Maafkan Allah, kecenderunganku tak
SETIA.
Hingga detik ini masih saja aku
merasa terkadang KAU tak sayang padaku. Sementara orang lain memiliki kakak
laki-laki yang sempurna. Hingga iri aku dibuatnya. Ia lelah, kakak laki-laki
tersebut jadi pelindungnya. Ia futur, kakak laki-laki tersebut menasehati dan
mengingatkannya. Namun, ia tidak pernah bersyukur bahwa ada kakak laki-lakinya
yang begitu sayang dan ingin adiknya tersebut tidak tersentuh api neraka.
Sementara aku, merintih meminta
pelindung laki-laki yang KAU berikan kelebihan di atas wanita. Bapakku sudah
kau pinta, kakakku kau 'luarbiasakan' hingga tak pantas melindungiku yang
'biasa'. Siapa yang akan menjaga keluargaku ini ya Allah? Siapa yang akan
memanggul peti jenazah ibuku, kakak perempuanku serta mungkin diriku? Siapa
yang akan menjadi waliku? Selalu aku butuh orang lain sebagai pengganti itu
semua. Walau orang itu tidak terlalu mengenalMu dengan baik.
Maafkan Allah, kecenderunganku
MENDUA.
Sering aku mendua dengan anganku.
Seandainya begini, maka akan seperti ini. Seandainya begitu, maka akan seperti
itu. Padahal sadar sekali aku bahwa pengandaian itu adalah celah syaithan.
Allah, yang di tanganMu dzatku akan kembali. Allah, yang lebih dekat dari urat
nadi leherku. Allah, yang selalu menyesuaikan dengan prasangkaku. Sepertiga
malam ini ampunilah kembali kesalahanku atas praduga terhadapMU.
Sesungguhnya aku hanyalah seorang
makhluk yang didorong intuisi dan insting untuk
mengejar kesempurnaan sesempurna mungkin dalam menemukan hakikat penciptaan
diriku sebab Penciptaku adalah SEMPURNA.
Maafkan hambamu yang banyak meminta padaMu.
Ibarat hamba yang merongrong tuannya. Dan hanya pengampunan yang bisa
kupintakan...
No comments:
Post a Comment