I. Multiple Intellegences
Pemahaman
mengenai kecerdasan yang dimiliki manusia dalam konteks belajar merupakan
sesuatu yang penting. Karena itu kajian tentang kecerdasan manusia perlu
dikemukakan. Dalam literature tentang kecerdasan bias ditemukan dalam pemikirannya
Howard Gardner tentang kecerdasan jamak (multiple intelligence). Howard Gardner
adalah seorang professor psikologi di Harvard University Amerika Serikat.
Menurut Gardner, intelegensi (kecerdasan) diartikan
sebagai kemampuan unruk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam
suatu setting yang bergam dan dalam situasi yang nyata. Menurutnya suatu
kemampuan disebut intelegensia (kecerdasan) jika: (1) menunjukkan suatu
kemahiran dan keterampilan seseorang dalam memecahkan persoalan dan kesulitan
yang ditemukan dalam hidupnya, (2) ada unsur pengetahuan dan keahlian, (3)
bersifat universal harus berlaku bagi banyak orang, (4) kemampuan itu dasarnya
adalah unsur biologis, yaitu karena otak seseorang, bukan sesuatu yang terjadi
karena latihan atau training, (5) kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di
dalam pendidikan dapat dikembangkan. Adapaun pokok-pokok pikiran yang dikemukan
Gardner adalah : 1) manusia memiliki kemampuan meningkatkan dan memperkuat
kecerdasannya, 2) kecerdasan selain dapat berubah dapat juga diajarkan kepada
orang lain, 3) kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul di
bagian-bagian yang berbeda pada system otak atau pikiran manusia, 4) pada
tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh, maknanya,
dalam memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh macam kecedasan manusia
bekerja secara bersama-sama.
Teori
kecerdasan ganda yang telah dikembangkan selama 15 tahun terakhir ini menantang
keyakinan lama tentang makna cerdas. Gardner
berpendapat bahwa kebudayaan kita telah terlalu banyak memusatkan perhatian
verbal dan logis, kemampuan yang secara tipikal di nilai dalam tes kecerdasan
dan mengesampingkan pengetahuan lainnya. Ia menyatakan sekurang-kurangnya ada 9
kecerdasan yang patut diperhitungkan secara sungguh-sungguh sebagai cara
berpikir yang penting. Kesembilan kecerdasan itu adalah :
- Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan
linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Ini merupakan kecerdasan para
jurnalis, juru cerita, penyair dan pengacara. Orang yang cerdas dalam bidang
ini dapat beragumentasi, menyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan
efektif lewat kata-kata yang diucapkannya.
- Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan
logis-matematis adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini merupakan
kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemogram computer. Ciri-ciri orang yang
cerdas secara logis-matematis mencakup kemampuan penalaran, mengurutkan,
berpikir dalam tentang sebab akibat, menciptakan hipotesis, mencari konseptual
atau pola numeric, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.
- Kecerdasan Spasial
Kecerdasan
spasial mencakup berpikir dalam gambar, serta kemampuan untuk menyerap,
mengubah dan menciptakan kembali aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini
merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot dan insinyur mesin.
Orang denagn tingkat kecerdasan spasial yang hamper selalu mempunyai kepekaan
yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu
hidp, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah
menyesuaikan orientasi dalam tiga dimensi.
- Kecerdasan Musikal
Ciri
utama kecerdasan ini adalah kemampuan menyerap, menghargai, dan menciptakan
irama dan melodi. Kecerdasan musical juga dimiliki orang yang peka nada, dapat
menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dapat mendengarkan
berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.
- Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan
naturalis adalah kemampuan dan kepekaan terhadap alam sekitar. Kemampuan yang
tinggi untuk menghubungkan materi pelajaran dengan fenomena alam. Seseorang
yang memiliki kecerdasan naturalis ini angat menyukai binatang dan tanaman.
Pembicaraan dengannya akan makin menarik dan kreatif jika dimulai dengan
mengangkat tema tentang binatang dan alam. Bahkan membawa binatang atau tanaman
tertentu di dalam proses pembelajaran adalah hal yang disukainya. Kecerdasan ini
banyak dimiliki oleh para pakar lingkungan. Seorang yang tinggal di pedalaman
mampu membedakan daun-daunan yang dapat dimakan, daun yang digunakan sebagai
tanaman obat atau tanaman yang mengandung racun.
- Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Adalah
kecerdasan fiik, kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak dan
keterampilan dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, montir dan ahli bedah
mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani tingkat tinggi. Orang dengan kecerdasan
fisik memiliki keterampilan dalam menjahit, bertukang, atau merakit model.
Mereka juga menikmati kegiatan fisik seperti berjalan kaki, menari, berlari,
berkemah, berenang atau berperahu. Merek adalah orang-orang yang cektan, indra
perabanya sangat peka, tidak bias tinggal diam, dan berminat atas segala
sesuatu.
- Kecerdasan Antarpribadi
Ini
adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan
ini terutama menuntut untuk menyerap dan tanggap terhadapsuasana hati,
perangai, niat dan hasrat orang lain. Pada tingkat yang lebih tinggi,
kecerdasan ini dapat membaca konteks kehidupan orang lain, kecenderungannya dan
kemungkinan keputusan yang akan diambil. Professional, guru, teraphis, politis,
umumnya yang memiliki kecerdasan ini.
- Kecerdasan Intrapribadi (dalam diri sendiri)
Orang
yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses
perasaannya sendiri. Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor,
ahli teologi dan wirausahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi,
berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya
mereka sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara
garis besar, mereka merupakan orang yang gemar belajar sendiri dan lebih suka
bekerja sendiri dari pada bekerja dengan orang lain.
- Kecedasan Eksistensialis
Kecerdasan
eksistensialis adalah kecerdasan yang cenderung memandang masalah-masalah dari
sudut pandang yang lebih luas dan menyeluruh serta menanyakan “untuk apa” dan
“apa dasar” dari segala sesuatu. Kecerdasan ini banyak dijumpai pada para
filusuf. Mereka mampu menyadari dan menghayati dengan benar keberadaan dirinya
di dunia ini dan apa tujuan hidupnya.
II. Pengukuran IQ
Hasil
pengukuran intelegensi individu akan
menghasilkan IQ yang diperolah dengan
rumus sebagai berikut :
IQ = MA × 100
CA
Ket
: MA : Mental Age
CA : Chronological Age
Klasifikasi
IQ :
Distribusi
IQ menurut Terman dan Merril
Classification
|
IQ
|
Very
superior
Superior
Highaverage
Normal
Low
average
Borderline
defective
Mentally
defective
|
140
and above
130
- 139
120
- 129
110
- 119
100
- 109
90 - 99
80 - 89
70 - 79
70
|
II. Emotional Quotion (EQ)
Suatu
kesanggupan untuk mengendalikan dorongan untuk mengendalikan emosi, membaca
perasaan terdalam orang lain dan memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya.
Kecerdasan emosional juga merupakan kemampuan untuk membedakan dan menanggapi
dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain. Solovey
dan Mayer memperluas pendapat Gardner
dalam 5 wilayah utama :
1.
Kemampuan untuk mengenali emosi
diri sendiri
2.
Kemampuan untuk mengelola dan
mengekspresikan emosi diri dengan tepat
3.
Kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri
4.
Kemampuan untuk mengenali orang
lain
5.
Kemampaun membina hubungan dengan
orang lain
II. Spiritual Quotion (SQ)
Didasari oleh pendapat Danah Zohar
dan Ian Marshall dalam bukunya Spiritual Intellegence dikatakan bahwa dalam
otak manusia terdapat apa yang disebut God- Spot yang menunjukkan aktivitas
intensif bila berbicara dan memikirkan hal-hal spiritual. Kecerdasan spiritual
adalah suatu ragam kecerdasan yang menyadarkan kita akan makna hidup, serta
memungkinkan dan mengembangkan nilai-nilai dalam kehidupan seseorang.
III. Adversity Quotient (AQ)
Merupakan
suatu ukuran untuk mengetahui respon terhadap kesulitan, aspek psikologis yang
menunjukkan daya juang merai kesuksesan
di berbagai bidang. AQ adalah ketahanmalangan yang dimiliki individu dalam
merespon hambatan yang dihadapi seingga mampu bertahan dan menghadapi hambatan
serta mengubahnya menjadi peluang meraih keberhasilan.
No comments:
Post a Comment