Pages

28 June, 2013

Arti Kata Kecewa



Suatu ketika kau mencintai seseorang, kemudian kau melihat segala kebaikan padanya. Hingga satu saat ia melakukan sesuatu yang menurutmu itu tidak sepantasnya ia lakukan karena ia tahu itu salah. Dan hatimu kecewa. Kau kecewa pada dirinya.

-0o0-

Suatu ketika lain, kau memiliki sahabat yang sangat kau kasihi. Kau percayakan segalanya pada dia. Teramat manis arti hadirnya bagi dirimu. Hingga suatu ketika, tak sengaja kau dapati ia menceritakan keburukan dirimu pada orang lain. Keburukan yang kau tidak ingin orang lain mengetahuinya. Dan hanya padanya kau berani menceritakan keburukanmu itu. Dengan alasan persahabatan, keterbukaan. Dan hatimu sangat kecewa. Kau kecewa pada dirinya.

-0o0-

Di saat lain, kau dipaksa orangtuamu untuk memilih suatu pilihan yang bukan pilihanmu. Dan kau menurut dengan alasan “disuruh orangtua”. Dan ketika segalanya berjalan tak semestinya, kau menyalahkan orangtuamu. Kau kecewa pada mereka.

-0o0-

Banyak sekali, dan sering sekali kita dikecewakan. Namun sudahkah kita bermuhasabah bahwasanya mungkin sekali diri kita sering mengecewakan orang lain. Dan arti kata kecewa mereka, kadang tak mampu kita tangkap. Sekelebat mata, bersemayam dalam air mata yang tidak pernah kita ketahui. Kecewa itu sangat sakit rasanya. Terlebih jika dikecewakan orang yang kau anggap tidak akan pernah mengecewakanmu. Namun bukankah hidup ini kita yang menjalaninya. Seberapa berat pun rasa kecewa kita, hidup ini tetap berada di tangan kita.

Pilihan selalu ada untuk kita. Terus menerus dalam kekecewaan atau beralih pada hal lain yang dapat kita lakukan demi kebermanfaatan. Walau rasa kecewa itu tetap ada, tidak dapat dihilangkan. Namun kita kelola ia dengan baik. Jadikan pelajaran bahwasanya tidak ada manusia yang sempurna. Dan sebaiknya segala hal kita adukan pada Sang Maha Sempurna saja. Tuhan kita yang Esa. Yang memiliki begitu banyak warna pada wajahnya. Tidak sekedar hitam dan putih. Melainkan bergradasi, karena ia Maha Kaya. Jadikanlah hidup kita seperti itu. Bergradasi tanpa melupakan ketegasan hitam dan putih. Karena menentukan yang benar dan salah bukanlah hak kita. Kita hanyalah dituntut untuk berproses menjadi lebih baik dan belajar menemukan apa yang salah dan benar menurutNya.


Wallahua’lam bishshowab.
Meta morfillah






No comments:

Post a Comment

Text Widget