Pages

28 June, 2013

"first impression" @ Britzone Library Senayan


Saturday, 26 Jan 2013

Menjelang 100 hari setelah aku diwisuda (tanggal 1 November 2012), sangatlah riskan perasaan galau menghampiri. Mengapa? Karena aku juga resign dari homeschooling tempat aku mengajar selama 2 tahun sebelumnya. Dan belum juga ada pekerjaan tetap yang kudapat, begitu juga calon pasangan tetap (ups!). Hingga rasanya aku harus bergerak, doing something! Teriakku dalam hati. Aku ingin diriku tidak sekedar pengangguran, tapi ingin menjadi pengangguran yang berkualitas. Soo… aku menulis status di BBM, Twitter & Facebook meminta diriku untuk “diberdayakan”. And then, Imas menawariku untuk ikutan English club di Kemendiknas. Aku langsung mengiyakan.

Aku dikenalkan dengan temannya Putri melalui BBM. Putri sudah lebih lama aktif di britzone (English club yang dimaksud Imas). Dia memberitahukan jadwal britzone dan aku sangat antusias. Sabtu pukul 11 sampai 13 siang, ini adalah perdanaku. Vocabulary, pronunciation, grammarku sangatlah terbatas. Tapi, pikirku untuk apa malu mencoba? Memang aku sudah sarjana, tapi belajar kan sepanjang hayat (longlife learning). Jadi aku sebarluaskan berita bahwa ada britzone gratis bagi yang ingin meningkatkan kemampuan berbahasa inggrisnya. Sambutan teman-temanku cukup banyak dan antusias, walau nyatanya yang benar-benar hadir hanyalah Mita (teman ngajiku) dan Sari (juniorku di kampus).

Finally, aku membayangkan akan seperti apakah britzone ini, karena aku sudah sering mengikuti English club namun rata-rata membosankan. Kenapa? Karena hampir sama seperti les. Dikasih latihan lalu disuruh dikerjakan dan nanti dinilai, sedangkan sebetulnya aku sangat ingin menjadi talkative seperti native speaker. Aku menemukannya di sini! Di britzone ini! Yang aku suka konsepnya adalah, dimulai dengan ice breaking dengan games “remember me – remember …..”. Jadi tahapan perkenalan secara tidak sadar, singkat tapi mendalam. Tidak seperti klub lain yang biasanya dimulai dengan introduction new comer and it’s so boring! Britzone ini orangnya asik-asik, sehingga walaupun aku new comer, aku merasa seperti sudah kenal lama dengan mereka. They’re so friendly and really make me envy with their ability to speaking in English! Aku begitu antusias! Mungkin karena sang konduktor melihat banyak wajah baru, jadi agenda yang seharusnya membahas “dreamed job” diubah menjadi bermain drama. Kelas dibagi menjadi 2 grup. Masing-masing kelompok diharuskan membuat drama komedi dan pemenangnya adalah kelompok yang membuat semua anggotanya berbicara (in English, of course!). Lucunya, entah apa pasal, dua kelompok ini sama-sama memilih drama Cinderela.

Kelompok pertama membuat adegan lucu dengan menjadikan pria yang didandani dengan kerudung sebagai cinderela. Ibu peri diganti dengan dukun dan ceritanya bukan sepatu cinderela ketinggalan, melainkan cinderela melemparkan sepatunya yang sudah dijampi-jampi oleh dukun kepada pangeran. Sehingga pangerannya kena pelet dan menikahi cinderela. Sedangkan di kelompok dua (kelompokku), kami menampilkan berbagai karakter film kesukaan kami dalam drama Cinderela. Seharusnya (kenapa aku bilang seharusnya? Karena ceritanya jadi random & tidak focus diakibatkan 2 tokoh utama kami yaitu sang Cinderela dan ibu tirinya pergi pulang tepat saat giliran kami harus mementaskan) drama kami diawali dengan karakter Cinderela yang jahat, merasa memiliki rumah dan malah dia yang menyiksa dua saudara tirinya si bawang merah dan bawang putih. Cinderela sudah punya pacar yaitu spiderman. Lalu ketika diumumkan pesta dansa kerajaan, Cinderela pergi bersama Spiderman. Namun nyatanya di pesta dansa Cinderela jatuh hati pada pangeran dan memutuskan Spiderman. Spiderman yang kecewa dan marah akhirnya membunuh semua tamu pesta dansa. Lalu drama ditutup dengan detektif Bonasera (peranku) dari Crime Lab New York yang berhasil menemukan KTP spiderman dan drama selesai.

Gak lucu yaa?? Hahah… aku juga bingung. Padahal ideku jadi detektif itu untuk mengidentifikasi sepatu yang ditinggalkan Cinderela. Tapi malah dibuat jadi drama thriller. Hahahaha…

Intinya… kami menikmati dan sangat bergembira. Di akhir, barulah para new comer diwajibkan memperkenalkan dirinya. Ternyata dari 25-an yang hadir, 10 orang adalah new comer. Wooww.. aku tidak sendirii. Hahahah… Rasa malu, nervous sedari awal tidak kurasakan. Aku sendiri tetap melanjutkan berbicara bahasa inggris dengan teman ngajiku Mita. Karena setelah britzone kami harus langsung mengaji, sepanjang perjalanan kami mempraktekkan bahasa “gado-gado” kami. Grammar tidak berlaku, yang penting berani! Itu saja. Soo… come join with us, and have a great experience at britzone! I’ll wait you guys :)

Lovely,
Meta 


No comments:

Post a Comment

Text Widget