Komunitas
itu tidak mudah, terlalu banyak kepala yang berada dalam satu wadah. Terlalu beragam
karakteristik budaya, pendidikan, usia dan lainnya. Bagi saya, itu tidaklah
mudah. Mungkin Tuhan pun baru mengenalkan dunia ini padaku di usia 23 tahun
karena Tuhan tahu, aku belum siap untuk menghadapi keberagaman itu di usia
kemarin. Ditambah sedang PMS hari ketiga, rasanya tuh pengen banget teriak di
jurang yang kencaaaaang banget. Dipertemukan dengan salah seorang anggota grup
yang berwatak keras. Dilembutkan, ga ada tanggapan. Dikerasin, malah lari
meninggalkan.
Sampai
tahap ini, saya berpikir bahwa mungkin memang suku pun berpengaruh (sudah mulai
subjektif, tapi berdasarkan pengalaman ini sangat menentukan). Dulu ketika saya
jadi panitia PIP IMAKIPSI seluruh Indonesia, ada salah seorang anggota lelaki
yang membuat keributan dan rusuh dengan sikap seenaknya. Tidak mau mengikuti
peraturan, hingga bersitegang dengan kami, para panitia. Bahkan hingga ke
Kementerian Pendidikan, sikapnya tetap tidak sopan. Hingga ditegur satpam. Background
sukunya sama dengan anggota salah satu grup komunitas yang saya ikuti, tapi
saya tidak mau menyebutkan. Nah.. bagaimana
kalau sampai saya berpikiran negatif tentang SARA seperti ini? Well..
sepertinya saya harus mengeset ulang, mereframing ulang sudut pandang saya.
Komunitas
ini pun rentan dengan konflik, terutama bagi saya, karena kami LDR (Long Distance Relationship). Ketika ada
masalah yang seharusnya dirembukkan, hanya dapat melalui tulisan, chatting. Itu
sama sekali bukan penyelesaian ala saya. Karena saya tidak puas kalau belum
ketemu langsung dengan orangnya, mengamati gerak-geriknya ketika berhadapan,
membaca bahasa tubuhnya, menerka kebohongan di matanya, intonasinya, dlsb.
Lalu
terlintas pikiran-pikiran buruk seperti yang saya twitt tadi malam:
Cobaan berbanding lurus dengan usia. Naik tingkatan, sudah melewati beberapa peristiwa. Kadang yg lalu semacam lelucon dilihat skrang. HahaaMau sampai kapan kamu menghindari KOMITMEN? Bahkan HIDUPMU sndiri adalah komitmenmu pada Tuhan. Bersiap dimintai pertanggungjawaban.#NTMSTuhan,mengapa hati begitu mudah panas? Jauh darimu sehari saja,begitu berat rasanya. Manusia mngecewakanku lg Tuhan,makhlukmu jg. *istigfar*Intinya, ga cocok LDR! Salah paham terus, ga bisa ketemu buat nyelesein masalah. Klo nikah, harus diajak ke manapun ia bertugas. *manyun*Boleh jadi, Met.. Mereka semua ga suka sama kamu. Hanya saja segan mengatakan krn kmu lebih tua. Balik lg, SIAPA LO? Org luar sedari awalTwitternya lg buat curhat & nampung ide. Besok difollow up di blog! See you soon, *lg PMS(Pengen Marah Selalu)Ada kalian yg disayangi seperti saudara, namun menyakiti. Ada.. Dan sering,, dan menangis lagi.. Dan yasudahlah, hidup slalu bgitu.Kalo lg PMS selain marah2, nangis pun jadi mudah. Selamat malam, *kadang berharap kita ga usah kenal sedari awal*Lg sedih begini, susah tidur, gada bahu yg bisa disandarkan, terbayang boss & DL yg numpuk, makin mewek! Hidup INDAH BANGET!!Baiklah, tha mau diam aja. Ga mau manajemen konflik lg. Sakiit rasanya. *ambil jarak, lalu perlahan memudar bersama pusara waktu. Aku bisa*Cuma Tuhan, Twitter & blog yg mengerti curhatku & setia menampungnya tanpa disela. Haa...haa.. *mata,mari terpejam. Jantung,berhenti deg2an*You can count on me, 1,2,3 & i'll be there.But when i count on you,where are you?That's human.Not always keep their promises. Disappointed.Sometimes, i think about my future. Who will be part of my life while i don't understand myself? *complicated personality*
Di
pagi ini, saya merenung sedari bangun hingga detik saya mengetik. Sepertinya rukhiyah
saya menurun, saya sedang jauh dariNYA, saya terlalu banyak tertawa, hingga
hati cepat mengeras. Saya lupa rasanya bersabar, saya lupa rasanya menghadapi
kemarahan, saya lupa rasanya berdamai dengan diri sendiri. Mudah lelah dengan
cobaan, tekanan, dan hal yang sedang saya cari jawabannya dalam hidup. Bahkan saya
tidak mengenal diri saya sendiri. Who am
I? I’m not a girl, not yet a woman. Dibilang
drama queen, lebay, sudah biasa. Itulah kadang jeleknya saya, terlalu mencintai
dan merasa memiliki. Who cares with you, Met!
Yaa…
tulisan ini, sekadar pengingat.. bahwa hati yang sakit dapat melebar ke
mana-mana. Sudah saatnya saya bercermin. Walau cermin itu mungkin sedang buram.
Terima
kasih pada kalian, yang sudah menjadi bagian hidup saya sejak Februari 2013
ini. Frontal saja kalau tidak suka, itu lebih baik.
Sungguh.
With love,
meta morfillah
No comments:
Post a Comment