Pages

20 June, 2013

Curhat Komunitas



Komunitas itu tidak mudah, terlalu banyak kepala yang berada dalam satu wadah. Terlalu beragam karakteristik budaya, pendidikan, usia dan lainnya. Bagi saya, itu tidaklah mudah. Mungkin Tuhan pun baru mengenalkan dunia ini padaku di usia 23 tahun karena Tuhan tahu, aku belum siap untuk menghadapi keberagaman itu di usia kemarin. Ditambah sedang PMS hari ketiga, rasanya tuh pengen banget teriak di jurang yang kencaaaaang banget. Dipertemukan dengan salah seorang anggota grup yang berwatak keras. Dilembutkan, ga ada tanggapan. Dikerasin, malah lari meninggalkan.

Sampai tahap ini, saya berpikir bahwa mungkin memang suku pun berpengaruh (sudah mulai subjektif, tapi berdasarkan pengalaman ini sangat menentukan). Dulu ketika saya jadi panitia PIP IMAKIPSI seluruh Indonesia, ada salah seorang anggota lelaki yang membuat keributan dan rusuh dengan sikap seenaknya. Tidak mau mengikuti peraturan, hingga bersitegang dengan kami, para panitia. Bahkan hingga ke Kementerian Pendidikan, sikapnya tetap tidak sopan. Hingga ditegur satpam. Background sukunya sama dengan anggota salah satu grup komunitas yang saya ikuti, tapi saya tidak mau menyebutkan. Nah..  bagaimana kalau sampai saya berpikiran negatif tentang SARA seperti ini? Well.. sepertinya saya harus mengeset ulang, mereframing ulang sudut pandang saya.

Komunitas ini pun rentan dengan konflik, terutama bagi saya, karena kami LDR (Long Distance Relationship). Ketika ada masalah yang seharusnya dirembukkan, hanya dapat melalui tulisan, chatting. Itu sama sekali bukan penyelesaian ala saya. Karena saya tidak puas kalau belum ketemu langsung dengan orangnya, mengamati gerak-geriknya ketika berhadapan, membaca bahasa tubuhnya, menerka kebohongan di matanya, intonasinya, dlsb.

Lalu terlintas pikiran-pikiran buruk seperti yang saya twitt tadi malam:


Cobaan berbanding lurus dengan usia. Naik tingkatan, sudah melewati beberapa peristiwa. Kadang yg lalu semacam lelucon dilihat skrang. Hahaa

Mau sampai kapan kamu menghindari KOMITMEN? Bahkan HIDUPMU sndiri adalah komitmenmu pada Tuhan. Bersiap dimintai pertanggungjawaban. #NTMS

Tuhan,mengapa hati begitu mudah panas? Jauh darimu sehari saja,begitu berat rasanya. Manusia mngecewakanku lg Tuhan,makhlukmu jg. *istigfar*

Intinya, ga cocok LDR! Salah paham terus, ga bisa ketemu buat nyelesein masalah. Klo nikah, harus diajak ke manapun ia bertugas. *manyun*

Boleh jadi, Met.. Mereka semua ga suka sama kamu. Hanya saja segan mengatakan krn kmu lebih tua. Balik lg, SIAPA LO? Org luar sedari awal

Twitternya lg buat curhat & nampung ide. Besok difollow up di blog! See you soon, *lg PMS(Pengen Marah Selalu)

Ada kalian yg disayangi seperti saudara, namun menyakiti. Ada.. Dan sering,, dan menangis lagi.. Dan yasudahlah, hidup slalu bgitu.

Kalo lg PMS selain marah2, nangis pun jadi mudah. Selamat malam, *kadang berharap kita ga usah kenal sedari awal*

Lg sedih begini, susah tidur, gada bahu yg bisa disandarkan, terbayang boss & DL yg numpuk, makin mewek! Hidup INDAH BANGET!!

Baiklah, tha mau diam aja. Ga mau manajemen konflik lg. Sakiit rasanya. *ambil jarak, lalu perlahan memudar bersama pusara waktu. Aku bisa*

Cuma Tuhan, Twitter & blog yg mengerti curhatku & setia menampungnya tanpa disela. Haa...haa.. *mata,mari terpejam. Jantung,berhenti deg2an*

You can count on me, 1,2,3 & i'll be there.But when i count on you,where are you?That's human.Not always keep their promises. Disappointed.

Sometimes, i think about my future. Who will be part of my life while i don't understand myself? *complicated personality*


Di pagi ini, saya merenung sedari bangun hingga detik saya mengetik. Sepertinya rukhiyah saya menurun, saya sedang jauh dariNYA, saya terlalu banyak tertawa, hingga hati cepat mengeras. Saya lupa rasanya bersabar, saya lupa rasanya menghadapi kemarahan, saya lupa rasanya berdamai dengan diri sendiri. Mudah lelah dengan cobaan, tekanan, dan hal yang sedang saya cari jawabannya dalam hidup. Bahkan saya tidak mengenal diri saya sendiri. Who am I? I’m not a girl, not yet a woman. Dibilang drama queen, lebay, sudah biasa. Itulah kadang jeleknya saya, terlalu mencintai dan merasa memiliki. Who cares with you, Met!

Yaa… tulisan ini, sekadar pengingat.. bahwa hati yang sakit dapat melebar ke mana-mana. Sudah saatnya saya bercermin. Walau cermin itu mungkin sedang buram.

Terima kasih pada kalian, yang sudah menjadi bagian hidup saya sejak Februari 2013 ini. Frontal saja kalau tidak suka, itu lebih baik.

Sungguh.


With love,
meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget