Pages

31 December, 2014

Dulu dan Sekarang


Gambar diambil di sini

Dunia…

Hingga detik ini, aku merasa belum benar-benar memahamimu. Kamu begitu rumit, dan seringkali menyesatkan. Kuikuti permainanmu, yang seringkali kamu begitu menipuku. Semuanya misteri dan penuh kejutan. Seringkali yang dikejar justru hilang, sedangkan yang diabaikan justru mengejar balik. Mana pernah aku membayangkan bahwa akan menjadi diriku seperti saat ini. Dulu, saat masih anak-anak, aku hanya membayangkan akan menjadi dokter lulusan harvard, MIT, dan universitas luar negeri ternama. Tak ada batasan dan ganjalan tentang perbedaan bahasa, biaya hidup,  dan segala macamnya, yang menyadarkan bahwa tak semudah itu. Hidup terasa mudah saja di tangan anak kecil itu. 

Dulu, saat remaja, aku hanya tahu bahwa hidup itu seperti rata-rata. Bertumbuh, jatuh cinta, menikah, memiliki anak, lalu mati dalam damai. Nyatanya, setelah bertemu banyak orang, mengalami banyak kejadian dan mengunjungi beberapa tempat, hidup tidak sesederhana itu. Ada hal yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Ada yang harus dipertanggungjawabkan. Hidup menjadi demikian rumit. Meski tak menyukai strategi, aku harus memikirkan banyak strategi menghadapi hidup ini. Minimal strategi, seperti apa aku akan mati? Kenangan seperti apa yang ingin kutinggalkan? Sebab, hanya kematian yang selalu memenuhi janjinya. Tidak seperti yang lain, masih ada kemungkinan untuk ingkar. Dan setelah mengalami sendiri, kehilangan yang disebabkan kematian, aku menjadi lebih peka terhadap beragam hubungan yang tercipta antara sesama manusia. Kejadian-kejadian biasa, yang bahkan tak penting menurut orang-orang, bisa menimbulkan dampak hebat untukku. Ada makna lain yang kulihat dari kehidupan ini. Seperti ada selubung halusinasi yang tersingkap dari wajah dunia. Meski aku belum melihat semua yang ada di baliknya. Tetapi, rasa takut dan kesadaran itu kian hari kian besar. Tidak mendapatkan apa yang kuinginkan, meski menyebalkan, terkadang menenangkan. Aku tak lagi se-berambisi dahulu. Aku sadar, bahwa belum tentu aku siap jika semua doaku dikabulkan Tuhan. Pun sama, aku belum tentu siap, jika semua doaku tidak dikabulkan Tuhan. Kurasa, untuk titik ini, Tuhan cukup adil.


Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget