Pages

25 June, 2013

Multiple Intellegences (IQ, SQ, EQ, AQ)



I. Multiple Intellegences
                Pemahaman mengenai kecerdasan yang dimiliki manusia dalam konteks belajar merupakan sesuatu yang penting. Karena itu kajian tentang kecerdasan manusia perlu dikemukakan. Dalam literature tentang kecerdasan bias ditemukan dalam pemikirannya Howard Gardner tentang kecerdasan jamak (multiple intelligence). Howard Gardner adalah seorang professor psikologi di Harvard University Amerika Serikat.
Menurut  Gardner, intelegensi (kecerdasan) diartikan sebagai kemampuan unruk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bergam dan dalam situasi yang nyata. Menurutnya suatu kemampuan disebut intelegensia (kecerdasan) jika: (1) menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang dalam memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya, (2) ada unsur pengetahuan dan keahlian, (3) bersifat universal harus berlaku bagi banyak orang, (4) kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yaitu karena otak seseorang, bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training, (5) kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di dalam pendidikan dapat dikembangkan. Adapaun pokok-pokok pikiran yang dikemukan Gardner adalah : 1) manusia memiliki kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya, 2) kecerdasan selain dapat berubah dapat juga diajarkan kepada orang lain, 3) kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul di bagian-bagian yang berbeda pada system otak atau pikiran manusia, 4) pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh, maknanya, dalam memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh macam kecedasan manusia bekerja secara bersama-sama.
Teori kecerdasan ganda yang telah dikembangkan selama 15 tahun terakhir ini menantang keyakinan lama tentang makna cerdas. Gardner berpendapat bahwa kebudayaan kita telah terlalu banyak memusatkan perhatian verbal dan logis, kemampuan yang secara tipikal di nilai dalam tes kecerdasan dan mengesampingkan pengetahuan lainnya. Ia menyatakan sekurang-kurangnya ada 9 kecerdasan yang patut diperhitungkan secara sungguh-sungguh sebagai cara berpikir yang penting. Kesembilan kecerdasan itu adalah :
  1. Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair dan pengacara. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat beragumentasi, menyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya.
  1. Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan logis-matematis adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemogram computer. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-matematis mencakup kemampuan penalaran, mengurutkan, berpikir dalam tentang sebab akibat, menciptakan hipotesis, mencari konseptual atau pola numeric, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.
  1. Kecerdasan Spasial
Kecerdasan spasial mencakup berpikir dalam gambar, serta kemampuan untuk menyerap, mengubah dan menciptakan kembali aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot dan insinyur mesin. Orang denagn tingkat kecerdasan spasial yang hamper selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidp, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam tiga dimensi.
  1. Kecerdasan Musikal
Ciri utama kecerdasan ini adalah kemampuan menyerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Kecerdasan musical juga dimiliki orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dapat mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.
  1. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan dan kepekaan terhadap alam sekitar. Kemampuan yang tinggi untuk menghubungkan materi pelajaran dengan fenomena alam. Seseorang yang memiliki kecerdasan naturalis ini angat menyukai binatang dan tanaman. Pembicaraan dengannya akan makin menarik dan kreatif jika dimulai dengan mengangkat tema tentang binatang dan alam. Bahkan membawa binatang atau tanaman tertentu di dalam proses pembelajaran adalah hal yang disukainya. Kecerdasan ini banyak dimiliki oleh para pakar lingkungan. Seorang yang tinggal di pedalaman mampu membedakan daun-daunan yang dapat dimakan, daun yang digunakan sebagai tanaman obat atau tanaman yang mengandung racun.
  1. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Adalah kecerdasan fiik, kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak dan keterampilan dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, montir dan ahli bedah mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani tingkat tinggi. Orang dengan kecerdasan fisik memiliki keterampilan dalam menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan fisik seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang atau berperahu. Merek adalah orang-orang yang cektan, indra perabanya sangat peka, tidak bias tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu.
  1. Kecerdasan Antarpribadi
Ini adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini terutama menuntut untuk menyerap dan tanggap terhadapsuasana hati, perangai, niat dan hasrat orang lain. Pada tingkat yang lebih tinggi, kecerdasan ini dapat membaca konteks kehidupan orang lain, kecenderungannya dan kemungkinan keputusan yang akan diambil. Professional, guru, teraphis, politis, umumnya yang memiliki kecerdasan ini.
  1. Kecerdasan Intrapribadi (dalam diri sendiri)
Orang yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri. Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli teologi dan wirausahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya mereka sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar belajar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri dari pada bekerja dengan orang lain.
  1. Kecedasan Eksistensialis
Kecerdasan eksistensialis adalah kecerdasan yang cenderung memandang masalah-masalah dari sudut pandang yang lebih luas dan menyeluruh serta menanyakan “untuk apa” dan “apa dasar” dari segala sesuatu. Kecerdasan ini banyak dijumpai pada para filusuf. Mereka mampu menyadari dan menghayati dengan benar keberadaan dirinya di dunia ini dan apa tujuan hidupnya.

II. Pengukuran IQ
                Hasil pengukuran  intelegensi individu akan menghasilkan IQ  yang diperolah dengan rumus sebagai berikut :
IQ  = MA × 100
          CA
Ket : MA : Mental Age
        CA : Chronological Age

Klasifikasi IQ :
Distribusi IQ menurut Terman dan Merril
Classification
IQ
Very superior
Superior

Highaverage
Normal

Low average
Borderline defective
Mentally defective
140 and above
130 - 139
120 - 129
110 - 119
100 - 109
   90 - 99
   80 - 89
   70 - 79
   70

II. Emotional Quotion (EQ)
                Suatu kesanggupan untuk mengendalikan dorongan untuk mengendalikan emosi, membaca perasaan terdalam orang lain dan memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya. Kecerdasan emosional juga merupakan kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain. Solovey dan Mayer memperluas pendapat Gardner dalam 5 wilayah utama :
1.       Kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri
2.       Kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi diri dengan tepat
3.       Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
4.       Kemampuan untuk mengenali orang lain
5.       Kemampaun membina hubungan dengan orang lain

II. Spiritual Quotion (SQ)
            Didasari oleh pendapat Danah Zohar dan Ian Marshall dalam bukunya Spiritual Intellegence dikatakan bahwa dalam otak manusia terdapat apa yang disebut God- Spot yang menunjukkan aktivitas intensif bila berbicara dan memikirkan hal-hal spiritual. Kecerdasan spiritual adalah suatu ragam kecerdasan yang menyadarkan kita akan makna hidup, serta memungkinkan dan mengembangkan nilai-nilai dalam kehidupan seseorang.

III. Adversity Quotient (AQ)
                Merupakan suatu ukuran untuk mengetahui respon terhadap kesulitan, aspek psikologis yang menunjukkan daya juang  merai kesuksesan di berbagai bidang. AQ adalah ketahanmalangan yang dimiliki individu dalam merespon hambatan yang dihadapi seingga mampu bertahan dan menghadapi hambatan serta mengubahnya menjadi peluang meraih keberhasilan.

No comments:

Post a Comment

Text Widget