Pages

31 January, 2016

Doa ketetapan hati

Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbii 'ala dinik

Yaa Allah, yang maha membolak-balikkan hati, tetapkan hati kami atas agamamu.

Kira-kira seperti itu bunyi dan terjemahan doanya. Doa yang membuat saya meresapi suatu hal yang besar. Bahwa manusia bahkan tidak berkuasa akan hatinya sendiri. Bahwa kontrol hati, khususnya keimanan adalah mutlak milik pemilik dan pencipta hati itu sendiri... Allah SWT.

Bukankah itu doa yang sangat hebat? Bahwa kita, manusia pada akhirnya mengakui kelemahan terbesar kita... tentang hati. Bahwa dalam doa tersebut ada kepasrahan total mengenai status diri kita sebagai hamba. Bahwa iman yang istiqomah hingga akhir adalah sebuah karunia... nikmat. Kesadaran bahwa segala kemampuan kita dalam beribadah, hingga level menikmati ibadah, adalah berkah dari Allah. Allah yang memampukan seseorang melakukan berbagai amalan. Allah yang meridhai hati seseorang untuk terus berIslam secara kaffah hingga sempurna. Maka saat kita sedang merasa amalan kita terbaik, terbanyak, istigfarlah... seharusnya kita banyak meminta ampun, memuji Allah dan bersyukur bahwa kita dipilih Allah untuk masuk ke dalam barisanNya. Jika amalan dan iman kita sedang lemah, maka janganlah berputus asa. Pinta terus padaNya agar kita dimampukan mengejar ketertinggalan kita, agar kita diridhai untuk tetap berada di jalanNya.

Doa yang baru saya sadari... bahwa kita tidak bisa memaksa iman (hati) bila Allah tak mengingini. Contoh kecilnya, secara logika seharusnya bila kita rajin mengulang murajaah dan sangat hebat dalam hafalan, tidak lantas membuat kita mampu menghafal qur'an (hafiz). Mengapa? Sebab Allah tidak menginginkan kita menjadi hafiz. Maka mintalah ridhaNya dahulu, dan jaga adabnya. Perkara iman, adalah hak prerogatif Allah. Tak bisa diukur dengan ukuran manusia yang pasti seperti 1 + 1= 2.

Meta morfillah

28 January, 2016

[Review buku] Kutinggalkan dia karena DIA

Judul: Kutinggalkan dia karena DIA
Penulis: @duniajilbab dan @ummu_rumaisha81
Penerbit: Wahyu Qalbu
Dimensi: xii + 248 hlm, 12.7 x 19 cm, cetakan kesembilan september 2015
ISBN: 979 795 958 9

Dikemas dalam balutan warna dominan hijau di tiap kertasnya, dengan font berwarna hijau tua dan ukuran normal dengan tipe yang santai membuat buku ini cocok sebagai teman perjalanan. Tidak membuat mual saat harus dibaca di dalam mobil. Bahasanya pun keseharian dan ringan.

Inti yang ingin disampaikan dari buku ini adalah agar generasi muda menghindari bahkan tidak menjadikan pacaran sebagai lifestyle. Bahwa lebih banyak mudaharat dibandingkan manfaat yang didapat dari pacaran.

Diawali dari bab pertama yang berjudul goresan cinta penulis mengajak pembaca memaknai cinta, tidak menjadi muslimah murah dan seruan menjadi pribadi hebat berdasarkan contoh salafus salih. Di bab dua, ada beberapa petunjuk untuk para jomblowan dan jomblowati. And the poin is in bab tiga... yang terdiri dari 19 kisah true story dari para followers akun @duniajilbab.

Beragam kisah tersebut, mulai dari yang backstreet, pacaran dengan yang sama sekali berbeda tipe, penderita bipolar, berbeda keyakinan, hingga yang terpaksa aborsi sebab 'kebablasan'. Sungguh miris mengetahui kejadian tersebut nyata dan ada di sekitar kita. Bahkan mereka berasal dari keluarga yang agamis. Innalillahi...

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

Meta morfillah

27 January, 2016

Ruang tunggu

Menunggu mungkin terasa begitu membosankan. Terutama bila kamu berfokus pada kedatangan yang ditunggu. Entah itu sosok ataukah benda. Tapi bila dalam menunggu kamu fokus pada prosesnya, ada banyak hal yang bisa dinikmati. Hal-hal yang terjadi di saat kamu menunggu di ruang tunggu.

Saat kamu menunggu, sehelai daun mengakhiri masa hidupnya dan gugur bersama angin.
Saat kamu menunggu, seekor ikan beranjak besar.
Saat kamu menunggu, pepohonan mulai merekah dan menampakkan tasbihnya bersama-sama. Bergoyang ke sana kemari.

Banyak keajaiban yang terjadi saat kamu menunggu. Apakah kamu akan melewatkan itu semua begitu saja dan berfokus pada apa yang kamu tunggu tanpa menikmati prosesnya?

Sebab sesungguhnya kita semua sedang menunggu... menunggu kematian menjemput kita. Sementara dunia ini hanyalah sebuah ruang tunggu.

Meta morfillah

24 January, 2016

[Tastqif] ILTIZAM BIL MANHAJ (KOMITMEN TERHADAP PEDOMAN HIDUP)

ILTIZAM BIL MANHAJ (KOMITMEN TERHADAP PEDOMAN HIDUP)

Minggu, 24 Januari 2016
Ustad Taufiq Khulaimi

Sebelum masuk ke materi, ada beberapa hal menarik dari film SANG MURABBI yang diputar selagi menunggu jamaah berdatangan.

"Saat terbersit keinginan untuk berhenti di jalan dakwah, Allah ingatkan dengan mendatangkan orang yang ingin mendekat pada Allah melalui kita. Ingat, bahwa orang datang bukan mencari kita, tapi mencari Allah. Maka kembalilah."

"Sebenarnya kita yang membutuhkan dakwah ini untuk tetap eksis di hadapan Allah. Bukan dakwah yang membutuhkan kita, karena usia dakwah akan jauh lebih panjang dari usia kita."

Oke... sekarang masuk materi!

Ketika kita merasakan nikmatnya tarbiyah, maka jangan merasa "Cukup kita saja yang merasakan", tapi buatlah banyak orang, terutama yang kita sayangi merasakannya juga.

Berpolitik adalah jalan ke surga. Itu adalah sunnah Rasul yang dipahami Abu Bakar setelah wafatnya Rasul. Itulah mengapa Rasul wafat di hari senin, tapi baru dimakamkan rabu. Sebab umat islam harus berkuasa, dan harus ada pemimpin pengganti sebelum rasul dimakamkan.

Sungguh lucu menghadapi fenomena banyak ikhwah yang lama liqo, lebih dari 5 tahun, tapi masih gak yakin dengan manhajnya. Bahkan masih berpikir manhaj lain jauh lebih baik. Padahal fikrah kita begitu jelas. Telah diuji dengan banyaknya fitnah dan ulama yang dipenjara. Bukankah selalu seperti itu saat memperjuangkan kebenaran? Akan membuat musuh tidak suka dan gelombang fitnah serta penjara menjadi keseharian. Itu sudah sunnatullah. Pertanyaan besar malah, jika saat berjuang musuh suka, bahkan membiayai. Apakah itu benar?

Bukan hanya sunnah berpakaian yang harus kita teladani dari Rasul. Tapi juga sunnah perjuangan, sunnah politik, serta ujian yang dihadapi Rasul.

Timbul pemikiran saya bahwa agar sulit mengetahui Islam yang benar, maka dibentuklah jamaah-jamaah. Perhatikan fikrah lain, siapa yang membiayai di baliknya? Mengapa hanya fikrah kita yang terus diserang melalui media dan segala cara, difitnah dan dipenjara? Sebab musuh takut dan tahu bahwa inilah fikrah yang benar. Seperti gerakan Ikhwanul Muslimin yang dipimpin Imam syahid Hasan Al Banna dengan 20 prinsipnya. Menariknya lagi, saat diteliti dan ditinjau kedua puluh prinsip itu dari ushul fiqih, sama sekali tidak ada yang bertentangan. Berarti ajarannya benar, namun tetap saja banyak yang memusuhi, memfitnah, memenjara, bahkan imamnya harus syahid.

Seharusnya perbedaan fikrah disikapi dengan mengoptimalkan PERSAMAAN agar bisa dibangun kerjasama yang baik dal menghadapi berbagai permasalahan. Sebab sudah diterangkan bahwa Rasul menekankan jamaah dan katsir (banyak) agar Islam tegak di dunia. Yaa... mayoritaslah yang akan menentuka. Seperti pemegang kebijakan di parlemen. Perhatikan seberapa banyak kursi yang tersedia untuk partai islam? Betapa berat mengupayakan aspirasi di antara mayoritas partai sekuler, liberal, dll. Tidak bisa tidak, kita harus terjun berpolitik, tidak hanya tarbiyah saja.

Bahkan terkadang kepentingan dakwah didahulukan di atas hal haram. Contohnya Erdogan pernah berkata "Kalau salam dengan akhwat membuat rakyat Turki memilih saya senagai Presiden, saya akan salaman." Ada kepentingan dakwah lebih besar saat penguasa muslim yang berkuasa.

Lebih baik mengambil pendapat lemah tapi umat bersatu, daripada pendapat yang kuat tapi umat bercerai.

Mengapa kita maulidan? Masalahnya kita perlu SEBAB untuk sebuah akibat. Untuk mengajak umat kembali memperingati dan mempelajari sirah nabawiyah. Sahabat tidak merayakan maulid sebab mereka masih lekat dan ingat akan sirah karena mereka membersamai rasul.

"Tidak akan pernah baik akhir umat ini, kecuali seperti hal yang membuat baik generasi umat pertama." (Imam Malik)

Berlakulah kita dengan dasar manhaj seperti rasul belum menang. 13 tahun di mekkah, berhala tidak dihancurkan bahkan hanya 70 orang yang berislam. Berhala baru dihancurkan pada 8H. Ada strategi, sebelum dan sesudah menang. Maka... perbanyaklah sabar kita seperti rasul saat belum menang. Berkaca pada sirah nabawiyah, ayat Q. S. 11 [Hud]: 112-113 turun di titik terlemah rasul. Situasi ketika ayat tsb turun adalah:
1. Abu thalib sebagai pelindung dan Khadijah sang istri yang menenangkan wafat
2. Rasul dilempari batu di Thaif
3. Rasul takut pulang ke Mekah karena khawatir akan dibunuh
4. Kaum Quraisy semakin berani menghina

Jibril pun menawarkan Rasul untuk membalikkan kota Mekah dengan sayapnya. Tapi apa yang dikatakan Rasul? Rasul menolak dan berharap kelak dari tulang sulbi dan rahim mereka akan lahir penerus Islam yang kuat.

Itulah bukti bahwa dakwah mengahak ke surga, bukan menggiring ke neraka. Sabar kita harus diperluas. Seberat apa pun jalan dakwah, tidak pernah memakai kekerasan, kecuali mereka menyerang dan mengajak perang duluan.

*catatan sepemahaman penulis

Meta morfillah

[Mentoring] BAHAYA PERANG PEMIKIRAN (ADHRARU GAWZUL FIKRI)

BAHAYA PERANG PEMIKIRAN (ADHRARU GAWZUL FIKRI)

Minggu, 3 Januari 2016
Bu Efi

1. Membuat manusia TERTIPU

"Sungguh setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (Q. S. 35: 6)

2. Membuat CENDERUNG
Rukun pada orang-orang kafir, perbuatan zalim dan kekufuran pada Allah.

"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akam diberi pertolongan." (Q. S. 11: 113)

3. Menjadikan umat islam MENCINTAI (Mawaddah) orang kafir
Tidak dibolehkan menjadikan orang kafir sebagai sahabat atau penolong, karena mereka selalu berusaha membuat kita menyerupai mereka. Meskipun baik, tapi dalam hati mereka berbeda. Meskipun tidak semua kafir seperti itu, tapi kita harus waspada pada mereka yang tak seaqidah dengan kita.

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti." (Q. S. 3: 118)

4. Umat Islam MENAATI orang kafir

"Yang demikian itu, karena sesungguhnya mereka telah mengatakan kepada orang-orang (Yahudi) yang tidak senang kepada apa yang diturunkan Allah, 'Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan,' tetapi Allah mengetahui rahasia mereka." (Q. S. 47: 26)

"Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani lebih menyukai mewarnai rambut mereka. Maka berbedalah dengan mereka." (H. R. Bukhari)

5. Ittiba' (MENGIKUTI) tata cara hidup orang kafir

Misalnya pacaran.

"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).' Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah." (Q. S. 2: 120)

"Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan sampai mereka masuk lubang biawak akan diikuti. | Ya rasul, apakah termasuk Yahudi dan Nasrani? | Ya. Siapa lagi?" (H. R. Bukhari dan Muslim)

6. Tasyabuh (MENYERUPAI)
Bersahabat dengan orang kafir akan memunculkan perubahan perilaku perlahan-lahan.

"Seseorang itu mengikuti agama teman dekatnya." (H. R. Abu Dawud)

"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan tersebut."

Pikirkan: Mau ngejar berkahnya atau besarnya?

Meski pendapatan kecil, tapi terasa ridhanya Allah. Misal, harusnya anak sakit, tidak jadi, maka tidak keluar biaya ke rumah sakit.

7. Al wala' (LOYALITAS)
Hal ini bisa membatalkan syahadat. Memberikan loyalitas pada kaum kafir adalah tindakan bodoh.

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Q. S. 5: 51)

Menyeru kebaikan (amar ma'ruf) lebih mudah dibanding mencegah keburukan (nahi munkar). Meski pahit, tetap harus disampaikan. Misalnya zina. Bila terjadi di dekat rumah kita, dosanya melanda 40 rumah sekitarnya. Kalau kita diamkan, maka kita terkena dosanya. Maka kita diuji apakah berani menegur orang yang pacaran atau berkata "Maaf, kalian sudah nikah belum?" Kebanyakan tidak berani, karena takut dibilang fanatik.

Hasil dari Gawzul fikri:
1. Menjadikan kita merasa rendah diri (hina), mengekor (follower), laknat, mengikuti, syirik.
2. Allah melepaskan dia
"...sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrik." (Q. S. 9: 3)
3. Keluar dari Islam
4. Allah datangkan azab
5. Kembali kepada kejahiliyahan

*catatan sepemahaman penulis

Meta morfillah

[Review buku] Kasih ibu tak pernah putus

Judul: Kasih ibu tak pernah putus
Penulis: Tias tatanka dan 14 penulis lainnya
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Dimensi: x + 166 hlm, cetakan pertama Jakarta 2013
ISBN: 978 602 02 1217 3

Pernah mengalami malu saat anak nyeletuk dengan polosnya? Nah... itulah yang diceritakan para ibu di buku ini. Kisah-kisah nyata kelakuan anak mereka yang seringkali membuat mamanya ingin menjadi kura-kura agar bisa menyembunyikan muka ke dalam cangkang.

Begitulah dunia anak yang berbeda dengan dunia dewasa. Apa yang mereka pikir hebat dan menyenangkan bisa jadi membuat merah padam wajah ibu mereka. Contohnya, ketika mereka tantrum di pesta, menyusu di dada manekin, menegur tukang sayur karena barang-barangnya busuk atau bahkan polos memberitahu bahwa orangtuanya tidak punya uang. Bayangkan, bukankah menjadi ibu harus berani malu demi anak? Bahkan saya sendiri meski belum memiliki anak suka dibuat malu oleh tiga keponakan saya yang senang mengikuti saya... hahaha...

Yaa... 15 kisah ini cukup menghibur. Bahasanya ringan dan mengalir. Namun 15 penulis menimbulkan beragam gaya menulis yang berbeda. Ada yang agak lebay narsis, ada yang cukup sederhana, ada yang amat lucu, ada yang masih terkesan serius.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Sebagai ibu, daku menyadari betapa pentingnya membekali diri dengan ilmu, terutama yang berkaitan dengan anak. Jangan asal mendengar dan percaya gosip sana-sini tanpa dasar yang jelas." (Hlm. 109)

Meta morfillah

23 January, 2016

[Review buku] I believe

Judul: I believe (Jomblo bermartabat, Married bermanfaat)
Penulis: @Manjaddawajadaa
Penerbit: QultumMedia
Dimensi: xiv + 154 hlm, 14 x 20 cm, cetakan kedua desember 2013
ISBN: 979 017 262 1

Dibilang jomblo entah mengapa membuat kita kadang gak suka atau gak terima. Nah, buku ini mengubah paradigma itu. Dengan bahasanya yang ringan, crunchy, dan tidak terlalu menggurui, penulis ingin membuat kita bangga menjadi jomblo bermartabat yang bila married akan bermanfaat.

Hanya ada dua pilihan: Jomblo atau menikah! Tidak ada pilihan pacaran. Menurut buku ini, bahkan pacaran adalah ilegal dan tidaj diakui oleh negara! Mengapa? Sebab dalam KTP kita hanya ada status menikah atau belum menikah which is means Jomblo. Hahahha...

Menariknya lagi, paradigma bahwa jomblo itu karena gak laku, diputar balik oleh penulis. Jomblo itu keren, pacaran itu kuno. Tapi jomblo yang bagaimana dulu? Sebab ada 3 tipe jomblo: 1. Jomblo karena belum kepikiran untuk pacaran (sibuk sama aktivitasnya, tapi nggak segan untuk pacaran kalau dipengaruhi oleh temannya), 2. Jomblo tapi pengin banget pacaran (biasanya suka tebar pesona, HTSan), 3. Jomblo karena Allah (tahu bahwa pacaran gak boleh dalam Islam dan sibuk membenahi diri serta beramal saleh). Nah, jadilah jomblo yang nomor 3. Hidup jomblo!

Kelebihan lain buku ini adalah pemaparan tentang asal muasal istilah jomblo dan pacaran yang ternyata memiliki sejarah mulia, namun semakin bergeser dan disalahartikan oleh generasi sekarang. Pacara sebenarnya adalah tradisi orangtua Melayu yang memberikan pacar air atau inai pada dua orang muda-mudi yang ketahuan saling tertarik. Sang pemuda memberitahu ketertarikannya pada keluarga sang gadis dengan mengirimkan tim pembaca pantun, yang kemudian akan berpantun di halaman rumah sang gadis. Jika sang gadis menyambut pantun tersebut, artinya ia bersedia menerima pemuda sebagai pasangan hidupnya. Pacar yang ada di tangan muda-mudi itu akan hilang dalam waktu 3 bulan. Nah, dalam waktu itulah sang pemuda akan mempersiapkan segala kebutuhan untuk melamar sang gadis. Kalau pacar di tangan keduanya hilang dan sang pemuda gak kunjung melamar, maka sang gadis berhak membatalkan pertunangan itu dan menerima pinangan pemuda lain. Tapi jangan bayangkan dalam waktu 3 bulan itu mereka berpacaran seperti anak muda zaman sekarang. Mereka sangat terjaga sebelum pernikahan dilangsungkan. Sang gadis bahkan dipingit. Tradisi ini mirip khitbah dalam Islam. Tuh lihat, jauh banget kan pergeseran pengertian pacaran!

Lalu buku ini masuk ke pembahasan lebih baik memantaskan diri dulu, no khalwat until akad, yang muda yang beriman, bahkan ada tips menjadi wirausaha. Lalu ke pembahasan cinta begitu indah, yang kemudian membahas tentang ta'aruf. Disajikan pula 10 kisah cinta abadi yang terkenal seperti kisah ali dan fatimah, rasul dan khadijah, rasul dan aisyah, yusuf dan zulaikha, abu talhah dan ummu sulaim, dlsb. Terakhir adalah motivasi cinta, ada beberapa indikator wanita saleha itu seperti apa, lelaki saleh itu seperti apa, mengapa bidadari cemburu. Terakhir ditutup dengan beragam pantun tentang jomblo dari beberapa akun twitter.

Secara keseluruhan buku ini menarik. Dari pengemasannya saya suka. Pilihan warna yang soft dan konsisten pink, biru, putih dengan teks hitam. Sederhana tapi manis. Jenis font tidak berkait dan ukurannya ramah pada mata. Strategi promosi dengan menjadikan pembaca yang selfi dengan buku ini di balik cover depan dan belakang pun cukup oke.

Hanya saja terkait isi, di beberapa bab saya merasa hanya pengulangan dan sudah sering dibahas, kurang solutif atau mengajak berpikir. Biasa saja dan membosankan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta morfillah

20 January, 2016

[Review buku] Prophetic learning

Judul: Prophetic learning (menjadi cerdas dengan jalan kenabian)
Penulis: Dwi Budiyanto
Penerbit: Pro U media
Dimensi: 268 hlm, 14 x 20 cm, cetakan 2 januari 2010
ISBN: 979 1273 30 8

Mengapa ilmu yang di sekolah atau di perguruan tinggi tidak memiliki efek dalam membentuk sikap hidup keseharian pembelajarnya?

Demi menjawab pertanyaan itu, penulis menawarkan sebuah metode baru bernama prophetic learning yang ditimba dari pengalaman generasi pemenang, dari khazanah sejarah emas Islam. Bagaimana Rasul, sahabat dan para tabi'in tabi'at berhasil mengoptimalkan diri mereka.

Menurut buku ini ada skema proses belajar generasi salaf yang terbagi menjadi 4:

1. Cerdas menata pikiran
Semua berawal dari pikiran. Apa yang kita pikirkan, itulah yang akan terjadi. Jika kita berpikir bisa, maka akan bisa, dan sebaliknya. Untuk menata pikiran, kita bisa melakukan 4 hal berikut: eliminasi/menghilangkan pikiran-pikiran negatig yang ada dalam diri, substitusi/mengganti pikiran negatif dengan pikiran positif, visualisasi/membuat gambaran nyata tentang keinginan-keinginan kita, dan ekspektasi rabbani/mengharap pada Allah melalui doa.

2. Cerdas dengan menata mental
Pikiran menentukan arah, sementara mental memberikan suntikan energi yang akan menghasilkan tindakan. Empat hal yang dapat dilakukan untuk menata mental adalah menumbuhkan kemauan, melahirkan efikasi diri/keinginan yang kuat untuk sukses, mendayakan kesabaran (sabar dalam menghadapi kekurangan sarana, sabar dalam menangkal godaan selama belajar, dan sabar dalam memahami materi), dan menciptakan zona nyaman.

3. Cerdas menata fisik
Ketika jiwa begitu menggelora, maka fisik pun harus kuat mengikutinya. Sebab itu kita harus memperhatikan makanan yang dimakan, mengoptimalkan gerakan untuk kecerdasan, dan istirahat yang cukup.

4. Cerdas menjadi guru
Cara tercepat untuk belajar adalah dengan mengajarkan. Sebab fitrah manusia ingin menampilkan yang terbaik dari dirinya di hadapan orang lain (self presentation).

Berikut kebiasaan muslim pembelajar yang akan mendorong munculnya tradisi-tradisi muslim pembelajar:
1. Pada mulanya adalah membaca
2. Raudhah itu bernama perpustakaan dan toko buku
3. Tentang efektivitas baca (rumusnya: jumlah kaya/waktu baca (detik) x 60. Alhamdulillah saya mendapat nilai 334 kata per menit)
4. Menulis, tradisi mengikat gagasan
5. Rihlah ilmiah
6. Tradisi berpikir (tafakur)

Cara rasul mengajar:
1. Beliau menanamkan struktur berpikir ilmiah yang berpijak pada alasan dan dasar hukum yang valid (salih) dan jelas (wadhih)
2. Memberi jawaban tidak sekadar pada pertanyaan, tetapi menjawab dengan kaidah umum
3. Memberi perhatian terhadap potensi murid/mitra belajar
4. Menghubungkan materi dengan kenyataan sehari-hari
5. Memberi apresiasi positif bagi mitra belajar
6. Menyampaikan materi dengan menarik dan variatif

Terakhir untuk melejitkan potensi adalah harus bersinergi. Belajar dari formasi angsa saat terbang yang membentuk huruf V, belajar dari semut dan lebah. Serta menjafi cerdas dan berkarakter.

Secara keseluruhan, saya tertarik membaca buku ini sebab kata pengantarnya yang membuat saya ngejlebb... yaitu ketidaksingkronan antara ilmu yang kita dapatkan dengan keseharian kita. Lalu jawabannya adalah ke akar niat atau motivasi belajar kita. Namun semakin masuk ke isi, saya merasa yang dibahas biasa saja. Meskipun penulis sudah berusaha membuat beragam lembar perubahan, program ikhtiar dan sebagainya untuk mengajak pembaca membuat perubahan setelah membaca buku ini. Gaya bahasanya cukup ringan, dan mengalir.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Historia vitae magistra.
Pengalaman adalah guru terbaik."

"Seringkali yang membuat ujung pena terhenti menuangkan kata adalah keinginan untuk melahirkan tulisan yang banyak disanjung orang. Padahal, yang memecahkan kebuntuan adalah sikap apa adanya dalam menuturkan kebenaran." Moh. Fauzil Adhim (Hlm. 193)

"Tidak ada pahlawan yang dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan besar dengan hanya mengandalkan satu sumber energi. Misalnya, dengan hanya mengandalkan energi jiwa tanpa bantuan energi lainnya. Seorang pahlawan bekerja dengan keterlibatan seluruh instrumen kepribadiannya." (Hlm. 242)

Meta morfillah

12 January, 2016

[Cerita lirik] Bukan cinta biasa

Begitu banyak cerita
Ada suka ada duka
Cinta yang ingin kutulis
Bukanlah cinta biasa

"Menjaga diri untuk tidak pacaran itu sulit sekali, Tha. Bahkan saat aku sudah menjaga, godaannya jauh lebih dahsyat dibanding jahiliyahku dulu..."

Yaa... kalau mudah semua orang masuk surganya mudah. Kalau tidak ada godaan, mana bisa tahu kualitas tiap orang. Semua kembali padamu, cinta seperti apa yang ingin kautulis dalam buku kehidupanmu. Suka duka seperti apa yang akan mewarnainya. Apakah cinta mainstream sebagaimana orang-orang sekitarmu? Ataukah bukan cinta biasa seperti yang dituntunkan Rabbmu melalui rasulNya?

Dua keyakinan beza
Masalah pun tak sama
Ku tak ingin dia ragu
Mengapa mereka selalu bertanya

"Ada banyak hal yang membuatku lelah. Kadang, saat sudah ada calon berpotensi, dia seperti diburu waktu untuk memintaku. Sekeliling kami selalu bertanya 'Kapan?'. Aku khawatir ia ragu dan memutuskan apa yang bukan kehendaknya, Tha. Dan apa yang kukhawatirkan terjadi. Dia lalu menghilang..."

Cintaku bukan di atas kertas
Cintaku getaran yang sama
Tak perlu dipaksa
Tak perlu dicari
Kerna kuyakin ada jawabnya oh...
Andai ku bisa mengubah semua
Hingga tiada orang terluka
Tapi tak mungkin
Ku tak berdaya
Hanya yakin menunggu jawabnya

Apakah yang kaucari hanya status tertulis di sebuah buku nikah? Apakah kau menikah hanya karena tak ingin sendiri, hingga siapa pun kauterima? Evaluasi lagi niatmu. Jangan sampai berputus asa pada Rabbmu! Fokus memperbaiki diri untuk memantaskan dirimu sebagai hambaNya. Jangan terlalu picik memantaskan diri hanya sekadar mendapatkan jodoh... rasanya amat tak pantas mengharap tentang satu persoalan hidup sementara begitu banyak karuniaNya di hidup kita.

Insyaa allah... cinta itu akan hadir bila kita telah sefrekuensi. Sebab cinta adalah getaran yang sama. Tak perlu dipaksa. Tak perlu dicari. Yakin saja akan bertemu jawab.

Bukan aku mencarimu. Bukan kamu mencariku. Tetapi cinta akan jalan inilah yang menuntun kita melangkah. Dan berpapas secara tak sengaja. Untuk lalu hendak mengikat janji dan eratkan genggam tangan ini.

Jangan pernah berandai kita bisa mengubah segala hal yang terjadi, meski untuk tak menyakiti hati seseorang. Seseorang yang kita tolak. Jangan sesali apa yang telah terputuskan. Jangan takut menolak bila memang tak sevisi. Percayalah, telah kusaksikan pernikahan yang gagal dapat menghancurkan jiwa baik begitu hebat.

Janji terikat setia
Masa mengubah segala
Mungkin dia kan berlalu
Ku tak mahu mereka tertawa

"Pernah kuterima seorang lelaki yang menjanjikan akan menjemputku pada batas waktu yang telah ia tentukan karena ada amanah yang harus diselesaikan. Tapi... di batas waktu, ia berlalu dan tak mampu menepati janjinya, Tha."

Bahwa menolak untuk tidak menunggu, sebab khawatir akan ketidakmampuan menjaga kesucian hati dalam penantian dan banyaknya godaan setan, adalah salah satu bentuk bersabar. Yakinlah, bila dia memang untukmu, apa pun rintangan yang menghalanginya akan ia terjang. Bila dia begitu menginginkanmu namun belum mampu, dia tidak akan memberimu janji yang sulit ditepatinya. Ia akan jauh lebih sibuk mengupayakan percepatan untuk menjemputmu, meskipun ia harus melupakanmu sementara waktu. Jangan menerima kalimatnya yang memintamu menunggu, "Nantikanku di batas waktu."

Sebab sudah kodrat lelaki untuk menjadi pejuang. Itu sudah terbukti sejak kita belum tercipta. Sel sperma yang bergerak, sementara sel telur diam di tempat menanti. Keduanya bersabar progresif. Sel sperma dengan upaya pergerakannya menembus segala halangan demi mencapai sel telur. Sel telur dengan kokohnya berdiam di tempat yang sama, bersiap menyambut sel sperma yang berhasil. Bayangkan bila sel telur gelisah dan tidak bersabar dengan tetap diam di tempat. Bagaimana mereka bisa bertemu? Perlu kesabaran dari kedua belah pihak, bukan?

Diriku hanya insan biasa
Miliki naluri yang sama
Tak ingin berpaling
Tak ingin berganti
Jiwaku sering saja berkata

"Aku ingin seperti teman-temanku yang lain, Tha. Mereka begitu mudah mendapatkan pasangannya. Mengapa aku belum jua hingga usia segini?"

Kadang kita begitu tergoda saat teman-teman seusia kita perlahan menyibukkan diri dengan keluarganya. Lantas kita agak goyah untuk keluar dari jalan ini. Tapi cobalah tanya jiwamu. Apakah ia ridha bila kamu menggadaikan semua perjuanganmu menjaga diri di detik-detik yang bisa jadi adalah ujung perjuanganmu? Apakah jiwamu ingin berpaling dan berganti menjadi mainstream dan biasa?

Andai kumampu ulang semula
Ku pasti tiada yang curiga
Kasih kan hadir tiada terduga
Hanya yakin menunggu jawaban

"Pada akhirnya, aku hanya berharap segalanya mampu diulang ke awal hubunganku dengannya. Tak mau aku memberinya peluang, jika hasilnya hanyalah janji kosong yang menyakitkan hati seperti ini. Seandainya kubiarkan saja, mungkin aku bisa lebih mudah menerima cinta yang lain."

Tenanglah wahai jiwa yang selalu tergesa... kasih itu akan hadir tanpa terduga. Tetaplah kembalikan semua masalahmu pada muaranya. Pada sang pemberi sekaligus penyelesai masalah. Tak ada lagi yang dapat kukatakan selain kesabaran dan yakin pada jawabNya atas doamu. Sebab tak ada yang lebih baik daripada bersabar.

*lirik lagu Bukan Cinta Biasa - Siti Nurhaliza

Meta morfillah

10 January, 2016

[Mentoring] Keutamaan membantu janda dan orang miskin (Hadist)

KEUTAMAAN MEMBANTU JANDA DAN ORANG MISKIN

Mbak Dini
Minggu, 27 Desember 2015

"Orang yang membantu para janda dan orang miskin adalah seperti orang yang berjihad di jalan Allah atau seperti orang yang selalu mengerjakan shaum sepanjang hari dan salat di malam hari." (Mutafaq alaih)

Bila kita belum mampu berjihad, puasa tiap hari dan salat tahajud tiap malam, maka lakukanlah amalan di atas, yakni menyantuni janda dan orang miskin.

Janda menjadi tanggung jawab orangtuanya lagi, saat sudah resmi bercerai. Jika orangtuanya tidak mampu, maka menjadi tanggung jawab pemerintah (dananya berasal dari baitul maal).

"Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin." (Al Maun 1-3)

Perlu dijelaskan apa yang dimaksud orang miskin. Rasulullah menerangkan pengertian orang miskin sebagai berikut:

"Orang miskin bukanlah orang yang ditolak karena meminta sebutir atau dua butir kurma, bukan pula ditolak karena meminta sesuap atau dua suap nasi. Tetapi orang miskin adalah orang yang menjaga diri dengan tidak meminta-minta." (Mutafaq alaih)

Jadi orang miskin ialah mereka yang tidak berkecukupan, namun tidak berkeliling meminta-minta sehingga tidak ada yang tahu dan memberinya sedekah. Pahala bagi orang yang menyantuni orang miskin dikatakan seperti orang yang salat tahajud terus menerus.

Hikmah:
1. Hendaklah kita membantu janda dan orang miskin dalam hal-hal pokok seperti makanan, pakaian, dan naungan tempat tinggal.
2. Janganlah membebankan orang miskin dan janda dengan hal-hal yang dibebankan kepada orang mampu, seperti pajak.
3. Bila mampu, berilah mereka pekerjaan.

*catatan sepemahaman penulis

Meta morfillah

03 January, 2016

Apa yang akan terjadi 362 hari ke depan?

Apa yang akan terjadi 362 hari ke depan?

Aku tak tahu...
Akankah aku sampai pada ujung jalan itu?
Dengan selamat ataukah nelangsa?
Bahkan aku tak tahu sedetik kemudian apakah hidungku masih bisa bernafas dengan sempurna...

Apa yang akan terjadi 362 hari ke depan?

Apakah peristiwa menyenangkan atau menyedihkan versiku?
Atau versi Allah yang belum kucerna hikmahnya?
Aku tak tahu...
Seberapa panjang langkahku diperkenankan olehNya untuk menjejak di bumi ini

Allah...
Kadang aku lupa dan terlalu yakin akan esok
Padahal pucuk pagi pun belum tergenggam
Maka ingatkanlah terus agar aku meniti jalanMu dengan usaha terbaik
Meski terbaikku belumlah luar biasa

Bimbing aku perlahan-lahan,
Meski sifat manusiawiku begitu tergesa-gesa
Sesaat demi sesaat wahai diri...

Jangan bosan berbisik lembut padaku melalui penciptaanmu.

Bogor, 3 Januari 2016

Meta morfillah

Karamnya sebuah rasa

Petang yang kian meremang
Bagai perasaanmu yang kian karam
Padaku
Engkau... dekat tapi berjarak samudera
Engkau... begitu indah dipandang namun tak dapat kusayang
Engkau... yang telah hilang kini datang kembali ke hidupku
Engkau... dengan keputusanmu yang menyiksa batin kita

Perkara perasaan yang belum selesai
Maka Allah selesaikan dengan caraNya
Mungkin DIA lah yang paling tahu hati hambaNya
Cinta dikandung badan,
Hanya bisa terpisah bila ruh tercerai

Maka... inilah akhirnya
DiputihkanNYA kembali perasaan kita
Perasaan kita berdua yang karam
Sebenarnya karam

"Jangan dikecewakan hati yang berlindung padamu."

*inspire from movie "Tenggelamnya kapal van der wijck"

Meta morfillah

02 January, 2016

[Review buku] Nyanyian cinta

Judul: Nyanyian cinta (antologi cerpen santri pilihan)
Penulis: Mustofa bisri, habiburrahman el shirazy, dkk
Penerbit: Republika
Dimensi: 200 hlm, 20.5 x 13.5 cm cetakan kelima agustus 2007
ISBN: 978 979 321 067 4

Kumpulan cerpen ini berisi 12 cerpen pilihan yang ditulis oleh 12 penulis. Isinya pun sarat akan nilai-nilai islami dalam kehidupan. Cerpen berjudul "Muhasabah sang primadona" bercerita tentang polemik seorang mantan artis yang menjadi penceramah sukses namun suaminya terbengkalai. Judul buku ini merupakan judul cerpen kedua yang ditulis oleh habiburrahman el shirazy "Nyanyian cinta" yang saya curigai penulis terinspirasi dari kisah hikmah islami yang pernah saya baca, mengenai kejujuran seorang lelaki yang akhirnya berjodoh dengan anak pemilik kalung yang pernah ditemukannya. Hanya saka jauh lebih riip dan bersetting di Kairo. Cerpen "Wali Tiban" bercerita tentang lelaki misterius yang menjadi penjaga masjid dan dianggap wali tiban, hingha ia akhirnya pergi dengan misterius, sama halnya dengan kedatangannya. Twist yang cukup menarik. Cerpen "zikir cinta untuk ananda" bercerita tentang doa seorang ayah untuk anaknya yang lahir prematur. Cerpen "perantara" cukup membuat saya tertawa saat membaca endingnya. Salah satu cerpen yang paling tidak saya pahami adalah "hidup el maut!", mungkin penulisnya memakai bahasa simbolis yang menyindir, namun saya tak paham sinismenya ditujukan pada siapa.

"Mas Umar" mengingatkan saya pada sosok mas gagah di cerpen bunda helvy. "Sayap-sayap cintaNya" menceritakan beragam situasi akan rindu pada sang nabi. Cerpen "peri kecil di hari pernikahanku" juga bermain di ending dengan memberikan twist yang sebenarnya cukup ketebak. "Maaak...!!" bercerita dilema seorang ibu yang harus memilih keluarga dan pekerjaan di ibukota. "Langkah-langkah tua" cukup menyindir pembaca yang suka menilai seseorang dari luarnya dan merasa lebih baik dari orang tersebut. "Bacaan Al Quran buat Simbah" bercerita kepergian seorang simbah yang menunggu selesainya bacaan Al Quran dalam mengiringi kepergiannya.

Dari dua belas cerpen tersebut, saya suka pada dua cerpen yaitu Nyanyian cinta dan wali tiban. Pada nyanyian cinta, meski saya sudah bosan mendengar kisahnya, tapi penulis mampu meramunya menjadi tidak membosankan bahkan tetap terasa emosinya. Pada wali tiban, saya suka dengan unsur magisnya yang menyisakan pertanyaan di akhir "Siapa sebenarnya dia? Dari mana dan ke mana ia pergi?"

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Menjaga amanah adalah ruh agama ini. Umur yang diberikan Allah pada kita adalah amanah. Langkah kaki kita adalah amanah. Hidup kita adalah amanah. Menjaga amanah adalah inti ajaran agama mulia ini. Rasulullah bersabda, Laa diina liman laa amanata lahu. Tidak beragama orang yang tidak menjaga amanah!" (Hlm. 23)

"Dakwah yang bermartabat juga perlu cara yang terhormat. Dakwah perlu kemandirian ekonomi, bukan dengan mengemiskan diri. Bila tidak, dakwah akan kehilangan berkahnya, ulama tak lagi berwibawa, umat bisa goncang keyakinannya." (Hlm. 104)

"Jangan tinggalkan syariat meskipun pikiran dan logikamu bebas bereksplorasi di antara nash dan aqli. Beristiqomahlah pada suatu kebaikan, meski hanya rutin puasa senin-kamis atau sekadar membaca sepuluh kali shalawat sehabis salat. Kamu akan merasakan hikmahnya mendawamkan suatu amalan." (Hlm. 176)

Meta morfillah

[Review buku] Tausiyah cinta

Judul: Tausiyah cinta
Penulis: @tausiyahku
Penerbit: Qultum Media
Dimensi: viii + 168 hlm, 14 x 20 cm, cetakan pertama september 2013
ISBN: 978 979 017 264 7

Buku yang mengusung tagline "no khalwat until akad" ini terdiri dari  enam bab. Bab pertama berjudul Jalan Cinta, membahas arti cinta, jenis cinta, kepada siapa kita melabuhkan cinta?, dan tujuan cinta. Bab kedua berjudul Hijrah Cinta, membahas saat aku jatuh cinta, beragam perangkap cinta, saatnya merelakan, catatan cinta seorang hamba, ujian cinta, tafsir cinta, dakwah juga cinta dan ijtihad cinta. Bab ketiga berjudul Engkau yang selalu terjaga, membahas cantikmu beda, aku perhiasan dunia, jaga cintamu, bergaul dengan lawan jenis, kekuatan wanita, dan rayuan gombal seorang ikhwan pada akhwat. Bab empat berjudul Taman Cinta membahas sebatas persahabatan, cinta dalam diam, kenapa ia tak kunjung datang?, kiat mempersiapkan diri dan diam adalah bukti cinta. Bab lima berjudul Tentang Ta'aruf membahas tentang Ta'aruf, mengapa ta'aruf, sampai kapan?, istikharah cinta, restu orangtua dan pilihan ketiga. Bab enam berjudul Merayakan cinta membahas persiapan pernikahan, tunggu apa lagi?, indahnya menikah, di mana jodohku?, kiat-kiat menjemput jodoh, mahar pernikahan, masih enggak berani juga?, ayo menikah, dari sajadah sampai walimah, jika belum saatnya, pernikahan dan potensi diri, sakinah-mawaddah-warahmah dan jalan surga.

Isi buku ini sebenarnya sudah amat sering atau mainstream, dan tidak ada ciri khasnya. Namun marketing dan promosinya, terutama filmnya yang membuat buku ini cukup dikenal. Tapi dari segi bahasa, pilihan kata, dan gaya penulisan, buku ini cocok untuk remaja dan orang-orang yang memiliki waktu sedikit untuk membaca. Sebab begitu ringan dan mudah dicerna. Untuk tulisan kiat-kiat, masih seputar besarannya saja, belum mendetail how to nya.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Segala sesuatu ada saatnya; ada saat mempertahankan, ada juga saat melepaskan." (Hlm. 25)

"Pilihan terbaik adalah pilihan yang tidak ada halangan dari pihak mana pun, orangtua salah satunya." (Hlm.  104)

Meta morfillah

Text Widget