Pages

25 December, 2009

cerpen islami pertamaku

PUTIH
Oleh : Iska Meta Furi


HERAN!
Kenapa si masyarakat negeri ini begitu mengistimewakan mereka yang berkulit putih. Padahal sudah susah-susah Nelson Mandela menghapuskan politik apartheid di Afrika Selatan sana. Katanya menghormati segala jenis warna kulit, tapi apa? Tetap aja mereka yang berkulit putih lebih diistimewakan. Semenjak diiklankannya sabun mandi yang mengatakan ‘putih itu cantik’, semakin banyak saja orang-orang yang menginginkan wajah putih. Darimana sih datangnya stereotype itu? Huh! Menyebalkan.
Aku berpikir demikian bukan karena semata-mata keprihatinan saja, tetapi karena aku juga merasakan hal tersebut.

Contohnya kejadian tadi siang. Ada seorang mahasiswa baru yang menanyakan keberadaan diriku karena ia ingin mengembalikan formulir pendaftaran organisasi.

Lalu ia bertanya pada temanku Esa yang sedang duduk di depan secretariat
“permisi ka, ka tasya ada ga?”
“tasya yang mana ni? Tasya yang putih cantik atau tasya yang item??” Tanya Esa.
“ngg,,itu ka, yang nama lengkapnya Tasyakuran jamilah.”
“oh, tasya item. Tuh ada di dalem, masuk aja!”Kata Esa.

Aarrrgghh!! Esa menyebalkan. Emang kenapa kalo aku hitam. Bukan mauku kan kalo warna kulitku hitam. Baiklah, aku sudah bosan dibilang hitam. Pulang kuliah nanti aku akan beli obat pemutih wajah yang bagus biar mukaku jadi putih.

***
Ketika aku sedang menunggu bus menuju rumah, tiba-tiba ada yang memanggilku.

“Tass,,Tasya!”
“Heei,, ika. Apa kabar?” sapaku.

Ternyata yang memanggilku adalah Ika, sahabatku sewaktu SMA. Sudah dua tahun kami tidak bertemu, karena dia meneruskan kuliah ke perguruan tinggi ternama di Bandung. Sedangkan aku tetap di Jakarta.

“Baik banget. Kamu sendiri apa kabar tas? Kangen banget deh ma kamu.” Jawab ika sambil merangkulku.
“aku juga baik kok ka. Waah kamu tambah cakepan ka. Di bandung seneng ya? Tambah geulis pisan euy.”
“haha,,bisa aja kamu tas. Kamu beda banget ya sekarang tas. Udah pake jilbab euy, dari kapan tas?” Tanya Ika.
“semenjak kuliah ka. Kamu putihan sekarang ka, sepertinya udara Bandung cocok ya buatmu.” Candaku.
“iya tas, di Bandung teh enak pisan. Aku betah deh di sana, hehe. Kalo soal putihan mah, aku pake obat tas. Dikasi tahu sama temanku, ternyata obatnya cocok. Jadi mukaku putih deh sekarang, enggak kaya SMA dulu lagi.”
“waah nama obatnya apa ka? “ tanyaku
“namanya ‘HOPE WHITE’. Dicoba deh tas, biar muka kamu lebih putihan dan cantik. Enggak terlalu mahal kok harganya. Cuma lima puluh ribu sebotol”
“hmm,,,boleh juga tuh. Nanti kalo punya uang aku mau beli ah.”
“eh tas, aku duluan ya. Udah mau balik ke Bandung lagi ne. tadi Cuma nganterin sepupuku daftar sekolah di dekat sini. Sampai ketemu ya. dadaah”
“oh iya, hati-hati tas. Daahh”

***
Di minimarket,
“permisi mbak, obat pemutih ‘HOPE WHITE’ ada di sebelah mana ya?” tanyaku
“oh, langsung beli dan bayar disini mbak. Mau beli berapa botol mbak?” jawab pramuniaga
“satu botol aja mbak” jawabku sembari menyerahkan selembar uang lima puluh ribuan.

Pramuniaga pun menerima uangku dan dalam sekejap obat pemutih tersebut sudah berada di genggaman tanganku.
Haha,,lihat saja kalian yang memanggilku tasya item. Aku akan berubah menjadi cantik dan lebih putih dengan obat ini.

***
Hari ini aku ada jadwal mentoring dengan kaka kelasku, ka meta namanya. Kebetulan tema yang dibahasnya adalah tentang Wanita.

“sebagai ciptaan Allah SWT, wanita merupakan makhluk yang paling indah. Wanita terindah di mata Allah diukur bukanlah dari fisiknya yang rupawan nan menawan. Melainkan dari amalan-amalannya yang ikhlas karena Allah. Wajahnya cantik karena selalu terbasuh air wudhu. Bibirnya basah karena tak henti berlafadzkan dzikir dan tadarus. Semua itu adalah pesona kecantikan alamiah seorang wanita. Bukan karena obat pemutih, ataupun make up yang menipu. Untuk itu, kita harus senaniasa menjaga hati kita. Menjaga niat amalan-amalan kita. Untuk apa kita berwajah cantik apabila hati kita busuk. Perilaku kita selalu menyakiti orang lain. Inner beauty akan tampak dengan sendirinya apabila kita menjaga hati kita untuk selalu berprasangka dan berbuat baik karena Allah ta’ala.” Papar ka meta.

Astagfirullah..
Aku tersentak dan tersadar mendengar perkataan ka meta. Aku merasa malu pada Allah. Sudah sedemikian indahnya DIA menciptakan diriku. Namun aku malah berusaha merubahnya dan tidak bersyukur. Bukannya giat beribadah namun aku lebih menyibukkan diri untuk memutihkan wajah.

Ampuni aku ya Allah, bantulah aku untuk menjaga hatiku ini agar tetap terjaga padaMu. Aku berlindung dan kutitipkan hatiku padaMu ya Allah. Pulang kuliah nanti, aku akan membuang obat pemutih itu. Aku janji.
***

No comments:

Post a Comment

Text Widget