Assalammu'alaikum
Tuhan,
Aku ingin curhat
padamu.
Beberapa hari
ini aku berkelana demi skripsweet. Hingga terngiang sebuah lirik lagu yang
sedang hits dan menggambarkan diriku.
Ke sana
kemari membawa alamat
Berbekal
surat untuk obser penelitian
Kemana...kemana..ku
harus kemanaaaa???
*sedikit
modifikasi*
Aku sudah
siapkan diriku sesiap mungkin. Tapi tak tahu mengapa oh mengapa, aku seperti
mahasiswa baru lagi. Dag dig dug wawancara, dag dig dug di ping-pong sana-sini,
dag dig dug karena sendirian, dag dig dug menunggu tanpa kepastian. Namun
perjuangan terus berlanjut dan itu hanya prasangkaku saja, walau ada beberapa
yang benar-benar terjadi seperti pengalaman-pengalaman obser sebelumnya.
Sepanjang hari
tak lepas ku berdzikir dan berdoa memohon kelancaran. Namun ketika tiba bertemu
dengan orang yang dituju, entah kenapa tiba-tiba aku menjadi bodoh. Lisanku
kelu, pertanyaan-pertanyaanku dangkal, pikiranku tak dapat mencerna gambaran
orang tersebut dengan baik. Berterus terang sajalah. Dan akhirnya ‘diserahkan’
lah aku pada orang yang dianggap ‘sesuai’ dengan tujuanku ke sana. Dan masya
Allah, Tuhaaan... aku jadi bodoh lagi. Hingga bingung mau bertanya apa lagi.
Karena yang kudapatkan dari gambaran orang pertama, tidak ada gunanya
penelitianku di sana. Tidak menciptakan MUTUALISME. Untunglah ada orang baik
yang sedikit menghiburku dengan ‘menyarankan’ ke tempat lain. Tuhan, aku merasa
sangat mengganggu mereka. Membuang-buang waktu mereka untuk mendengarkan
gumamanku.
Sejenak, aku
mengerti sekali bagaimana perasaan Nabi Musa a.s ketika ingin melawan Fir’aun.
Hingga ia berdoa ,
Robbisrohli
sodri.., wayassirli amri... wahlul 'uqdatammillisaani yafkahul kauli.....
( Ya ALLAH
Lapangkanlah DADAKU..., Mudahkanlah URUSANKU..., lancarkanlah LISANKU dan
baguskanlah UCAPANKU...)
Aku linglung,
harus apa? Bagaimana?Kemana?
Aku merasa
skripsweet ini seperti di pertandingan marathon, kumulai dengan berlari
cepat, lalu di tengah jalan aku ngos-ngosan, melambat dan akhirnya kalah. Jika
ingin menang harus ikut lomba dari awal lagi. Kesalahan telak, perencanaan yang
tidak matang (salah).
Padahal aku
sudah merencanakan skripsiku ini sejak semester 4, mudah saja rasanya dahulu.
Jernih, bahwa aku akan begini,begini dan wisuda. Tapi ternyata, kau ingin
memberikan warna dalam hidupku.
Mungkin kau
tidak suka yaa, karena aku tidak ikhlas berkorban? Berpikir untung rugi,
sebanyak apa manfaatnya bagiku. Dengan tenaga, waktu, & biaya yang
seefisien mungkin, menghasilkan seoptimal mungkin (prinsip manajemen). Berpikir
seperti itu salah jugakah Tuhan?
Tapi Tuhan, aku
tidak apa-apa. Yang kupikirkan adalah wajah-wajah orang yang mendukung dan
percaya bahwa aku bisa. Mama, Ka Rina, dan lainnya yang telah membantuku sejauh
ini. Mereka akan kecewa, dan sejauh ini banyak sekali yang telah kukecewakan dan
kusia-siakan waktunya. Dikarenakan keegoisanku menginginkan skripsi yang sesuai
minatku, bukan berbasis masalah. Dan sekarang ada 2 ide terakhir yang sama
sekali bukan passionku, namun sedang kupelajari. Aku masih bingung
Tuhan.
Tuhan...
Tuhan...
Kau dengar aku
kan?
Tuhan, kau tidak
pindah alamat kan??
Meta
morfillah
18 Oktober
2011
No comments:
Post a Comment