Bagi mereka yang
pernah merasakan ditinggalkan orang yang dikasihi, mungkin akan selamanya
dihantui rasa cemas. Walau berbeda kadar kecemasan tiap individu. Namun cemas
takut ditinggalkan lagi akan selalu ada dalam hati.
Seperti
seseorang yang ditinggalkan oleh salah satu orangtuanya. Maka dalam sisa
hidupnya, ia pasti akan dihantui rasa cemas bahwa orangtua yang masih hidup
akan meninggalkannya juga sewaktu-waktu. Antisipatif dan waspada akan
kemungkinan itu, namun tetap saja cemas. Dan terkadang berlebihan bila sang
orangtua yang masih hidup terkena suatu gejala penyakit ringan.
Bila kamu pernah
mengalami 'ditinggalkan' oleh ayah, kmungkinan besar kamu akan merelakannya.
Namun hal ini akan menjadikanmu overprotektif dan overcemas di setiap malam
ketika melihat ibumu terlelap. Kamu takut ketika pagi tiba, dan terbangun di
sampingnya, dan ia tak bergerak lagi selamanya. Kamu cemas, nafasnya terhenti.
Kamu cemas tiap malam yang akan kamu lalui adalah malam terakhir berinteraksi dengannya.
Dan kamu tahu?
Ditinggalkan untuk kedua kali akan sangat berpengaruh dalam hidupmu. Kau akan
mulai membenci frasa 'ditinggalkan'. Mungkin itulah sebab, manusia lebih suka
'meninggalkan' daripada 'ditinggalkan'.
Rasionalnya, meninggal
adalah lebih baik daripada ditinggal. Dapat kita buat paradigma bahwa meninggal
itu positif. Ditinggal itu negatif. Jadi agar kita meninggal dengan indah. Maka
kita harus melakukan hal-hal positif menjelang saatnya tiba. Kebaikan berulang
kali.
Fastabikul
khairaat.
Segenggam gumam
meta morfillah.
Picture taken from here |
No comments:
Post a Comment