Picture taken from here |
7 Ramadhan 1432 H
7 Agustus 2011 M
Marhaban yaa Ramadhan..
Awal ramadhan hingga hari ini, terik
begitu menyengat. Seperti hendak membakar habis seluruh dosa manusia,
menyeleksi siapa yang sungguh mempersiapkan diri untuk Ramadhan ini.
Ramadhan yang berbeda tahun ini
bagiku. Pertama kalinya sendirian segala sesuatunya. Mungkin inilah fase dewasa
sesungguhnya. Kawan kecilku pergi, kawan kuliahku sudah tersebar dengan
kesibukan masing-masing. Tak ada lagi kuliah yang mengikat kami untuk bertemu
pada waktu yang tetap. Tanggung jawab semakin banyak menumpuk di pundak ini,
harus sesegera mungkin diselesaikan. Betapa banyaknya amanah yang harus
ditunaikan, namun waktu yang tersedia begitu sedikit. Bergegas itu niscaya,
agar tak terlindas roda waktu. Namun, jangan lupakan untuk merenung.
Kali ini kubaca lagi firman
persaudaraan itu. Kalimat yang menguatkan, di kala hati merasa lelah dan
sendiri.
“Iman itu mengikatkan kita dalam
persaudaraan yang menembus batas ruang dan masa. Ia menyatukan kita dalam
doa-doa yang selalu kita bagi pada sesama peyakin sejati. Sebagaimana tanpa
kita sadari, tiap detik berjuta lisan melafalkan doa ini untuk kita. Bahkan tanpa
disadari, para nenek moyang berdoa untuk cicit canggahnya, dan para anak cucu
berdoa untuk tua-tua leluhurnya. Mereka mungkin tak pernah berjumpa, terpisah
oleh ruang dan masa. Tapi mereka bersatu dalam doa. Dalam IMAN. Dalam
persaudaraan akbar yang melintasi gurun, kutub, hutan, lautan dan zaman.”
Ya Allah ya Rabb, begitu hebatnya
persaudaraan ini. Melewati batas darah dan kandungan. Dalam rindu yang
bercerita ini, engkau maha tahu apa yang ingin kusampaikan. Semoga selalu kau
jaga mereka yang terkasih dengan kasihMu yang sempurna ya Allah. Mereka yang
telah memberikan celupan warna Ilahi padaku. Mereka yang telah bersedia ada
untuk memberiku penerangan ataupun menjadikanku penerangan. Mereka yang
tertulis dalam kitabku untuk menjadi guruku.
Kuatkanlah...kuatkanlah...ikatan
ini.
Aamiin.
Meta morfillah
No comments:
Post a Comment