Pages

02 January, 2016

[Review buku] Nyanyian cinta

Judul: Nyanyian cinta (antologi cerpen santri pilihan)
Penulis: Mustofa bisri, habiburrahman el shirazy, dkk
Penerbit: Republika
Dimensi: 200 hlm, 20.5 x 13.5 cm cetakan kelima agustus 2007
ISBN: 978 979 321 067 4

Kumpulan cerpen ini berisi 12 cerpen pilihan yang ditulis oleh 12 penulis. Isinya pun sarat akan nilai-nilai islami dalam kehidupan. Cerpen berjudul "Muhasabah sang primadona" bercerita tentang polemik seorang mantan artis yang menjadi penceramah sukses namun suaminya terbengkalai. Judul buku ini merupakan judul cerpen kedua yang ditulis oleh habiburrahman el shirazy "Nyanyian cinta" yang saya curigai penulis terinspirasi dari kisah hikmah islami yang pernah saya baca, mengenai kejujuran seorang lelaki yang akhirnya berjodoh dengan anak pemilik kalung yang pernah ditemukannya. Hanya saka jauh lebih riip dan bersetting di Kairo. Cerpen "Wali Tiban" bercerita tentang lelaki misterius yang menjadi penjaga masjid dan dianggap wali tiban, hingha ia akhirnya pergi dengan misterius, sama halnya dengan kedatangannya. Twist yang cukup menarik. Cerpen "zikir cinta untuk ananda" bercerita tentang doa seorang ayah untuk anaknya yang lahir prematur. Cerpen "perantara" cukup membuat saya tertawa saat membaca endingnya. Salah satu cerpen yang paling tidak saya pahami adalah "hidup el maut!", mungkin penulisnya memakai bahasa simbolis yang menyindir, namun saya tak paham sinismenya ditujukan pada siapa.

"Mas Umar" mengingatkan saya pada sosok mas gagah di cerpen bunda helvy. "Sayap-sayap cintaNya" menceritakan beragam situasi akan rindu pada sang nabi. Cerpen "peri kecil di hari pernikahanku" juga bermain di ending dengan memberikan twist yang sebenarnya cukup ketebak. "Maaak...!!" bercerita dilema seorang ibu yang harus memilih keluarga dan pekerjaan di ibukota. "Langkah-langkah tua" cukup menyindir pembaca yang suka menilai seseorang dari luarnya dan merasa lebih baik dari orang tersebut. "Bacaan Al Quran buat Simbah" bercerita kepergian seorang simbah yang menunggu selesainya bacaan Al Quran dalam mengiringi kepergiannya.

Dari dua belas cerpen tersebut, saya suka pada dua cerpen yaitu Nyanyian cinta dan wali tiban. Pada nyanyian cinta, meski saya sudah bosan mendengar kisahnya, tapi penulis mampu meramunya menjadi tidak membosankan bahkan tetap terasa emosinya. Pada wali tiban, saya suka dengan unsur magisnya yang menyisakan pertanyaan di akhir "Siapa sebenarnya dia? Dari mana dan ke mana ia pergi?"

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Menjaga amanah adalah ruh agama ini. Umur yang diberikan Allah pada kita adalah amanah. Langkah kaki kita adalah amanah. Hidup kita adalah amanah. Menjaga amanah adalah inti ajaran agama mulia ini. Rasulullah bersabda, Laa diina liman laa amanata lahu. Tidak beragama orang yang tidak menjaga amanah!" (Hlm. 23)

"Dakwah yang bermartabat juga perlu cara yang terhormat. Dakwah perlu kemandirian ekonomi, bukan dengan mengemiskan diri. Bila tidak, dakwah akan kehilangan berkahnya, ulama tak lagi berwibawa, umat bisa goncang keyakinannya." (Hlm. 104)

"Jangan tinggalkan syariat meskipun pikiran dan logikamu bebas bereksplorasi di antara nash dan aqli. Beristiqomahlah pada suatu kebaikan, meski hanya rutin puasa senin-kamis atau sekadar membaca sepuluh kali shalawat sehabis salat. Kamu akan merasakan hikmahnya mendawamkan suatu amalan." (Hlm. 176)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget