Pages

21 October, 2009

Biarlah

Biarlah..
Di tengah masalah yang mendera kehidupanku
Di tepian kalut hatiku
Selalu tersemai sebuah benih cinta dan harapan
Yang kau titiskan lewat mereka yang tersayang
Selalu kau berikan kesempatan untuk sebuah alas an
Mendorongku untuk tersenyum melewati hari
Semakin ku bermuhasabah, semakin kau dekat padaku
Kau kirimkan malaikat-malaikat tak bersayapmu
Untuk menggiringku kembali ke jalan-Mu

Biarlah,,
Seribu alas an memaksaku untuk bersedih
Asalkan ada SEBUAH alas an untuk ku tersenyum,
Beri aku itu saja,,
Karena itu yang kubutuhkan saat ini, esok, dan selamanya..
hanya satu alasan kubutuhkan untuk tersenyum

15 October, 2009

I wanna talk about life

Budaya membiasakan kita untuk berpikir egois tentang sesuatu, seperti karir, kluarga, uang, punya mobil baru dlsb. Kita terlibat dalam sedikit aksi sebuah kebiasaan. Kita jarang membiasakan diri untuk berdiri di belakang dan melihat hidup kita sendiri. Bertanya, Inikah semua? Inikah yg kuinginkan? Adakah yg terlewat?. Kita butuh seorang guru untuk menunjukkan. Ia bisa siapa saja, apa saja, dimana saja, dan kapan saja. Namun hal tersebut tidak terjadi secara otomatis. Tentu kita harus mengasah panca indera kita.

Bagaimana mungkin kau terus berpikir bahwa “kiamat masih lama”, atau “ besok aku pasti masih hidup, tobatnya kalo udah tua aja”. Padahal sudah beribu peristiwa menegaskan bahwa kematian bukanlah berdasarkan usia, ia terjadi kapan saja, dimana saja, tak mengenal ruang, terlebih waktu. Masihkah kau bisa berleha-leha, bermaksiat, jika kau sadar akan hal itu??

Mungkin, apabila DIA menghendaki untuk memberitahu sisa umur kita semua, pastilah dunia ini akan terasa aman, karena orang akan berbuat segala kebajikan yg ia mampu untuk bekal akhiratnya.
Pertambahan usia, atau menjadi tua bukanlah semata kehilangan/kekurangan. Lebih dari itu, ialah kita BERKEMBANG. Terlepas dari pikiran negative bahwa kau akan mati, tapi positif mengetahui bahwa kau MEMAHAMI bahwa kau akan mati dan kau berusaha hidup lebih baik karenanya.


Ada sebuah kalimat yang bermakna bagi tha, “WHEN YOU LEARN HOW TO DIE, YOU LEARN HOW TO LIVE”. Belajarlah untuk bersiap mati, bagaimana kau akan mati nanti, cara apa yang kau pilih, maukah kau mati dalam keaadaan baik (khusnul khatimah)? Dengan mempelajari hal itu semua, kau akan belajar bagaimana tentang hidup di dunia fana ini. Dan itu mempengaruhi kualitas hidupmu, karena paradigmamu yang mendalam tentang hidup yang sementara ini. Karena kau meyakini, bahwa ada KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN. DAN ITULAH KEHIDUPAN SESUNGGUHNYA.


Each night, when I go to sleep, I die. And the next morning, when I wake up, I am reborn (Mahatma Gandhi).


**Refleksi diri saat subuh, 15 Oktober 2009**
matahari dapat kugenggam apabila aku yakin pada kebesaran-Nya

06 October, 2009

Imaji menembus awan

Sebuah bintang alpha veta telah merubah sistem tata surya ini, matahari tak lagi pusat, inilah awal dari akhir,sketika aku diutus oleh agen neptunus, berlayar dengan perahu kertas.
Terjebak dalam dimensi cinta Laila dan Majnun.
Berontak aku, terdampar di Palestina, bertemu dgn Salwa.
Ternyata hatiku msih ingin beranjak,,Negeri 5 menara dan negeri van oranj tujuanku berikutnya. Selami duniaa kebebasanku.
SENDIRI.


"maaf ya cio, sepertinya kamu tidak akan pernah ditakdirkan untuk menemani dan melahirkan sebuah cerita konsumsi publik yg diterbitkan."

".."

" mungkin, aku memang hanya cinta baca, dan menulis hanya sekedar penyaluran pikiranku,,tak pernah ada niatan meluaskannya,memperjuangkannya untuk diterbitkan."

"tapii,,kalau tentang yg sufi,, aku ingin membuat namun ilmuku masih sedikit. Ingin rasanya, seperti penulis yg berdkwah, ketika di hari hisab nanti, dia akan mendapat kejutan amalan yg mengalir, dikarenakan banyaknya pahala yg kuhasilkan dari tulisanku."


"METAAA,,SOLAT ISYA SANA! TINGGALIN DULU TUH BUKU MA LAPTOP!! KAMUU,,,KALO DAH BUKU ,LUPA DAH SEMUANYA!! CEPEEETT,,,ATAU GAK MAMA BUANG NE SEMUA BUKUNYA!!!!"


UUppss,,,Astagfirullah,,," IYA,,ne juga mu solat ko, ga lupa,,,cuma keasikan!"

"jangan dibuang donk ma,,cukup koleksi bobo dan komikku selemari aja yg mama bakar waktu kecil dulu"(dalam hati)

Ku tak ingin!!

Ketika Kecil,
aku menjadi sandaran bermain kupu-kupu,belalang,dan serangga lainnya.
Kakiku menjejak ke bumi, tempatku berpijak.
Kudapat mendengar senandung semut yg bergotong royong, kepak sayap kupu-kupu berpindah dari tangkai satu ke tangkai lainnya.

Namun,,
seiring bertambah usiaku, aku berkembang,,pesat,
Ku dapat lihat lebih tinggi,,luas..
Dapat kulihat dari tempatku berpijak, seorang bocah bermain ketapel.
Kadang kutantang tiang listrik yg menjulang.
Mentari terasa dekat denganku.

Namun, aku merasa ada yg hilang.
Dimana suara teman2 kecilku??
Ingin aku mendengarnya, namun ku tak mampu untuk merendah.
Mengapa tak kurasai lagi tanah tempatku berpijak?
Apakah aku terlalu jauh berkembang??

Aahh,inikah konsekuensi PERKEMBANGAN & PERTAMBAHAN USIA??
Bertambahnya kebolehanku, di situ pula kekuranganku.


Tak bisa kembali ke pandangan sebelumnya, bertambahnya ilmu/penglihatan yg kudapat, TERNYATA tak menjamin aku lebih mengerti dari sebelumnya.

Sungguh sulit rasanya,,Sesak yg kurasa.
Wahai teman,,bolehkah aku memohon??
Tolong ingatkan aku kala aku terlena dalam memandang sesuatu yg kuanggap lebih kumengerti dari sebelumnya.
Ingatkan aku untuk berpijak di bumi ini,,karena aku bkan burung,,yg dapat terbang ke langit (bahkan burung pun perlu menjejakkan kakinya ke bumi bkan?

Jangan tinggalkan aku di tengah kesombonganku.
Ingatkanlah aku wahai saudarikuu.

Aku tak ingin jadi makhluk yg kufur, tak bersyukur.

TAK INGIIINN!!!



**Special note for my milad next 22 Oct as reflection in my mind,,(^_^)**
inilah aku

Waktu dan Usia

Waktu

Tegas
Kuasa
Disiplin
Berpacu denganmu tiada henti.
Karna dirimu, banyak manusia yang saling melupakan, datang dan pergi, hilangnya sebuah keakraban.
Namun berkat dirimu jua, manusia dapat menyembuhkan luka hatinya, memaknai sebuah kehidupan, kasih sayang dan menjadi dewasa.
Hampir segala hal dapat diselesaikan melalui dirimu.
Berbagai jenis cinta terjawab kepastiannya olehmu.
Bahkan IA,tuhanku bersumpah atas namamu pada para hamba-Nya.
Sedemikian kuasanyakah dirimu??

Usia

4 hruf yg terdengar biasa,bahkan dalam pertambahannya merupakan kebahagiaan bagi pemiliknya.
Namun, sesungguhnya ialah amanah terberat bagi kita.
Segala hal yang kita akukan dalam hidup ini, bukankah inti untuk membuatnya bermakna?
Dan pada saatnya nanti, bukankah itu yg akan dmintai pertanggungjawaban lebih dahulu?

USIAUSI
AUSIAUS
IAUSI
AUS
USIA=AUS
Semakin lama semakin AUS,,terkikis seiring bertambahnya waktu fana,dan berkurangnya waktu kekal.

Khayalan ini . .

Heemm,,setiap abis nonton sebuah film, selalu aja ada perasaan yg terbawa hanyutt. Selalu ingin merasakan bagaimana jadi tokoh utama. Padahal kalau dilihat selalu tokoh utama itu yg memiliki suatu kekurangan, tapi ia juga memiliki sebuah kelebihan. Yang membuat ia tahan dengan segala cobaan yg ia alami. Tapi di satu sisi ku merasa,,sanggupkah aku mengalami hal-hal yang dialami sang tokoh utama itu?


Dan kudapati diriku tersenyum, hatiku bicara. Sepertinya TIDAK. Itulah yang membuat hidupmu kau rasa tidak terlalu berat, hanya persoalan sepele yg biasa menemani, seputar tugas kuliah yg deadline, uang yg menipis, pertemanan, hubungan kluarga yg trkadang salah paham. Tidak pernah terlalu mendalam seperti tokoh utama tersebut. Kau tahu kenapa kau rasa hidupmu terasa flat,bias?? Karena Ia, Tuhan,sayang padamu. Ia tahu seberapa besar kekuatanmu menanggung masalah, maka ia tidak memberimu masalah2 seperti tokoh utama sebuah film/novel itu. Bukankah Ia,Tuhanmu berkata dalam kalam-Nya, “Ia tidak akan memberikan sebuah ujian yang melampaui batas kemampuan hambanya.” Dan kau juga pasti sadar sebenarnya, bahwa kau TIDAK MAMPU menahan masalah sperti tokoh2 utama tersebut.



Heii,,terima kasih telah mengingatkanku! Tapii,,bolehkan kalau diriku penasarn, dan berharap dapat melihat diriku berdiri sebagai tokoh utama dalam sebuah film/novel. Dengan masalah-masalh hidupku yang datar ini tentunyaa
sanggupkah aku Tuhan??


##23 Sept 2009, perenungan di tengah refleksi sebuah hari##

Text Widget