Pages

01 November, 2015

[Mentoring buku] Qadhayah asasiyah dalam dakwah

Bab V. Qadhaya asasiyah dalam dakwah (Isu-isu dakwah yang bersifat asasi)

Penulis: Syaikh Mushthafa Masyhur
Penerbit: Al I'tishom
Dimensi: Jilid I, Juli 2000, hlm 277-345 (bab V)
ISBN: 979 96041 4 1

Beberapa isu asasi dalam dakwah adalah:

1. Pandangan yang jelas
a. Harus sadar akan karakter perjalanan dakwah yang tentunya meminta seluruh dirimu (tenaga, jiwa, harta, dll) dengan tujuan mardhotillah (meraih rida Allah)

b. Memiliki kejelasan sasaran
Salah satu sasarannya adalah tegaknya khilafah islamiyah di bumi.
Dari segi waktu, tak boleh diukur dengan usia seseorang, ukurlah dengan usia dakwah/bangsa. Oleh karenanya jangan putus asa. Pastikan fondasi dakwahnya benar.

c. Harus jelas dari langkah pertama
Beramal di dalam satu jamaah memiliki syarat, janji, dan komitmen yang harus dilakukan.
Makna penting menepati rukun bai'ah yaitu komitmen dan loyalitasnya bersama dengan jamaah dan untuk jamaah, bukan dengan pribadi dan untuk pribadi.
Pandangan jelas tentang ujian dan dakwah, metode (manhaj) dan sarana (wasail) untuk melindungi dari penyimpangan/kelewat batas.
Sebab daulah ditegakkan di atas asas:
* Kekuatan aqidah dan iman
* Kekuatan persatuan (wihdah) dan ukhuwwah
* Kekuatan fisik dan persenjataan
* Internasionalisasi gerakan

2. Kesinambungan
Tetap adanya orang yang memikul beban dakwah dan berusaha mewujudkan sasaran-sasarannya serta mewariskannya pada orang lain.

Cara musuh-musuh Allah membendung kesinambungan dakwah:
a. Menghalang-halangi kegiatan-kegiatan umum dan mempersempit ruang geraknya
b. Mendorong beberapa perkumpulan islam menentang jamaah dan menyebarkan pertentangan serta mengadu domba antar anggota

Sebab-sebab internal yang bila diabaikan, perjalanan dakwah akan mandeg:
a. Melalaikan aspek tarbiyah dan ruhiyah (sibuk berpolitik dan administrasi)
b. Adanya perselisihan dan pertentangan di dalam shaff. Biasanya disebabkan:
* perbedaan pemahaman dalam islam
* urusan pribadi di antara anggota jamaah (disebabkan oleh setan)
c. Munculnya perasaan sia-sia di kalangan aktivis ketika dilanda kekalahan menghadapi pertarungan melawan musuh.

3. Pertumbuhan dan kekuatan
Pertumbuhan terbagi menjadi 2:
a. Pertumbuhan horizontal: penyebaran dakwah (perluasan dan jumlah)
b. Pertumbuhan vertikal: meningkatnya mustawa (tingkat) anggota dan pembentukannya (tarbiyah)

Keduanya harus selaras, lebih baik kurangi hasil manuver dakwah untuk jaga keseimbangan kemampuan mentarbiyah.

Semua harus tadarruj (bertahap):
Individu muslim, keluarga muslim, lalu masyarakat muslim. Tidak harus semuanya aktivis, cukup sejumlah individu dan keluarga muslim ideal, dan selebihnya anggota-anggota masyarakat muslim biasa yang saleh dan memberikan respon positif terhadap harakah islamiyah dan sasarannya serta menerima hukum-hukum Allah. Merekalah (yang awam) dengan jumlah besar dan ladang dakwah kita. Kadang wasilah khusus diperlukan untuk membentuk masyarakat jadi muslim saleh, yakni berupa bantuan kebaikan dan pelayanan sosial.

Kekuatan yang harus dimiliki:
a. Aqidah/iman, melalui tarbiyah, tazkiyatunnafs, dan memperkuat aspek rohani dengan allah.
b. Wihdah/persatuan, melalui cinta (hubb) dan persaudaraan (ukhuwwah)
c. Ilmu
d. Fisik
e. Dana yang halal untuk membiayai sesuai dengan syar'i
f. Kepribadian
g. Senjata
h. Publikasi/media

4. Menjaga orisinalitas
Berpegang teguh pada islam dan tidak menyalahinya, baik dalam teori dan praktik.

Memelihara tarbiyah sampai ajal menjemput. Tidak berbatas pemula atau mas'ul. Tidak boleh tergusur oleh politik, publikasi, atau jihad sekalipun.

Menekankan aktivitas produktif dengan tenang dan tidak boleh terkalahkan oleh kepentingan diri. Menjauhkan anggota dari perdebatan, diskusi dan banyak omong yang tidak mendatangkan kebaikan dan hasil.

Menjaga dan menata wujudnya prinsip syura sehingga dapat menelurkan hasil yang diharapkan, bukan sekadar formalitas.

Pelihara kealamiahan dakwah dan menjauhi setiap dakwah yang cenderung bersifat kedaerahan dan nasionalistik.

5. Perencanaan dan pengembangan
Perencanaan (takhthith):
* Menentukan sasaran/skala prioritas
* Mengkaji kondisi yang berkembang
* Mengetahui potensi yang dimiliki dan potensi apa saja yang sudah dan harus terpenuhi
* Menentukan langkah dan program, sarana, prasarana, aparat dan personil.

Bedanya perencanaan umum dengan perencanaan dakwah adalah dakwah bersifat jangka panjang dan membangun manusia yang begitu sulit, karena berurusan dengan hati. Semata tetap kuasa Allah.

Pengembangan dan pembaruan:
Untuk masalah asas (aqidah islam, nilai-nilai, prinsip, akhlak, dan seluruh asas-asas yang di atasnya dibangun masyarakat utama) tidak ada pengembangan dan pembaruan.

Yang diperbarui adalah sarana dan prasarana seperti alat komunikasi, publikasi modern, komputer, alat kesehatan, ekonomi, dll untuk memeperluas jaringan dakwah.

6. Kesatuan pandangan
Musuh sengaja mengekspor ideologi sesat dan membentuk partai-partai untuk dijadikan alternatif bagi syariat islam. Sehingga massa islam terserak dan terkotak-kotakkan, bahkan yang terbesar jumlahnya malah tidak peduli dan sibuk urusan dunia /keluarga.

Jalan pertama menyatukan pandangan setiap rakyat muslim dan mempersatukan kaum muslimin adalah menghidupkan aqidah islamiyah di dalam diri dan membangkitkan keimanan di dalam hati. Lalu memperkenalkan kaum muslimin akan hakikat agama islam dan keagungannya.

Tetap sabar, jangan mundur, gunakan cara-cara hikmah, low profile, tenang, bekerja sungguh-sungguh, jangan tebar pesona palsu di bawah bendera islam yang bersih.

7. Bekerja dalam lapangan dakwah
Tanpa ukhuwwah, para aktivis tidak akan dapat melaksanakan tugas dengan baik sebagaimana diharapkan oleh dakwah. Kendati orang-orang yang memperjuangkannya termasuk orang yang memiliki dana berlebihan.

Semua urusan kehidupan, keruamhtanggaan, mata pencaharian, dll untuk kepentingan dakwah dan ibadah.

8. Pewarisan dan regenerasi
Pewarisan yang benar tidak hanya melalui buku dan risalah-risalah. Tapi harus melalui koeksistensi (mu'ayasyah) dan regenerasi antar tiap generasi.

Keteladananlah yang akan efektif dan melahirkan kesatuan hati (ta'aluf).

Aset generasi berupa pengalaman dan pembelajaran akan semakin bertambah seiring perjalanan generasi tersebut. Persiapkan dengan melatih anggota memikul tanggung jawab. Perbaiki saat itu juga bila salah.

Jangan biarkan terjadi gap, ajak semua anggota memikirkan urusan dakwah dan libatkan dalam proses pengambilan keputusan.

Hindari pemusatan tanggung jawab pada anggota tertentu dengan waktu yang sangat lama. Selalu lakukan pembaruan dan pelibatan anggota lain.

Pahami sejarah masa lalu, satukan dengan masa kini dan masa depan, sehingga anggota merasa tsiqah (percaya) dan mantap terhadap dakwah.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget