Pages

25 June, 2013

Hubungan Interpersonal dan lingkungan kelas dalam pengelolaan kelas



  1. Pengertian  Hubungan Interpersonal
Kita dapat memahami makna atau pengertian dari hubungan interpersonal dengan mudah jika sebelumnya kita sudah memahami makna atau pengertian dari komunikasi intrapersonal. Seperti menganonimkan saja, Hubungan intrapersonal dapat diartikan sebagai penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Jadi dapat diartikan bahwa Hubungan interpersonal adalah hubungan yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang. Bahwa Hubungan interpersonal adalah proses hubungan yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka. Hubungan Interpersonal menuntut berhubungan komunikasi dengan orang lain. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusak. Anita Taylor mengatakan Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999).
        Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang siswanya, dan sebagainya.
Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (dalam Deddy Mulyana, 2005) mengatakan ciri-ciri komunikasi diadik adalah:
        Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat;
        Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima lat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun. Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.
           

Dalam hubungan interpersonal harus memiliki beberapa konsep yaitu:
1.    Percaya (trust)
Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada faktor-faktor sebagai berikut:
        Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten.
        Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.
        Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.

2.  Perilaku suportif
Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku suportif yaitu:
a.  Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas kelemahan dan kekurangannya.
b.  Orientasi masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cara mencapai tujuan.
c.  Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang pendendam.

3.  Sikap terbuka
Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dll. Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi dan oleh kesombongan, sifat malu dll.

4.  Persepsi interpersonal
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi.

5.  Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu:
a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah
b. Merasa setara dengan orang lain
c. Menerima pujian tanpa rasa malu
d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat;
e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup         mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:
         Karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang siswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha belajar secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.
         Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.
         Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
         Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).

6.  Atraksi interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Komunkasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:
a.    Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.
b.    Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan denganorang-orang yang kita benci akan membuat kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komunikasi.

  1. Komunikasi Interpesonal dalam Kelas
Komunikasi interpersonal dapat diartikan sebagai komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Komunikasi interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajat keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.
Miller (1976) dalam Explorations in Interpersonal Communication, menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.”
Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu:
a. Percaya;
b. sikap suportif; dan
c. sikap terbuka.
Didalam kelas hubungan interpersonal guru dengan peserta didik harus bisa berkomunikasi dengan baik. Peran guru sangat penting dalam hubungan interpersonal dalam kelas. Guru wajib memotivasi siswa untuk dalam proses kegiatan belajar mengajar sehingga hasil belajar yang sesuai yang diinginkan. Dan minat siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Guru dalam memotivasi minat belajar siswa dengan mengadakan komunikasi dan interaksi yang lebih akrab kepada siswa selaku anak didiknya baik pada saat penyampaian materi di dalam jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran.
Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional yang positif didalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang peranan kunci. Dengan demikian peranan guru ialah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang sehat. pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.

C.   Pendekatan Iklim Sosio Emosional
Pendekatan ini memandang bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang baik antara pengajar dengan pembelajar, pembelajar dengan pembelajar. Hubungan diharapkan merupakan jalinan ke arah hubungan antara pribadi yang dipengaruhi oleh:
a. Sikap keterbukaan dan tidak berpura-pura.
b. Penerimaan dan kepercayaan pengajar kepada pembelajar dan sebaliknya.
c. Rasa simpati pengajar terhadap pembelajarnya.
Pengajar yang akan menerapkan pendekatan hubungan interpersonal (antar pribadi) perlu menyadari kenyataan bahwa “Cinta” dan “rasa harga diri” merupakan dua kebutuhan dasar yang ingin dimiliki oleh pembelajar. Tugas belajar adalah membuka kemungkinan sebesar-besarnya bagi pembelajar bertindak dan menghayati sendiri. Bagi pembelajar merupakan kesempatan untuk memandang dirinya sebagai individu yang berharga. Oleh karena itu setiap pembelajar perlu dilayani dengan penuh penghargaan sehingga pengajar mengupayakan sejauh mungkin kemungkinan yang menimbulkan kegagalan yang efeknya bisa membunuh motivasi, kecemasan, tanpa harapan, dan menyingkirkan perangsang timbulnya tingkah laku menyimpang.
Kelas yang diliputi oleh hubungan interpersonal yang baik merupakan kondisi yang beriklim sosio emosional yang baik. Kelas yang berkondisi dan bersituasi demikian menjadikan pembelajar merasa mau dan tentram tanpa suatu ancaman atau dikejar-kejar oleh kekuasaan, penekatan tertentu. Penekanan sistem sosio emosional berakar dari pandangan yang menutamakan hubungan saling menerima, sikap empati sebagai sesama manusia. Melalui pendekatan ini pembelajar benar-benar percaya bahwa pengajar penuh dedikasi dalam membina belajarnya. Apabila pembelajar perilaku menyimpang maka pengajar dapat memisahkan kesalahan dari orang yang berbuat salah, dan menolak perbuatan yang menyimpang.
Fungsi pengajar ialah mengembangkan hubungan baik dengan setiap pembelajar. Bila pengajar ingin secara maksimal membantu pembelajar belajar perlu melaksanakan sikap kesadaran diri sendiri, keterbukaan, sikap menerima, menghargai mau mengerti dan menaruh rasa empati. Ide-ide pokok pendekatan iklim sosio emosional ini dikemukakan oleh Carl Rogers.
Sebagai rangkuman Rogers mengemukakan kondisi-kondisi yang mempengaruhi keberhasilan belajar yakn, Sikap pengajar terhadap pembelajar dalam bentuk penampilan diri secara wajar, penerimaan diri, dan rasa empati. Ide ini diperkuat oleh pendapat Girrot bahwa komunikasi yang interaktif perlu diselenggarakan oleh pengajar yang berorientasi pada pembelajar.
Menurut Glosser, penciptaan iklim sosio emosional terjadi bila terdapat keterlibatan pengajar dalam suasana belajar itu untuk mengembangkan tanggung jawab sosial dan merasa dirinya “berarti” bagi orang lain. Bagi mereka yang melakukan perilaku meyimpang hendaknya dibantu untuk memperbaiki diri. Salah satu saran dan Glosser untuk mengatasi masalah kelas/kelompok hendaknya melalui pertemuan kelas untuk memecahkan masalah sosial.
Pandangan Dreikurs terhadap iklim sosio emosional adalah, pentingnya suasana kelas yang demokratis pengajar, pengajar dan pembelajar bersama sama mewujudkan tanggung jawab terhadap kelas demi kelancaran belajar mengajar.- pemikiran dan kewaspadaan terhadap pengaruh akibat-akibat tertenru baik akibat alamiah dan akibat logis. Contoh akibat alamiah dari kekurang hati-hatian bekerja di laboratorium tangan terbakar, kompor meiedak, sedang akibat logisnya ialah pembelajar yang bersangkutan mengganti alat yang dirusakkan, menanggung de.i’a pada tangan yang terluka. Dengan pendekatan iklim sosio emosional ini pembelajar dipandang sebagai “keseluruhan pribadi yang sedang berkembang”, bukan semata-mata sebagai seorang yang mempelajari pelajaran tertentu saja.


KESIMPULAN
-       Seorang guru hendaknya dapat memanajemen perilaku siswanya serta membangun lingkungan kelas dan hubungan interpersonal yang baik.
-       Perilaku buruk murid dapat disebabkan oleh dua situasi. Situasi kelas seperti pelajaran, kepemimpinan guru dan peraturan sekolah. Lalu situasi luar kelas di antaranya adalah nilai-nilai di rumah, orang tua dan masyarakat.
-       Dalam mencegah perilaku buruk dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu perbaikan belajar mengajar, pengajar dan teknik mengajar, penyesuaian kurikulum dan mendengarkan suara siswa.
-       Menangani perilaku buruk siswa dapat dilakukan dengan model LEAST.
-      Hubungan interpersonal memiliki beberapa konsep yaitu percaya, keterbukaan, sikap sportif,  persepsi interpersonal, konsep diri dan atraksi interpersonal.
-       Guru bertanggung jawab untuk memotivasi dan menciptakan iklim sosio-emosional yang positif.

No comments:

Post a Comment

Text Widget