Pages

11 June, 2013

ANDAI AKU MISKIN…

Oleh : Meta Morfillah

      Andai aku miskin… akan kupertaruhkan seluruh jiwa untuk membuat apa yang kuidamkan terjadi. Sudah berapa kali aku bangun dan terjatuh, bangkit dan kembali tersungkur namun aku harus tetap hidup. Inilah jalanku menuju syurga dunia.
       Andai aku miskin, tentunya tak ada masalah hutang yang melilit. Tapi andai aku miskin, aku akan menjadi apa? Aku bisa berbuat apa? Aku mampu belajar dengan biaya darimana? Aku naik haji dengan apa?
      Andai aku miskin, tidak akan ada begitu banyak pengeluaran. Toh rumah hanya pas untuk selonjoran, atau hanya sepetak kardus. Tidak perlu bayar listrik mahal, rumah kardus kebanyakan petromaks. Tidak perlu gaji pembantu sepuluh, wong rumah cuma sepetak, ditiup aja juga udah bersih. Tidak bakal ada yang meminta-minta dana social, karena aku yang seharusnya mereka beri. Karena aku miskin, dan penghasilan ya dari meminta-minta. 
      Andai aku miskin, dengan surat keterangan miskin, semua mudah kuraih. Subsidi, beasiswa, beras murah, kartu berobat semua untuk orang miskin. Bermodalkan surat miskin, aku ibarat orang penting yang harus didahulukan untuk mendapat kucuran dana tersebut. Terlebih jika PEMILU, orang miskin langsung tenar. Masuk TV teruuss.
       Andai aku miskin, aku bebas dari berbagai tuntutan. Tuntutan pajak yang begitu besar, padahal uangnya lari entah kemana. Tuntutan pasangan yang minta makan enak melulu. Tuntutan anak yang ngiler gadget terbaru tiap minggu. Tuntutan mertua dan orangtua yang maunya holiday to Europe terus. Tuntutan teman dan kolega yang high class. Andai aku miskin, paling hanya tuntutan perut yang harus dipenuhi. Termasuk ongkos jamban helicopter tiap hari juga deh.
      Andai aku miskin,tidak terlalu berat masalah yang kuhadapi. Hanya memikirkan hari ini saja. Bukannya bursa saham lima tahun ke depan. Perkembangan monopoli bisnis jangka panjang. Kepada siapa perusahaan akan kuwariskan. Siapa yang akan memenangkan PEMILU tahun ini, karena itu akan berdampak pada kebijakan dan ke’biak’an bisnisku nanti. Namanya juga politik, harus pandai menganalisa kondisi. Jadi orang kaya itu harus belajar ilmu ramalan atau berguru sama cenayang, dukun dan sejenisnya.
      Andai aku miskin, aku juga tak perlu takut rumahku dirampok, mobilku dicuri, atau terkena hipnotis saat ambil uang dari ATM. Rumah sepetak diambil orang atau digusur satpol PP juga gampang dibuat lagi. Orang miskin itu bebas, mukanya cerah, gak punya beban berlimpah. Kena penyakit juga penyakit murah. Gak kaya orang kaya, sekalinya sakit, Jantung! Sekali berobat, pulang-pergi Singapore udah bisa beli rumah BTN.
      Andai aku miskin, aku mungkin tidak akan selelah ini. Lelaaaaahh,,,lelaaaahhh…aku berperan jadi orang kaya. Dan aku lebih lelah lagi berandai-andai jadi orang miskin.

Cukup !!! cukup dengan apa yang kupunya, aku bahagia menjadi orang kaya..
Dengan jadi orang kaya, aku jadi tau betapa susahnya mempertahankan ketakwaan..
Aku pun senantiasa melatih  menjaga hati dari harta....
cukup aku dengan kekayaanku, aku tau bagaimana berjuang untuk membahagiakan orang lain..
(Don’t cry.. U’r not alone..).


**Naskah lomba yang terlupakan.

No comments:

Post a Comment

Text Widget