Pages

10 June, 2013

Aku, kamu, sepotong episode

Februari..
Bulan cinta, merah muda. Kukenal dirimu. Dengan jargon sederhana namun ‘dalam’. Malu-malu kita saling menyapa, tak semudah itu kita langsung akrab. Mungkin jasad kita bertemu dan bersama, namun ruh kita belum menyapa dan mengikat janji. Hubungan kita datar. Episode hambar.

Mei..
Bulan pendidikan. Event pertama kita dimulai. Aku, kamu mulai melebur dalam satu visi. Kamu perlihatkan jiwamu. Dan aku terpesona. Aku ingin mengiringimu. Ruh kita mulai berjanji. Aku, kamu meniti bata demi bata cinta. Tak mudah. Seringkali aku terpeleset, begitu juga dengan dirimu. Kita belajar arti pengertian, pemakluman, kesabaran, ketabahan, pengendalian diri, pengendalian emosi, dan kesakitan. Bulan Mei, awal pendidikan kita menjadi keluarga yang kokoh.

Juli,,
Setengah tahun kita bersama, aku mulai menyayangimu tanpa syarat. Namun angin menghembuskanku agak jauh darimu. Rindu itu muncul. Tanpa malu kusampaikan rinduku lewat puisi. Kamu bagai oase bagi diriku sang musafir. Bukan begitu? :)
Kulakukan yang terbaik bisa kulakukan. Bukan untuk sembarang hati kukatakan ini. Sungguh ku rela berlelah untukmu.

September,,
Kau diam. Aku gelisah. Hatiku menangis melihat perlakuan mereka terhadapmu. Kutanyakan lagi jargonmu, yang merupakan kata penyemangatku. Kamu membisu, aku mendiam. Namun penaku tajam bertanya dalam sebuah note tentang TOTALITAS PENUH IKHLAS. Hari itu Minggu, 19 September 2010  pkl  19:41. Aku yang bodoh pun lega melampiaskannya dalam tulisan, walau ku tahu tak akan mampu kubela dirimu dengan tulisan itu.

Oktober,,
Aku keruh dan futur. Aku lelah dengan tuntutan dan pertanyaan mereka akan dirimu. Aku tak tahan dengar kau dijadikan kambing hitam. Mereka hanya melihat secara zahir. Mereka hanya lihat bersamamu aku kerugian. Berlelah, mengikis harta, raga serta jiwa. Tanpa mereka tahu, bersamamu aku makin kaya dan bertambah. Kaya perasaan, bertambah terlatih bersosialisasi, dan bertambah saudara yang kusayang. Kau tidak marah, dan hanya memintaku untuk bersabar. Aku mencoba..lagi.

November,,
Kau marah dalam diam. Sedih melihat kekalahanku. Namun tetap kau sediakan ruang bagi tuna wisma sehari ini. Andai mereka lihat, tanpa sepeser pun aku bisa berdiri melewati hari bersamamu. Ingin ku berteriak pada mereka, aku tidak kerugian bersamamu.

Desember,,
Kau menyuruhku berdamai dengan hatiku. Namun aku belum bisa.  Dan kembali aku menggugat mereka. Hatiku jerih melihat mereka tak mengindahkanmu di bulan kesepuluh kita bersama.  Dan aku yang bisu hanya bisa menggores lewat pena saja. Impian sang Toge terpublish di FB, hari itu Kamis, 02 December 2010 pkl. 20:57. Bukan berarti aku paling benar, hanya hati ingin aku, mereka sadar. Bahwa kau sudah terlalu sabar.

Januari,,
Aku, kamu mengukir cerita dan lagu cinta di tiap sudut Malioboro, Gunung Kidul, Pantai Baron, Yogyakarta. Empat hari kita bersama dalam sebuah perjalanan penutupan kisah kita [menurut mereka]. Sejatinya, kita baru memasuki tahap baru. Mengenal lebih dalam dirimu, kertas hati jadi saksi. Luapan perasaan sedikit terucap, namun hati kita saling berbicara.

Februari..
Kembali bulan penuh cinta, kata mereka. Sidang Umum nanti,, secara tertulis kita akan berpisah dan episode kita berakhir. Namun tidak bagi hati yang berhimpun sekokoh janji. Tersenyumlah kawan, lihat catatan episode kita untuk mengukir sejarah baru. Ingatlah hari ini..

Sebagai buronan detik,
Aku tak tahu kapan akan berakhir dan bermula
Namun, tiap detik bersamamu
Takkan terganti

Sebagai buronan penyesalan,
Aku yakin kali ini aku menang
Tak pernah kurasa sesal
Mengenalmu..

Dalam kekesalan, kesedihan, kekecewaan..
Teriakan, tangisan, ratapan dalam sujudku padaNya
Selalu ada senyum mengintip di balik bibir
Selalu ada tali cinta yang semakin kokoh terbangun

Tuhan..
Kau torehkan warna indah dalam bingkai kehidupanku
Kusampul, kujaga dalam sebuah catatan
Jangan kau biarkan kisah indah ini
Ternoda oleh noda hitam di hati…


2/2/2011 7:45 PM

With love,
Meta morfillah


No comments:

Post a Comment

Text Widget