Mungkin membosankan bercerita tentang
ibu dengan temanmu selama 1 jam. Tidak begitu halnya bila yang kau bicarakan
adalah seseorang yang menarik hatimu. Fenomena yang sering kuamati.
Mungkin mudah menyalahkan ibumu
ketika ia melakukan sebuah kesalahan kecil terhadapmu. Lantas kau langsung ingin
meninggalkan dirinya selamanya. Seakan kau tak butuh ia, melainkan ia yang
membutuhkanmu. Fenomena yang pernah kualami.
Dan sangat mudah menjadikan ibumu
sebagai pembantu bahkan di sisa usianya. Ibumu telah rehat dari pekerjaannya
(pensiun), namun tidak pernah kau ijinkan ia rehat dari mengurus dirimu bahkan
keturunanmu. Fenomena yang kusaksikan.
Dengan tega kau katakan lantang bahwa
ibumu memalukan karena penampilannya yang ‘udik’ di antara tamu pesta lain.
Bahkan terselip malu besar bahwa ibumu tak se’stylish’ dirimu.
Fenomena yang kusedihkan.
Begitu banyak fenomena menyedihkan,
memiris hati, bahkan tak kuasa melihat perihal kejadiannya. Bukan berarti
penulis adalah orang terbaik dalam menghormati ibunya. Penulis sangat sering
khilaf. Melalui tulisan jualah penulis berusaha meredam kenegatifan pada
ibunya.
Saat kuingin marah, kubaca tulisan
tentang ibu yang telah banyak kubuat. Hingga muncul rasa memuja dirinya
sepantas kodrat agungnya.
Saat kubenci kesalahannya, kuingat
wajah letihnya hingga tak tega keinginan membenci itu hinggap di hati.
Saat kukesal atas perintahnya,
kubayangkan rasa sakit dan kepayahannya saat berjuang mengenalkanku kepada
dunia.
Dan saat aku terlalu bodoh untuk itu
semua. Saat aku sadar akan sangat menyakitinya. Aku akan diam. Diam itu emas.
Diam lebih baik dari menyakitinya. Bahkan bila ada perkataannya yang
menyakitkan, kuubah telingaku setengah daun talas. Tidak terlalu menanggapi,
tapi kuresapi kebenarannya.
Mengapa semua kutuliskan lagi??
Karena untuk kesekian kalinya, ingin
kusampaikan… IBUMU TAK PANTAS KAU BERIKAN PERLAKUAN RENDAHMU.
Karena jika kau tahu
sepersepuluhnya saja pengorbanan yang ia berikan, niscaya kau tidak akan
sanggup menggantikannya dengan seluruh hidupmu.
Kau tak pantas..
Itu saja.
with all my heart,
meta morfillah
(yang lidahnya selalu kelu untuk
mengatakan "Mama adalah wanita tercantik tanpa make up apapun
dalam hidupku. Aku menyayangimu karena Allah, dan demi menggapai ridha
Allah.")
No comments:
Post a Comment