Pages

25 January, 2015

[Cerita Lirik] Selamanya cinta

Dikala hati resah
Seribu ragu datang memaksaku
Rindu semakin menyerang
Kalaulah ku dapat membaca pikiranmu
Dengan sayap pengharapanku ingin terbang jauh

Friendzone. Ya, itu istilah baru yang kerap kudengar. Suatu hubungan pertemanan yang lebih dari sekadar teman, tapi tak serius seperti kekasih. Keduanya saling menyimpan rasa, namun berlindung di balik nama "teman". Kautahu, itu menyebalkan! Membesarkan sayap pengharapanmu akan suatu hubungan yang hanya ilusi. Dan aku sedang mengalaminya sekarang...

**

"Bisakah kaujelaskan padaku mengenai hubungan kita?"
Aku menguncimu dalam tatapanku. Ada sedikit kerut di bibir kanan atasmu, menandakan kau sedang merasa bingung atas pertanyaanku seakan berkata "Pertanyaan macam apa ini?". Aku menegaskan pertanyaanku dengan menatap tajam ke matamu dan menelengkan kepalaku ke kanan seakan berkata "Ayo jawab, aku serius!"

"Teman."

Jawaban salah.

"Tidak seperti ini kau memperlakukan teman."

"Sahabat," kau masih berusaha menjawab.

"Tidak ada sahabat yang rajin mengingatkan makan, memanggil sayang, mengucapkan 'aku sayang kamu' hampir tiap hari, memeluk, mengajak nonton, dan lebih sering menghabiskan waktu dengannya dibanding pacarnya sendiri."

Kita terdiam.

"Yang kutahu, aku nyaman denganmu. Tak bolehkah?"

"Nyaman seperti apa?"

"Entahlah, aku tak bisa menjelaskannya. Lagipula hal ini tak penting. Sudahlah, kita makan saja."

Kaumulai memakan pancake durian di hadapanmu.

"Ini penting buatku. Aku merasa ada yang salah dalam pertemanan kita. Aku butuh kepastian."

Kaudiam saja. Pembicaraan hari ini telah selesai. Selalu begitu. Mengikuti maumu.

Tapi tidak bagiku. Ada hal-hal yang tak akan pernah selesai. Ingin sekali kutahu apa yang sedang kaupikirkan. Ingin sekali kutahu, apa kautahu tentang rindu? Tentang rasa nyaman, aman dan pasti. Kurasa, kautak akan pernah tahu. Semua ini hanya tentang kesenanganmu.

Biar awan pun gelisah
Daun-daun jatuh berguguran
Namun cintamu kasih terbit laksana bintang
Yang bersinar cerah menerangi jiwaku

Tapi, cinta memang membutakan dua insan yang sedang dimabuknya. Terutama aku. Aku masih saja percaya sebuah keajaiban bahwa kauakan mengerti. Paham. Suatu hari nanti. Dengan ilusi itu, aku merasa hariku akan selalu cerah, asalkan bersamamu. Di hatiku, hanya ada musim panas dan musim semi. Aku telah lupa rasa dinginnya musim dingin dan sedihnya musim gugur.

Andaikan ku dapat mengungkapkan perasaanku
Hingga membuat kau percaya
Akan ku berikan seutuhnya rasa cintaku
Selamanya selamanya...
Tuhan jalinkanlah cinta
Bersama selamanya...

Kubiarkan hubungan kita sebagaimana biasanya, tanpa ada yang terungkapkan. Membodohi diriku, bahkan meminta pada tuhan untuk menjalinkan hatimu dan hatiku. Bodohnya aku, mengimanimu sebagai cintaku selamanya. Sementara, kauterus berlanjut dengan kekasihmu yang kaukeluhkan tapi tak kautinggalkan. Meski lebih banyak waktumu yang kauhabiskan denganku, yang hanya "teman"mu. Hingga sebuah kenyataan menyadarkanku, bahwa kita adalah ilusi. Hanya dengan sebuah kertas, undangan pernikahanmu. Undangan hujan yang kaukirimkan untukku. Hujan deras dari kedua bola mataku.

*cerita lirik selamanya cinta - d'cinnamons, dan inspirasi dari film 500 days of summer

Meta morfillah

2 comments:

  1. Di kala hati resah,
    Sribu ragu datang memaksaku
    Rindu semakin menyerang
    Kalaulah aku dapat membaca pikiranmu
    Dengan sayap pengharapanmu

    "DAMN..!!", aku mengumpat dalam hati, lantunan suara dari group band D cinnamons yang diputar itu terdengar begitu menusuk tepat di dada sebelah kiriku. Ya, kalau saja aku dapat membaca pikiran seorang pria berkacamata yang kini ada di depanku, pasti aku tak akan sekacau ini.

    "Kenapa ngeliatnya kaya gitu sih..? Ada yang aneh?", kamu mulai tak nyaman dengan tatapanku yang tak seperti biasanya.

    "Bisakah kau jelaskan padaku mengenai hubunagn kita ini?"

    Aku menguncimu dalam tatapanku. Entah dari mana keberanian itu muncul, pertanyaan yang hampir 2 tahun terkahir tertahan kini kulontarkan. Ada sedikit kerut di bibir kanan atasmu, menandakan kau sedang bingung atas pertanyaan ku dan seakan berkata "Peranyaan macam apa ini?".

    Aku kembali menegaskan pertanyanku dengan menatapmu tajam. "Jawablah", paksaku. "Aku siap mendengar apapun jawabannya", lanjutku memastikan.

    "Teman." Jawabmu datar.

    "Seperti ini kah kamu memperlakukan semua teman wanitamu?" Tanyaku sedikit kecewa.

    "Seperti ini, seperti apa? Aku ga ngerti." Kamu mulai membodohi dirimu sendiri.

    "Mengingatkan makan, mengajak nonton, menelpon dikala tidak ada kerjaan, menanyakan aku dimana dengan siapa, dan mengantar jemputku ke stasiun." Jelasku panjang lebar.

    "Ya enggalah, beda."

    "Beda yang seperti apa? Jelaskanlah, aku ingin mengetahuinya." Paksaku kembali meminta jawaban.

    "Entahlah, aku tak bisa menjelaskannya. Sudahlah, kita makan dulu, nanti keburu dingin."

    Aku terdiam. Kau pun bungkam.

    Andaikan ku dapat mengungkapkan perasaanku
    Hingga membuat kau percaya
    Akan ku berikan seutuhnya rasa cintaku
    Selamanya selamanya…

    Senandung D’cinnamons seolah mewakili perasaanku malam ini. Makan malam selesai. Pembicaraan malam ini pun telah selesai. Selalu begitu. Mengikuti maumu. Dan aku kembali membisu.

    Selepas membayar, seperti biasa, kau mengantarku. Aku tetap terdiam, mengutuk segala yang kupertanyaan, dan perasaan yang tak terungkapkan.

    Dalam kebungkamanku, kau meraih tanganku, memegang erat seolah tak ingin kau lepaskan, dan ini kali pertama kau melakukan setelah sekian tahun kita berteman.

    Seperti biasa pula, kau hentikan langkahmu tepat di depan loket stasiun gondangdia, tanda sampai disini pertemuan kita malam ini.

    Sebelum kau lepaskan tangamu, kau menarik keras lenganku, membuatku tak berjarak denganmu, sambil berbisik:

    "Tetaplah menjadi teman dan sahabatku sampai akhir hidupku."

    ***

    Kau pergi meninggalkanku dalam tanya. Apa maksud kalimatmu?

    Hey Tuan Berkacamata, KAMU JAHAT….!!!

    @anaknya_abeh

    _thx meta, untuk inspirasi ceritanya, kolaborasi cerita lirik with meta_

    ReplyDelete

Text Widget