Pages

24 January, 2015

Aku menyayangimu karena Allah

Setiap perpindahan itu berat. Terutama dalam meninggalkan sesuatu yang begitu dicintai, nyaman, apalagi seorang sahabat. Tapi aku harus percaya bahwa selalu ada INDAH di setiap PINDAH. Aku harus percaya, bahwa akan ada suatu masa kita akan bertemu lagi dan menatap haru tak percaya, atas kesuksesan yang kita raih setelah berjuang masing-masing. Kelak, anak-anak kita pun akan saling bersahabat seperti persahabatan kita saat ini.

Aku tahu, bahwa jauh lebih sulit melihat dari posisi yang ditinggalkan. Jauh lebih lama untuk pulih. Sebab, akan ada sedikit kekecewaan, "Mengapa aku harus ditinggalkan lagi?" dan mungkin ada rasa sedih mengapa kita tak bisa saling mempertahankan lebih lama. Untuk hal ini, aku pun meminta maaf. Sebab egoku masih jauh lebih besar dari sayangku padamu. Aku masih saja memikirkan tentang perasaanku dan melindunginya dengan cara ini. Tapi, aku berterima kasih bahwa kamu selalu memaklumi kebodohanku. Kamu adalah salah satu orang, selain mama yang mau percaya padaku. Keyakinan itulah yang membuatku kuat. Meski aku tahu, kalian menyembunyikan kesedihan kalian di baliknya.

Mengenalmu, agak kusesalkan. Mengapa baru setahun belakangan kita dekat. Rasanya waktu begitu kurang. Ingin kupeluk kamu tiap hari, sebab aku tak pandai menghibur. Kini, walau ragaku tak di sisimu lagi, aku akan terus memelukmu dalam doa. Persahabatan tidak berarti harus selalu dekat. Tapi, mereka yang saling menyebut nama sahabatnya dalam doa, meski nanti komunikasi kita terputus dan perhatian kita teralihkan.

Terima kasih untuk semua ketulusanmu.
Terima kasih telah bersedia menjadikanku bagian dalam hidupmu.
Semoga persahabatan kita terus berlanjut hingga surgaNya.
Semoga kita selalu diberikan persahabatan yang sebening prasangka, sekokoh janji, selembut perhatian, dan sehangat semangat.

Maafkan aku untuk semua yang kurang sempurna.

Aku sayang mba yani, karena Allah.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget