: sengketa
Penulis: Dr. Najib Mahfouz
Penerbit: Pustaka pelajar
Cetakan I, 1999
xi + 267 hal
ISBN: 979 9075 88 2

Novel ini hadiah milad ke 24 dari mas eko. Baru saya selesaikan beberapa bulan lalu. Hampir satu tahun saya menyelesaikannya. Bukan karena isinya tak menarik, melainkan banyak faktor... seperti:

Review ala meta..

Segi tampilan:

Ooo.. tampilannya yang memang kurang memikat. Jaduuul sekali.. tapi ya wajar si, tahun 1999 dicetaknya.. haha..

Lalu bahasanya, agak beda memang. Mungkin karena ini novel terjemahan, jadi saya harus menyesuaikan dulu dengan gaya penulisnya dan latar belakangnya yang berasal dari Mesir.

Segi isi:
Novel ini memenangkan nobel dari akademi swedia di tahun 1988. Tak heran, sebab cerita, para pelaku, dan jalinan peristiwanya begitu mirip dengan kisah para nabi, sejak nabi adam a.s.

Bercerita tentang sebuah keluarga dengan tokoh kepala keluarga bernama Al Jabalawi, yang kehidupannya mirip kehidupan di surga. Konflik mulai hadir ketika anak kesayangan Jabalawi, Adham diusir dari rumah megah itu bersama Amimah, istrinya, karena memasuki bilik rahasia guna melihat isi surat wasiat, atas suruhan Idris yang lebih dulu diusir.

Keluarga Adham dan Idris hidup dalam gubuk, tak jauh dari rumah Jabalawi. Anak kembar Adham bernama Qadri dan Hamam, suatu hari bertengkar kala menggembala kambing. Sampai Qadri tega membunuh saudaranya itu.

Peristiwa ini, oleh sebagian pengamat disamakan dengan pembunuhan Habil oleh Qabil, keduanya merupakan putra nabi adam a.s.

Belum lagi karakter jabalawi yang terkadanf seperti tuhan, terkadang seperti malaikat jibril.

Di sinilah letak kontroversialnya novel ini, hingga sempat dilarang terbit tahun 1959 oleh universitas al azhar.

Terlepas dari itu semua, saya memberikan apresiasi pada novel ini sebanyak 4 dari 5 bintang.

Meta morfillah

Kereta kehidupan dan stasiun akhir

Seandainya tiap manusia sadar, bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Seperti sebuah perjalanan pendek, dari stasiun satu ke stasiun lainnya. Stasiun tujuan akhir kita adalah kematian.

Sadarkah, bahwa kita bergerak menuju ketiadaan? Kepunahan. Lantas, sebelum kita menghilang dari bumi ini, apa yang ingin kita lakukan untuk meninggalkan jejak?
"I was here."

Tiap orang yang memiliki tujuan sama, akan bergerak dan bertemu pada suatu titik. Jangan pernah takut bahwa kamu sendirian. Tujuanmu akan menyeleksi, kereta kehidupan mana yang akan kaunaiki. Tentunya, akan ada kereta yang penuh sekali dan ada pula kereta yang sangat sedikit penumpangnya. Tak usah ragu. Sebab, untuk mencapai tujuanmu, bukan kuantitas orang yang membersamai perjalananmu yang menentukan.

Seandainya tiap orang sadar, bahwa hidup ini hanya sebentar.

Meta morfillah

27 December, 2014

Perspektif

Apa yang sedang kaulihat saat ini?
Dari sudut mana kamu melihatnya?

Aku sedang berdiri di sini. Di lantai dua, teras kamarku. Mengambil jarak dari gemerlap pusat kota. Memandangi gedung-gedung dan cahaya lampu yang terlihat cantik dalam kesibukan mereka yang tak mengenal istirahat.

Bila kamu sedang berada dalam gedung sana, mungkin kamu akan melihat betapa sepinya di sini. Tempatku berdiri. Juga gelap.

Kamu salah satu yang menyilaukan mataku. Tanpa kamu sadar, kamu bagian dari gemerlap itu.

Sementara bagimu, aku begitu redup. Hampir tak terlihat. Dalam kesunyian yang geming.

Tempat kita berdiri, mempengaruhi sudut pandang kita. Tak ada salah atau benar. Ini semata pijakan kita yang berbeda.

Inilah perspektif...

Meta morfillah

25 December, 2014

Suatu sore di bibir pantai

Pada debur ombak yang menyelisihi suara kita, ada cerita yang terselipkan di sana.

Pada bangku yang kita diami di bibir pantai, ada rahasia yang menjadi milik kita berdua.

Tahukah kau, sayang...

Aku bisa saja memotong senja untuk kuberikan padamu. Dan kamu pantas mendapatkannya.

Tapi tidak kulakukan. Bukan... bukan karena aku tidak cinta kau lagi. Melainkan, aku ingin senja tetap ada dan hadir sesempurna senja yang kita lihat saat ini, pada masa anak-anak kita kelak.

Semoga mereka juga merasakan cinta yang manis seperti cinta kita.
Sementara, kita yang menua, hanya saling bertukar cerita.

Akan kuingatkan pada mereka, untuk mencari pendamping yang asyik diajak bercerita. Sebab, saat menua tidak ada lagi yang bisa dilakukan, selain bercerita.

Sstt... diam-diam, kutitipkan harap pada pantai ini. Semoga aku dapat membersamaimu selamanya.

Meta morfillah

22 December, 2014

Tentang Film "The Heirs"

Ketaksengajaan menonton film The Heirs hari Sabtu lalu membuat saya penasaran. Film itu diputar di RCTI dari pukul 12.00 hingga 16.30, yang ternyata baru 3 episode dari 20 episode. Seperti biasa, bila saya sudah penasaran, hal yang saya lakukan adalah googling. Mencari sinopsisnya. Yup, saya lebih suka membaca sinopsis, dibanding menonton filmnya. Selain menghemat waktu, dengan membaca, imajinasi saya jauh lebih luas dibanding menonton filmnya. Dan bravo! Saya dapatkan sinopsis yang menurut saya sangat lengkap, dan ada cuplikan foto adegan, yang sangat membantu saya memvisualisasikan apa yang saya baca. Ini linknya (Thank so muuuaaaachh for this blog! Really appreciate!):


Awalnya, saya tak sengaja ‘menemukan’ film ini, karena sedang gonta-ganti channel televisi. Adegan yang membuat saya ‘betah’ dan melanjutkan film ini adalah karena ibunya Eun Sang yang bisu dan berbicara dengan bahasa isyarat. Ya, saya agak sedikit peka bila menonton film-film di mana ada tokohnya yang disabilitas. Ditambah karakter tokoh utamanya (Eun Sang), begitu kuat dan begitu lemah. Gadis muda yang miskin, namun berusaha kaya dengan bekerja part time sebanyak-banyaknya, hingga lupa bersosialisasi. Teman terdekatnya hanya satu, lelaki. Belum lagi adegan ketika pacar teman lelakinya cemburu dan menyatakan dengan jelas ketidaksukaannya pada Eun Sang. Hal itu cukup ngejlebb bagi saya. Yup, ada satu episode yang mirip dalam hidup saya. Persis seperti itu. sayangnya, persahabatan saya tidaklah sekuat Eun Sang dan Chan Young. Maka tak heran, bila persahabatan lelaki dan wanita memang selalu dicurigai, dan jarang yang bertahan lama. Biasanya akan kalah dengan pasangannya… haha (curcol!)

Setelah membaca habis sinopsisnya (bayangkan, dari pukul 17.00 hingga 02.00 pagi saya menamatkan membaca sinopsis 20 episode tersebut), saya mendapatkan banyak pelajaran dari film itu.

1.       Adegan saat Eun Sang ingin pergi ke Amerika menyusul kakaknya, dan meninggalkan ibunya sendirian. Menunjukkan pada saya, betapa mudahnya meninggalkan keluargamu yang disabilitas, saat kamu mampu berdiri sendiri dan ingin meraih mimpimu.
Sungguh, mudah membuang orang yang membuat kita malu (adegan saat Eun Sang menyuruh ibunya menulis di HP, daripada berbahasa isyarat. Sebab ia malu, bila ketahuan ibunya bisu). Tapi, apakah kautahu arti hidup mereka untukmu? Mengapa kautak coba bertahan bersama mereka. Sebab, lari akan selalu mudah dibanding menjejak. Semoga tak semudah itu menyerah lalu denial.
2.       Pada akhirnya, kita tetaplah berjuang sendirian. Mencoba bertahan di atas kaki sendiri. Jangan pernah mengharapkan bantuan atau perbaikan nasib dari orang lain, meski orang itu begitu dekat dengan kita. Sebab, yang ada hanyalah kecewa. Seperti Eun Sang yang berharap besar pada kakaknya, agar kakaknya sukses di Amerika dan pulang membawa uang banyak. Nyatanya, kakaknya berbohong dan tak dapat diandalkan.
3.       Dia yang memakai mahkota, harus menanggung beban mahkotanya. Entah itu mahkota kesejahteraan, ketenaran ataukah cinta. Untuk Kim Tan dan Eun Sang, mereka memperjuangkan mahkota cinta mereka. Mereka berhasil, dengan mengorbankan banyak hal. Untuk Won, dia berjuang demi mahkota puncak kesuksesannya. Dia pun berhasil, dengan mengorbankan cinta dan perasaannya pada Hyun Joo, dan menangis tiap malam.
4.       Keberhasilan cinta Kim Tan dan Eun Sang, sangatlah ditentukan pada usaha Kim Tan, yang gigih memperjuangkan Eun Sang. Ya, meski pada akhirnya mereka saling memperjuangkan, namun pada awalnya terlihat jelas usaha lelaki dalam meraih wanita impiannya. Saat Eun Sang meragu, dan tahu diri bahkan skeptis dan menyerah pada keadaan, Kim Tan berkali-kali mendobrak batasan keadaan dan jatuh bangkit berkali-kali, membuat Eun Sang menyadari bahwa Tan begitu sungguh-sungguh menginginkannya. Menimbulkan keberaniannya, hingga ia yang tadinya lari, melepaskan dengan berat, kembali memperjuangkan dan menghadapi dunia dengan berani. Yaa… mungkin itulah perbedaan sangat jelas, ketika seorang lelaki sudah menginginkan sesuatu, apa pun akan ia hadapi. Usaha Kim Tan ini yang berkali-kali membuat saya terenyuh.

Sebenarnya, masih banyak yang saya dapatkan. Tapi, saya ingin menyimpannya sendiri. Untuk menutup tulisan ini, saya ingin mengikuti kata-kata Kim Tan dan Eun Sang saat membayangkan masa depan mereka. Beginilah bunyinya, (tentunya saya modifikasi, sesuai keinginan saya… hehe)

Sepuluh tahun dari sekarang, aku akan mengadakan pesta di rumah. Aku akan mengundang kamu, juga dia, dan orang-orang yang pernah, bahkan masih ada dalam hidupku.

Seharusnya, sepuluh tahun dari sekarang, kita sudah sembuh dari luka. Kamu dan dia sebaiknya datang, tunjukkan bahwa kita sudah mampu mengendalikan perasaan, mengatasi luka. Bahkan, mengenang momen itu dengan tersenyum, menertawakan hidup yang sesekali perlu ditertawakan.

Yaa... sepuluh tahun dari sekarang, kuharap kita semua bahagia. Bahagia dengan versi kita masing-masing.

Kutunggu kedatangan kalian di pestaku

Meta morfillah

Tidak ada ibu yang sempurna

Tidak ada ibu yang sempurna,
Mungkin saja, ibulah orang yang banyak mengeluhkan tentang kita. Sebab ia menukar masa lalu dan masa kininya demi masa depan kita. Tidak semua siap menjadi ibu, tapi seiring waktu mereka perlahan menjelma seorang ibu.

Tidak ada ibu yang sempurna,
Mungkin saja, setiap kali ada berita buruk dan goncangan dalam keluarganya, ibu adalah orang pertama yang dipenuhi rasa kekhawatiran, hatinya menciut, geletar tubuhnya…
Tapi, saat melihat anaknya, seketika ia menjadi yang paling tegar. Menguatkan yang lemah. Demi anak, juga suaminya. Begitulah ibu.


Tidak ada ibu yang sempurna di dunia ini,
Sebab, kita juga bukanlah anak-anak yang sempurna untuknya
Kita semua pernah menjadi anak, tapi tidak semua dari kita pernah menjadi orang tua.

Apa pun, bagaimana pun, seberapa pun menyebalkan ibu kita, dialah ibu terbaik yang disediakan untuk kita. Berdamailah dengan masa lalunya, tindakannya yang terkadang kurang bijak, dan kekurangannya.

Selamat hari ibu, para calon ibu dan ibu yang berusaha menjadi ibu sempurna bagi anaknya.


Meta morfillah
Senin, 22 Desember 2014

19 December, 2014

Kakak dan anak lelakinya

Pagi yang rusuh.
Kakak ngacak-ngacak lemari gw, demi nemuin jilbab dan baju muslim yang pas di badannya. Sambil ngedumel tentang anak lelaki pertamanya, berusia 12 tahun, yang protes kalau ibunya harus pakai jilbab saat datang mengambil rapor di sekolahnya nanti.

Tetap sambil ngomel, diturutinya pula permintaan anaknya itu. Lucu sekali. Kakak gw yang paling banyak alasan kalau disuruh pakai jilbab--gerah lah, ga cocok sama mukanya lah, dll--luluh karena permintaan anak pertamanya.

Beberapa pelajaran yang bisa gw simpulkan:

1. Besarnya cinta ibu ke anak, jauh lebih besar dari cinta ke dirinya sendiri. Sama suaminya, kakak gw masih bisa tawar-menawar. Tapi, kalau anaknya yang minta, meski ngedumel di belakang, pasti dia kabulkan.

2. Anak lelaki usia 12 tahun, sudah bisa memilih wanita yang dia inginkan. Dia sudah bisa menetapkan mana yang baik untuk wanita, dan dia ingin wanita yang disayanginya menuruti titah Tuhannya.

3. Ada rasa bangga di nada kakak gw, ketika anaknya sudah bisa mengarahkan ibunya ke hal baik. Setidaknya, ajaran agama tersebut dipahami oleh sang anak.

Aah... Jum'at berkah.
Selalu ada banyak hikmah, dari kejadian kecil yang kita amati di sekitar kita.

Selamat pagi!

Meta morfillah

18 December, 2014

[Cerita Lirik] If I Lose Myself



I'm standing up at the sun
Thought of all the people, places and things I've loved
I stand up just to see
Of all the faces
You are the one next to me

Aku berdiri menatap mentari. Terpikir tentang semua orang, tempat dan hal yang kucinta. Aku berdiri untuk melihat. Dari semua wajah itu, dirimulah yang di sisiku.

Pernahkah kaucoba melihat dari tempat teratas, tentang hidup yang kamu jalani selama ini. Suatu titik balik, ketika kamu menyadari segala hal. Tentang semua orang yang pernah singgah di hidupmu, baik lama atau pun selintas. Segala tempat yang pernah kaukunjungi, baik lama atau pun selintas. Seluruh hal yang terjadi, baik menyenangkan atau pun menyedihkan. Lalu, kesadaran datang perlahan merayapi pikiranmu. Siapa yang selalu ada di sisimu, melalui itu semua?

You can feel the light start to tremble
watching what you know out to see...
You can see your life out of the window, tonight...

Kau bisa rasakan cahaya mulai gemetar. Saksikan apa yang kau lihat. Kau bisa melihat hidupmu di luar jendela, malam ini.

Perlahan, kamu rasakan cahaya mulai bergetar. Cahaya yang membangunkan kesadaranmu, yang selama ini pingsan tergerus waktu dan rutinitas. Sekarang, lihatlah… lihat kehidupanmu di luar jendelamu, malam ini. Lihat dari tempat yang berbeda, ketinggian yang maha, dan puncak kebebasan. Di mana dirimu bukanlah milikmu. Semuanya adalah titipan.

If I lose myself tonight
It'll be by your side

Andai aku tenggelam malam ini. Aku kan tenggelam di sisimu.

Lantas, bila kamu terjatuh. Menyadari akan tenggelam, di manakah kamu memilih akan tenggelam? Tentunya, pada dia yang selama ini setia menemanimu. Di sisinya, yang rela menghabiskan hal paling berharga dalam hidup ini. Ya… ia menghabiskan waktumu untuknya. Bersedia mendengarkan segala macam janji manis yang mungkin jarang kautepati. Bersedia menjadi begitu bodoh, menerima segala kekuranganmu. Memaklumi. Meski kadang kau menyiakannya, dengan membuatnya menunggu.

If I lose myself tonight
It'll be you and I...
Take us down and we keep trying
40 000 feet keep flying...

Andai aku tenggelam malam ini. Kan ada kau dan aku. Menjegal kita dan kita tetap mencoba.
40 000 kaki tetap terbang...

Sadarilah… dalam keterpurukan hidupmu nantinya. Siapa yang akan ada, menemanimu tenggelam. Bila dia tetap setia, maka peganglah ia baik-baik. Sebab, hanya dia yang akan menemanimu sendiri. Di saat dunia mencoba menjatuhkanmu dengan beragam cara. Menjegal dari ketinggian yang maha. Hanya dia yang teruji keikhlasannya, yang bersedia untuk tetap mencoba terbang bersamamu. Saat keterpurukan itu datang, saat itulah kau akan tahu arti cinta yang sesungguhnya. Tidak sekarang. Tidak selagi kau masih terbungkus dalam kehebatanmu.



Meta morfillah

11 December, 2014

Efek samping

Cinta adalah pembebasan dan pembatasan.
Pembebasan untuk hal-hal positif, membuatmu berani mengambil langkah besar untuk dia yang kamu cintai. Seperti bekerja di beberapa tempat, demi menghidupi keluarga.

Pembatasan untuk hal-hal yang cenderung negatif, membuatmu mau berkorban untuk tidak melakukan suatu hal yang kamu senangi, namun sebenarnya berdampak kurang baik untukmu. Seperti meminimalisir merokok bagi para perokok, demi istri dan anaknya. Seperti membatasi pulang malam bagi anak gadis.

Sebab, hidup kita bukanlah sepenuhnya milik dan dalam kendali kita. Beragam keputusan yang kita buat, selalu berdasar pada beberapa kepentingan orang yang mencintai atau pun kita cintai.

Tidak akan bisa kita memutuskan atau melakukan sesuatu, tanpa mau menerima efek sampingnya. Persis seperti obat, hidup kita selalu memiliki efek samping untuk setiap langkah yang kita ambil.


Meta morfillah

08 December, 2014

Cara menghafal surat di al qur'an

Masih ga percaya dongeng bermanfaat? Mari buktikan dengan menghafal nama2 surat!
SALAH SATU CARA MUDAH MENGHAPAL NAMA2 SURAH DALAM AL QUR’AN
Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarokaatuh
Al Qur’an adalah Kitab Suci agama Islam yang wajib di baca dan dipelajari oleh setiap umat Muslim.Namun faktanya , sangat jarang umat muslim yang bisa menghapal seluruh isi Al Qur’an ( Tahfidz ). Jangankan hapal isinya , urutan nama-nama surah yang ada dalam Al Qur’an saja tidak banyak yang hapal. Nah untuk lebih meningkatkan motivasi kita semua agar nantinya mampu menghapal seluruh isi Al Qur’an , maka saya coba memulainya
dengan memberikan satu cara yang menyenangkan untuk menghapal nama-nama surah dalam Al Qur’an. Salah satu metode menghapal yang
cukup efektif adalah dengan membuat
cerita dari urutan surah sehingga kita mudah mengingatnya.
Cobalah baca Cerita-cerita di bawah ini, dan perhatikan kata-kata yang berhuruf besar. Kata- kata tersebut adalah nama-nama surat dalam Al Qur’an. Hafalkan ceritanya, dan kemudian tuliskan kata-kata tersebut secara berurut.Maka akan kita dapatkan nama surat
dan nomor urutnya. Silahkan mencoba :
Cerita I ; (Surah 1 – 10)
Paman membaca AL FATIHAH sebelum memasak SAPI BETINA milik KELUARGA IMRAN yang punya anak wanita bernama AN NISA. Sebagian HIDANGAN itu diberikan untuk BINATANG TERNAK. Kemudian paman menuju TEMPAT-TEMPAT YANG TINGGI, untuk mencuri HARTA RAMPASAN PERANG. Namun akhirnya paman ber-TAUBAT seperti taubatnya Nabi YUNUS.
NO.KRONOLOGI CERITA
1.AL-FATIHAH
2.SAPI BETINA – AL-BAQOROH
3.KELUARGA IMRAN – ALI IMRON
4.AN NISA
5.HIDANGAN – AL MAIDAH
6.BINATANG TERNAK – AL AN ‘AM
7.TEMPAT-TEMPAT YANG TINGGI – AL A’ ROF
8.HARTA RAMPASAN PERANG – AL ANFAL
9.TAUBAT – AT TAUBAH
10.YUNUS
Cerita II; (Surah 11 – 20)
HUD dan YUSUF melihat PETIR.Sementara itu IBRAHIM sedang berada di PEGUNUNGAN HIJR. Ia mencari LEBAH, untuk kemudian memulai PERJALANAN MALAM menuju ke GUA untuk menemui MARYAM dan TOHA.
NO.KRONOLOGI CERITA
11.HUD
12.YUSUF
13.PETIR – AR RA’D
14.IBRAHIM
15.PEGUNUNGAN HIJR – AL HIJR
16.LEBAH – AN NAHL
17.PERJALANAN MALAM – AL ISRO
18.GUA – AL KAHFI
19.MARYAM
20.TOHA
Cerita III ; (Surah 21 – 30)
PARA NABI pergi HAJI diikuti oleh ORANG-ORANG BERIMAN. Mereka seperti CAHAYA. Inilah yang menjadi PEMBEDA ANTARA YANG BENAR DAN BATHIL. Sementara itu, PARA PENYAIR bercerita tentang SEMUT.
Cerita itu terangkum dalam buku KISAH –KISAH. Dalam buku itu juga diceritakan tentang LABA-LABA yang menyerang BANGSA ROMAWI.
NO.KRONOLOGI CERITA
21.PARA NABI – AL ANBIYA
22.HAJI – AL HAJJ
23.ORANG – ORANG BERIMAN-AL
MU’MINUN
24.CAHAYA – AN NUR
25.PEMBEDA ANTARA YANG BENAR
DAN BATHIL – AL FURQON
26.PARA PENYAIR – ASY SYU ‘ARO
27.SEMUT-AN NAML
28.KISAH2 – AL QOSHOSH
29.LABA-LABA – AL ‘ANKABUT
30.BANGSA ROMAWI – AR RUM
Cerita IV ; (Surah 31 – 40)
LUKMAN tidak berSUJUD di kaum yang terkena AHZAB dan tidak juga kepada kaum SABA’. Sementara itu FATHIR dan YASIN berdiri bersama orang YANG BERSHAF-SHAF dan membentuk huruf SHOD. Mereka teramasuk ROMBONGAN – ROMBONGAN yang memohon ampunan kepada YANG MAHA PENGAMPUN.
NO.KRONOLOGI CERITA
31.LUKMAN – LUQMAN
32.SUJUD – AS SAJDAH
33.AL AHZAB
34.SABA’
35.FATHIR
36.YASIN
37.YANG BERSHAF2– ASH
SHOOFFAT
38 SHOD
39.ROMBONGAN-ROMBONGAN – AZ
ZUMAR
40.YANG MAHA PENGAMPUN –
GHOFIR
Cerita V; (Surah 41 – 50)
YANG DIJELASKAN dalam MUSYAWARAH itu adalah tentang
PERHIASAN. Bukan tentang KABUT. Sementara itu banyak orang YANG BERLUTUT di BUKIT-BUKIT PASIR. Saat itulah MUHAMMAD mendapat KEMENANGAN. Hal ini ditandai dengan KAMAR-KAMAR bertuliskan huruf QOF.
NO.KRONOLOGI CERITA
41.YANG DIJELASKAN – FUSHSHILAT
42.MUSYAWARAH – ASY SYURA
43.PERHIASAN – AZ ZUKHRUF
44.KABUT – AD DUKHAN
45.YANG BERLUTUT – AL JATSIYAH
46.BUKIT2 PASIR – AL AHQOF
47.MUHAMMAD – MUHAMMAD
48.KEMENANGAN – AL FATH
49.KAMAR2– AL HUJURAT
50.QOF
Cerita VI ; (Surah 51 – 60)
ANGIN YANG MENERBANGKAN
membawa awan ke bukit THURSINA.Ini terjadi saat BINTANG dan BULAN bersinar. Sementara itu pak RAHMAN sedang berceramah tentang HARI KIAMAT. Dimana BESI hancur, WANITA YANG MENGAJUKAN GUGATAN mengalami PENGUSIRAN, dan banyak PEREMPUAN YANG DIUJI.
NO.KRONOLOGI CERITA
51.ANGIN YANG MENERBANGKAN –
ADZ DZARIYAT
52.THURSINA – ATH THUR
53.BINTANG – AN NAJM
54.BULAN – AL QOMAR
55.AR RAHMAN
56.HARI KIAMAT – AL WAQI ‘AH
57.BESI – AL HADID
58.WANITA YANG MENGAJUKAN
GUGATAN – AL MUJADILAH
59 PENGUSIRAN – AL HASYR
60.PEREMPUAN YANG DIUJI – AL
MUMTAHANAH
Cerita VII ; (Surah 61 – 70)
BARISAN orang beriman pada HARI JUM’AT berbeda dengan ORANG – ORANG MUNAFIK. Demikian juga pada HARI DITAMPAKAN KESALAHAN -KESALAHAN. Ketika aku di-TALAK, aku MENGHARAMKAN dia untuk masuk rumah ini. KERAJAAN yang indah, PENA yang mahal, pada HARI KIAMAT tidak lagi berharga. Disinilah
TEMPAT-TEMPAT NAIK bagi amal sholih.
NO.KRONOLOGI CERITA
61.BARISAN – ASH SHOF
62.HARI JUM’AT – AL JUMU’AH
63.ORANG-ORANG MUNAFIK – AL
MUNAFIQUN
64.HARI DITAMPAKAN KESALAHAN-
KESALAHAN – AL TAGHOBUN
65.TALAK – ATH THOLAQ
66.MENGHARAMKAN – AT TAHRIM
67.KERAJAAN – AL MULK
68.PENA – AL QOLAM
69.HARI KIAMAT – AL HAAQQAH
70.TEMPAT2 NAIK – AL MA
‘ARIJ
Cerita VIII ; (Surah 71 – 80)
NUH diganggu JIN disaat ORANG YANG BERSELIMUT dan ORANG YANG BERKEMUL tertidur pulas. Ia tidak menyadari datangnya KIAMAT. Sementara itu, ketika MANUSIA bertemu dengan MALAIKAT YANG
DIUTUS untuk menyampaikan BERITA
BESAR tentang kematian, MALAIKAT-
MALAIKAT YANG MENCABUT nyawa
sedang melihat IA BERMUKA MASAM.
NO.KRONOLOGI CERITA
71.NUH – NUH
72.JIN – AL JINN
73.ORANG YANG BERSELIMUT – AL
MUZAMMIL
74.ORANG YANG BERKEMUL – AL
MUDATSTSIR
75.KIAMAT – AL QIYAMAH
76.MANUSIA – AL INSAN
77.MALAIKAT YANG DIUTUS – AL
MURSALAT
78.BERITA BESAR – AN NABA’
79.MALAIKAT2 YANG
MENCABUT – AN NAZI ‘AT
80.IA BERMUKA MASAM – ‘ABASA
Cerita IX ; (Surah 81 – 90)
Ombak MENGGULUNG, bumi TERBELAH, ORANG-ORANG YANG
CURANG pun ikut TERBELAH. Mereka
seperti GUGUSAN BINTANG YANG DATANG DI MALAM HARI. Mereka berada di tempat YANG PALING TINGGI. Pada HARI PEMBALASAN tidak akan muncul FAJAR di NEGERI manapun.
NO.KRONOLOGI CERITA
81.MENGGULUNG – AT TAKWIR
82.TERBELAH – AL INFITHOR
83.ORANG-ORANG YANG CURANG –
AL MUTHOFFIFIN
84.TERBELAH – AL INSYIQOQ
85.GUGUSAN BINTANG – AL BURUJ
86.YANG DATANG DI MALAM HARI – ATH THORIQ
87.YANG PALING TINGGI – AL A ‘LA
88.HARI PEMBALASAN – AL GHOSYIYAH
89.FAJAR – AL FAJR
90.NEGERI – AL BALAD
Cerita X; (Surah 91 – 100)
MATAHARI tenggelam saat MALAM tiba. Dan ketika WAKTU DHUHA, Allah MELAPANGKAN rizki dan menumbuhkan BUAH TIN. Sementara itu manusia yang berasal dari SEGUMPAL DARAH tidak mempunyai KEMULIAAN sedikit pun. Ini adalah BUKTI akan terjadi KEGONCANGAN di dunia. Hingga KUDA PERANG YANG BERLARI KENCANG pun mati.
NO.KRONOLOGI CERITA
91.MATAHARI – ASY SYAMS
92.MALAM – AL LAIL
93.WAKTU DHUHA – ADH DHUHA
94.MELAPANGKAN – AL INSYIROH
95.BUAH TIN – AT TIN
96.SEGUMPAL DARAH – AL ‘ALAQ
97.KEMULIAAN – AL QODR
98.BUKTI – AL BAYYINAH
99.KEGONCANGAN – AZ ZALZALAH
100.KUDA PERANG YANG BERLARI
KENCANG – AL`ADIYAT
Cerita XI ; (Surah 101 – 110)
HARI KIAMAT, hari dimana manusia
tidak bisa lagi BERMEGAH-MEGAHAN.
Pada MASA itulah si PENGUMPAT mati diinjak-injak GAJAH. Sementara itu SUKU QURAISY bertengkar dengan
pak MA’UN di tepi telaga KAUTSAR. Saat itu ORANG-ORANG KAFIR tidak mendapatkan PERTOLONGAN.
NO.KRONOLOGI CERITA
101.HARI KIAMAT– AL QORI ‘AH
102.BERMEGAH-MEGAHAN – AT
TAKATSUR
103.MASA – AL ‘ASHR
104.PENGUMPAT – AL HUMAZAH
105.GAJAH – AL FI-L
106.SUKU QURAISY – QURAISY
107.MA’UN – AL MA ‘UN
108.KAUTSAR – AL KAUTSAR
109.ORANG-ORANG KAFIR – AL KAFIRUN
110.PERTOLONGAN – AN NASHR
Cerita XII (Surah 111-114)
Insya Allah 4 surat terakhir ini semua
dari kita sudah menghafalnya.
NO.SURAT
111.AL LAHAB
112.AL IKHLASH
113.AL FALAQ
114.AN NAAS

05 December, 2014

Begini, cara kita merayakan perpisahan. Dengan menuliskannya :)

Gambar diambil dari sini


Aku pernah mengalami perpisahan, dan kali pertamanya kutinggalkan dia menangis. Aku dalam posisi meninggalkan, dan dia yang ditinggalkan. Sakit, melihat dia menangis. Tahu, bagaimana rasanya menyakiti orang yang kamu cintai? Tapi harus kulakukan, sebab ada yang lebih bermakna ketimbang cinta itu, saat itu.

Belajar dari pengalaman itu, aku selalu membuat kalimat perpisahan yang menyenangkan. Berapa kali, kuhadapi situasi di mana harus aku yang memutuskan meninggalkan. Atau menolak. Sungguh, itu tak mudah. Terlebih bila kamu memang cinta, atau masih cinta.

Memang, hubungan-hubungan itu tak berubah. Tak rusak, meski butuh waktu agak lama untuk kami saling menghindar. Tepatnya, dia yang menghindar, menjauh. Sebab, aku kembali pulih dengan cepat. Sebab, mungkin mereka jauh lebih terluka. Dan luka itu, aku yang menanamnya.

Kali ini, kali pertama kurasakan perpisahan yang berbeda. Aku tahu, kembali harus aku yang memutuskan. Tapi ini lebih perih. Sebab, bukan pada kami. Dia atau diriku. Tapi, orang lain yang jauh lebih mencintainya. Orang yang rela mengorbankan nyawanya demi dia. Meski ingin kupaksakan, hati kecilku tak kuasa. Manalah bisa? Bila impianku juga menjadi seorang ibu yang dicintai anaknya. Manalah bisa, aku menyakiti seorang ibu? Tiga hari, kuhabiskan dalam tangis. Menangisi situasi, kondisi, dan hal lain di luar kuasaku. Aku tak menggugat Tuhan, atau pun menyalahkan keadaan. Sebab, kutahu… itu semua hal sia-sia. Pagi, saat berangkat dan sepanjang perjalanan, aku menangis dalam diam. Sembari merenung, tentunya. Malam, setelah lelah fisik dan hatiku, aku menangis kembali. Sulitnya, ada mama yang tertidur di sampingku… sehingga aku mematikan lampu dan air mataku mengalir tanpa suara. Kautahu, menangis tanpa suara itu jauh lebih menyesakkan dibandingkan menangis meraung-raung. Bukan lega yang kudapat, tapi semakin sesak. Tiga hari seperti itu. Hingga air mataku kering, dan aku terlalu lelah untuk menangis.

Lalu, tibalah harinya aku harus mengucapkan kata itu. aku berharap sekali, kali ini saja, bukan aku yang mengucapkan kata itu. Untuk kali pertamanya, aku lebih memilih ditinggalkan. Tapi, kenyataan memosisikan bahwa akulah penentunya. Kalimat yang sudah kusiapkan baik-baik, tak satu pun keluar. Yang ada, aku hanya tertawa. Menertawakan kesedihan yang kulalui tiga malam sebelumnya. Menertawakan kehidupan yang kian lucu. Lalu, setelah hening yang panjang, kita selesai. Dalam tawa, dan sedikit guyonan agar tak menggantung diri, lalu ditutup ucapan hati-hati di perjalanan pulang. Selesai begitu saja. Semudah itu melepaskan. Legaaa…. Meski ada nyeri di dada.

Terima kasih, pernah hadir dan memperjuangkanku dengan kesungguhanmu.

Maaf, bila aku tak sengaja menyakiti.

Tolong, tetaplah berhubungan baik denganku. Kunjungi aku, meski kita tak akan berada di bawah atap rumah yang sama. Tapi, masih bisa berteman, kan?

“Only know you love her, when you let her go…”


Meta morfillah

Text Widget