A.
Pengertian organisasi
Organisasi
adalah suatu sekumpulan individu yang mempunyai tujuan dan aktifitas yang sama
dalam rangka mewujudkan visi organisasi tersebut demi tercapainya kesejahteraan
bersama. Pengertian organisasi seperti ini adalah pengertian organisasi
tradisional yang artinya organisasi ini belum dapat memfasilitasi kegiatan
belajar anggotanya sehingga potensi yang dimiliki oleh para anggotanya belum
dapat tergali secara optimal. Sedang Menurut Marquardt, organisasi belajar adalah organisasi yang belajar
bersama dengan sungguh-sungguh, dan senantiasa mentransformasikan diri dengan
mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan pengetahuan untuk keberhasilan usaha.
Ia memberdayakan orang-orang baik di dalam maupun luar organisasi belajar
sambil bekerja. Dalam sub system
organisasi belajar terdapat beberapa unsur, yakni:
§ Visi Organisasi
§ Struktur Organisasi
§ Strategi Organisasi
§ Budaya Organisasi
Keseluruhan unsur tersebut merupakan bagian
penting dalam organisasi, karena unsur-unsur tersebut memiliki keterkaitan satu
sama lainnya guna mewujudkan tujuan bersama yang telah ditentukan oleh para
anggota organisasi tersebut. Untuk lebih memperjelas unsur tersebut, berikut
adalah penjelasan tentang unsur-unsur yang dimaksud:
I. Visi
Organisasi
Visi merupakan suatu perwujudan dari tujuan
organisasi dan alasan organisasi tersebut didirikan. Visi merupakan hakikat
dasar dari organisasi yang menjadi tolak ukur setiap kinerja, karena itu setiap
aktifitas yang dilakukan harus dapat sejalan dengan visi organisasi. Visi bentuknya singkat, padat dan
mempunyai makna yang jelas serta merupakan representasi dari setiap para
anggota organisasi.
(Mis:
Menjadi perusahaan perbankan terbaik di Indonesia yang mampu mensejahterakan
karyawannya)
Visi bersama mengarahkan individu dan organisasi untuk
mencapai tujuan. Langkah yang penting
menjadi organisasi belajar ialah membangun pondasi organisasi yang kuat melalui
visi bersama tentang pembelajaran, disertai penilaian
organisasi untuk menjadi sebuah organisasi belajar. Dengan visi, maka pekerjaan menjadi
fokus dan adanya energi untuk belajar. Visi menyebabkan orang ingin mewujudkan
apa yang diinginkan, menggambarkan tentang harapan dan mimpi yang ingin
diwujudkan. Dengan visi pula, menimbulkan energi untuk berpikir cara baru
dan melakukannya untuk mencapai target.
Dan hendaknya visi tersebut tidak hanya
sekedar diketahui, melainkan juga di pahami sehingga dapat mempermudah untuk di
afiliasikan pada setiap anggota organisasi tersebut agar menjadi visi bersama. Ini
lah peranan seorang pemimpin, karena ia yang memiliki andil untuk menyamakan
persepsi para anggotanya terhadap visi bersama organisasi tersebut.
Dalam setiap organisasi terdapat struktur
organisasi yang bertjuan untk membantu para anggota organisasi dalam
menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya di organisasi. Karena dalam
aktifitasnya setiap anggota dituntut untuk dapat bekerja secara tim, sehingga
strukturisasi organisasi sangatlah dibutuhkan utamanya dalam menentukan
pemimpin organisasi serta jobdesk yang menjadi tanggung jawab setiap bagian
organisasi.
Kekuatan
pimpinan sangat dipengaruhi oleh struktur dalam organisasi. Kualitas struktur
sangat menentukan dalam mengontrol ke dalam organisasi berupa pekerjaan,
monitoring kerja, garis komunikasi dan proses pembuatan keputusan yang
dikeluarkan oleh organisasi. Adapun karakteristik organisasi belajar,
strukturnya bersifat fleksibel, terbuka, bebas, dan memiliki banyak peluang
untuk belajar.
III. Strategi Organisasi
Strategi dalam suatu organisasi bertujuan
untuk mengarahkan segala tindakan serta kebijakan-kebijakan yang ada dalam
organisasi menjadi efektif dan efisien. Strategi tersebut dapat dipengaruhi
oleh 2 faktor, yakni faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri, baik terkait
pemimpin organisasi, anggota organisasi, budaya kerja organisasi, dll.
Sedangkan untuk faktor eksternal hal ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
sekitar organisasi, baik itu dalam perubahan lingkungan, isu-isu yang sedang
berkembang maupun tuntutan masyarakat yang datang ke organisasi itu sendiri.
Untuk itu dalam konteks ini organisasi harus mampu mengembangkan kemampuannya
dalam mempertahankan eksistensinya terhadap lingkungan sekitar, dan ini sejalan
pula dengan konsep “organisasi belajar”.
IV. Budaya Organisasi
Menurut The
American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu
keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seni,
agama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu
kelompok manusia.
Menurut Koentjaraningrat, budaya
adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar.
Budaya kerja adalah suatu falsafah
dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat,
kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan
tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta
tindakan yang terwujud sebagai kerja.
Sedangkan tujuan atau manfaat dari
budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang
ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai
tantangan di masa yang akan datang.
Manfaat dari penerapan budaya kerja
yang baik :
1.
meningkatkan
jiwa gotong royong
2.
meningkatkan
kebersamaan
3.
saling
terbuka satu sama lain
4.
meningkatkan
jiwa kekeluargaan
5.
meningkatkan
rasa kekeluargaan
6.
membangun
komunikasi yang lebih baik
7.
meningkatkan
produktivitas kerja
8.
tanggap
dengan perkembangan dunia luar, dll.
Sedangkan menurut Michael J. Marquardt,
jalan, hal kepercayaan, berpikir dan bertindak dalam simbol kepahlawanan,
nilai-nilai dalam organisasi disebut sebagai budaya organisasi. Menurut
Marquardt, untuk menjadi sebuah organisasi belajar harus mempunyai nilai-nilai,
menerima resiko, mencoba pendekatan baru dan berbagi informasi. Nilai-nilai
budaya yang sebaiknya diterapkan dalam organisasi dijabarkan sebagai berikut :
- Iklim perusahaan yang menghargai belajar dengan nilai tinggi.
- Tanggung jawab belajar ialah milik semua elemen dalam perusahaan atau organisasi. Artinya budaya menjadi roda pada organisasi belajar dalam mencapai visi melalui belajar.
- Kepercayaan dan otonomi. Setiap orang saling mempercayai dan memberi perhatian satu sama lain.
- Dukungan untuk inovasi, eksperimen, dan menerima resiko. Organisasi belajar harus mampu dan melangkah dengan pasti untuk mendorong anggota organisasi sebanyak mungkin untuk menerima resiko, berpikir inovatif dan keluar dari kebiasaan meminta dan menunggu instruksi.
- Komitmen keuangan kepada pelatihan dan pengembangan anggota. Organisasi belajar harus memiliki komitmen kuat dalam mengalokasikan keuangan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya mereka melalui program pelatihan dan pengembangan.
- Komitmen untuk terus meningkatkan produk dan pelayanan.
- Respon terhadap perubahan dan kekacauan yang mungkin terjadi.
- Kualitas kehidupan dalam bekerja. Organisasi belajar komitmen terhadap pengembangan tentang potensi manusia di dalam lingkungan yang mengundang partisipasi dan kenikmatan dalam bekerja.
No comments:
Post a Comment