Teori
belajar
Belajar sering
didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar,
menetap dan bukan karena pengaruh obat-obatan. Belajar tersebut dapat dilakukan
dan terjadi dengan berbagai banyak cara. Masalah yang dihadapi para guru
sekarang ini adalah bagaimana supaya siswa mau belajar. Untuk melaksanakan
strategi tersebut, para guru dapat menerapkan berbagai teori belajar yang
menurut mereka cocok dengan materi pembelajaran.
Apakah teori belajar itu?
Teori belajar adalah sebuah teori yang bersifat deskriptif karena menggambarkan
dan menjelaskan bagaimana kegiatan belajar itu berlangsung. Teori ini bersifat goal free karena tidak dimaksudkan untuk
mencapai sebuah tujuan melainkan dimaksudkan untuk memberikan hasil. Ada berbagai jenis teori belajar, di
antaranya teori behavioristik, teori kognitif, teori humanistic dan teori
konstruktivistik.
Teori belajar behavioristik
terkenal dengan dua variabelnya yaitu stimulus dan respon atau biasa disebut
S-R. Teori ini menganggap tingkah laku manusia sama dengan hewan. Apabila
diberikan suatu stimulus (rangsangan) tertentu maka akan menghasilkan
respon(tanggapan) tertentu pula. Teori ini berpendapat bahwa cara terbaik untuk
sukses adalah dengan mengulang-ulang (reinforcement). Teori ini memiliki
kelemahan yaitu bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Tingkah lakunya
dipengaruhi juga dengan super ego (perasaan). Sehingga tindakan yang akan
dilakukan manusia akan selalu berubah-ubah dan tidak dapat terprediksi seperti
yang dikatakan oleh hokum behavioristik.
Berikut ciri teori
behavioristik :
- Mementingkan reaksi
- Mementingkan pengaruh lingkungan
- Mementingkan bagian-bagian dari keseluruhan
- Mementingkan sebab-sebab terjadinya masa lampau
- Mengutamakan “trial and error”
- Mengutamakan mekanisme terjadinya belajar
- Mementingkan pembentukan kebiasaan
Teori belajar kognitif
memandang belajar sebagai suatu yang aktif. Mereka berinisiatif mencari
pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk menyelesaikan masalah,
mengatur kembali, dan mengorganisasi apa yang telah mereka ketahui untuk
mencapai pelajaran baru. Jadi disini siswa dituntut untuk belajar menemukan (discovery learning).
Berikut ciri teori kognitif
:
- Mementingkan peranan kognitif
- Mementingkan keseluruhan dari bagian peranan kognitif
- Mementingkan apa yang ada pada diri manusia
- Mementingkan pembentukan struktur kognitif
- Mengutamakan “insight (pengertian)”
- Mengutamakan keseimbangan dalam diri manusia
- Mementingkan kondisi waktu sekarang
Teori belajar humanistic
lebih menekankan pada sisi afektif siswa. Teori ini beranggapan untuk
memanusiakan manusia. Karena teori ini memandang manusia sebagai sebuah pribadi
yang memiliki berbagai kebutuhan seperti kasih sayang dan berkaitan dengan
emosi, perasaan, nilai, sikap dan moral (Beane, 1985/1986).
Berikut ciri teori
humanistik :
- Mementingkan manusia sebagai pribadi
- Mementingkan kebulatan pribadi
- Mementingkan peranan kognitif dan afektif
- Mementingkan persepsi subyektif yang dimiliki tiap individu
- Mengutamakan terjadinya aktualisasi diri dan self concept
- Mengutamakan “insight(pengertian)”
- Mementingkan kemampuan menentukan bentuk tingkah laku sendiri
Implikasi
Teori belajar pada Teknologi Pendidikan
Berbagai teori belajar tersebut
sangatlah penting dalam bidang teknologi pendidikan. Karena teori-teori belajar
tersebut merupakan landasan teknologi pendidikan dalam memfasilitasi
pembelajaran. Dengan mempelajari berbagai teori belajar tersebut, teknolog
pembelajaran dapat memahami penggambaran dan mendapat kejelasan bagaimana
proses kegiatan belajar mengajar terjadi.
Dan dengan mengetahui hal tersebut, maka teknolog
pembelajaran dapat membuat sebuah teori pembelajaran yang bersifat goal oriented yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan yaitu memberikan saran-saran atau cara-cara untuk menciptakan
situasi pembelajaran yang ingin dicapai (preskriptif).
Iska Meta Furi
No comments:
Post a Comment