Pages

01 January, 2015

[Review buku] Hujan Matahari

Judul: Hujan Matahari
Penulis: Kurniawan Gunadi
Penerbit: Canting Press
Dimensi: xii + 206 hlm; 14 x 20 cm, cetakan kedua nov 2014
ISBN: 978 602 19048 1 7

Kumpulan cerita dan prosa ini cukup fenomenal. Awal saya tahu nama kurniawan gunadi, melalui soundcloud suaracerita. Seorang penyiar wanita bersuara empuk bernama dokter fina, dilatari backsound instrumental, membacakan beberapa prosa yang ada di buku ini. Saya jatuh hati pada suara dokter fina dan cerita-cerita itu. Lalu mulailah saya mencari tahu penulis cerita itu. Saya menemukannya di kurniawangunadi.tumblr.com.

Dan ternyata, cerita itu akan dibukukan. Saya penasaran ingin memiliki, namun cara pemasaran buku ini yang banyak syaratnya, harus PO, dan sebagainya membuat saya malas. Beruntunglah, saat cetakan kedua seorang kawan menghadiahkan saya buku ini sebagai hadiah milad. Yeey!

Dari segi tampilan:
Covernya sederhana, tapi cukup mewakili isinya. Ilustrasinya begitu simpel. Untuk layout dan hal teknis lainnya pun simpel.

Dari segi isi:
Secara garis besar, buku ini dibagi menjadi tiga bab, yaitu gerimis, hujan, dan reda. Agak membingungkan untuk saya, atas dasar apa pembagian itu. Karena menurut saya, ceritanya hampir bernada sama di tiap bab. Tentang cinta. Tapi yang menarik adalah, cinta yang diulas di sini, selalu kembali pada hakikatnya. Mengingatkan tentang tuhan, dengan diksi yang indah namun tidak menggurui.

Dan penulisnya lelaki! Entah mengapa, saya merasa penulis ini jauh lebih memahami wanita dibandingkan wanita itu sendiri, haha...

Membaca buku ini, membuat saya tertawa, mengangguk-angguk, tersenyum, terkadang tersipumalu, merasa jlebb banget! Ini "gw banget". Bacaan yang ringan, namun sarat makna. Menyadarkan, bahwa ada banyak pengalaman yang ternyata bisa dialami semua orang. Saya tidak sendirian mengalaminya.

Kesederhanaan yang terasa mengetuk hati saya. Dari sekian banyak cerita, ada dua favorit saya, yaitu cerita berjudul "sepi" dan " benang layang-layang".

Ini cuplikan dari pembuka cerita "sepi":
Setiap manusia adalah kekosongan, mereka saling mengisi satu sama lain. Sekali pun seseorang terlihat ceria dan berparas cerah di kala bersama, tidak seorang pun tahu bagaimana dirinya saat sendiri, mengalami kesendirian.

Ini cuplikan dari cerita "benang layang-layang":
"Kau tahu putriku sayang, laki-laki adalah layang-layang dan perempuan benang. Tanpa perempuan, laki-laki tak akan jadi apa-apa. Di balik ketinggian atau kesuksesan laki-laki, ada kita. Putriku, jadilah benang yang berkualitas terbaik. Buatlah layang-layangmu kelak terbang setinggi-tingginya..."

Rating: 4,5 dari 5 bintang. 0,5 nya berkurang karena saya tak paham pembagian tiga bab itu.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget