Pages

10 June, 2013

Surat cinta untuk film indonesiaku



Dear film Indonesiaku,
Senang sekali rasanya menjelang pergantian tahun 2013, kau mengalami kemajuan pesat. Seperti singa yang terbangun dari tidurnya. Kau tunjukkan seberapa hebat bangsa ini dalam bertekad melalui film “5 cm” dan seberapa besar kasih bangsa ini melalui film “Habibie – Ainun”. Dalam waktu 21 hari kedua film itu telah bersaing dan berhasil mencapai 2 juta penonton (www.kapanlagi.com).

Melalui film “5 cm” kau tunjukkan pada kami, menyadarkan kami lagi akan besarnya karunia Tuhan kepada negeri ini. Seperti yang dikatakan Zafran di kereta menuju Malang “Negeri ini begitu indah Tuhan, bantu kami menjaganya. Amin“.

Yaa… sungguh “menampar” saya khususnya, dan membuat sebuah pengharapan baru terhadap negeri ini. Mengapa begitu banyak orang Indonesia yang bangga berfoto di Singapura, Malaysia dll, dan menganggap Indonesia tidak menarik. Sedangkan mengelilingi negeri Indonesia ini saja belum pernah. Miris sekali! Kebanggaan akan bangsa ini.. lari kemana? Jika bukan kita yang menjaga dan bangga akan Indonesia, siapa lagi yang akan membela negara ini?

Kelebihan dari film “5 cm” ini pun sangat terasa bagi warga Malang. Berbondong-bondong orang yang menonton film ini, tertarik untuk merasakan sensasi menaklukkan puncak Mahameru. Dan dalam sekejap, pengunjung Semeru pun melesat tinggi. Alhamdulillaah… sektor pariwisata kita menerima dampak positif dari film ini.

Tentang film “Habibie – Ainun”, saya khususnya sangat bangga. Mengapa? Karena saya dapat buktikan pada dunia, bahwa kisah teromantis bukan lagi milik “Romeo – Juliet” melainkan kisah “Habibie - Ainun” dari Indonesia. Yaa… cinta sejati bukanlah bagaimana menyerahkan diri pada maut dengan menenggak sebotol racun, melainkan bagaimana mengatasi permasalahan hidup bersama dalam sebuah ikatan pernikahan dan bertumbuh bersama hingga maut memisahkan. Lalu ketika maut menghampiri, cinta sejati menguatkan untuk tetap bertahan demi sang pujaan hati serta buah hati yang dimiliki walau tak mampu hati, hingga tiba saatnya ia menyusul pujaan hati dalam damai yang tenang.

Dear film Indonesiaku,
Aku tahu, kita masih sama-sama belajar dan berkembang bersama. Memang kualitas film kita tak sebagus Hollywood. Namun karya-karya anak bangsa ini, patutlah diapresiasi. Semua langkah besar dimulai dari satu langkah awal kecil. Jika ada yang bertanya, “Mengapa film Indonesia harus ada?”, maka jawabannya adalah “karena Indonesia memang ada!”.

Mengapa saya bilang begitu? Karena film merupakan salah satu tonggak peradaban sebuah negeri. Dari film-film yang tersaji di negara tersebut, dapat diketahui budayanya, adat-istiadatnya, gambaran keseharian masyarakatnya dan kekayaan alam serta manusianya. Saya harapkan ke depannya, film Indonesia berikutnya tak lagi menceritakan kisah-kisah horror yang mistis dan takhayul. Karena sesungguhnya bangsa ini jauh lebih cerdas daripada itu. Lebih rasional dan beragama. Maka tunjukkan, eksplor lagi dari sudut kekayaan alam dan kemajemukan masyarakatnya. Seperti di film “Arisan 2”, sarat sekali penggambaran gaya hidup masyarakat Jakarta yang hedonis, keindahan alam Indonesia selain Bali dan penggambaran upacara Waisak umat Budha di Candi Borobudur. Betapa sakral, suci dan indah. Semoga film Indonesiaku terus berjaya dan semakin berkualitas. Sehingga generasi selanjutnya akan mencatat bahwa negeri ini layak untuk diperjuangkan! Karena kisah yang tertuang dan disajikan melalui film begitu menginspirasi, mengedukasi dan menyebarkan kasih.

Salam, film Indonesiaku.

Yang selalu mencintaimu,


Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget