Pages

14 October, 2013

Mama & perhatiannya



Minggu, 13 Oktober 2013
20.50 WIB

Jadwalku pulang ke Bogor, menjemput mama dan uda untuk merayakan lebaran Idul Adha di Jakarta. Sampai di rumah setelah acara bincang buku, sudah agak larut. Mama membukakan pintu rumah dengan gembira, bahkan sebelum aku selesai membuka pintu pagar. Rupanya beliau mengenali suara khas gayaku ketika membuka pagar. 

“Loh kok malam sampainya?” Mama menegurku ketika aku mencium tangannya.
“Iya.. tadi aku ke acara bincang buku dulu, Ma.”
“Kirain mama kamu datangnya sore. Mama beliin rujak kangkung kesukaanmu, nungguin tapi mama habiskan tadi. Takut keburu basi,”

Perhatiannya yang detail, tanpa pernah kuucapkan apa kesukaanku membuatku terenyuh.

“Gak apa-apa Ma, tadi udah makan bakso sebelum pulang sama Haqi,”

Mama hanya mengangguk, mengiringiku sampai ke kamar. Mengamatiku lamat-lamat saat aku meletakkan barang bawaanku dan bergegas mengambil baju salin. Saat berbalik, aku menangkap sesuatu yang tadinya tidak ada di tempat itu. Sebuah rok batik yang digantung, aku mengenali coraknya.
“Ma.. rok siapa nih? Bahannya kayak yang meta beli di Yogya deh,” sahutku kebingungan sembari meraba-raba mengenali bahan rok tersebut.
“Iya, memang bahan batik yang dari kamu. Tadinya mau buat surprise ulang tahun kamu. Mama jahit tangan sendiri, dengan bahan seadanya. Nanti mama bagusin lagi di Tanah Abang, soalnya di sini gak ada yang jual karet kolor  sama kancing depannya.”

Jlebb… mamaku ini bukan tipe orang yang suka memberikan kejutan. Ini sebuah langkah baru.. aku makin tersentuh.

“Cobain, Met. Pas gak ukurannya?”
Aku mencobanya, dan ternyata PAS.
“Alhamdulillah.. pas yaa… itu mama ukur dari rok kamu yang pink bunga-bunga. Berarti tinggal dirapikan lagi ya. Besok deh di Tanah Abang mama betulin.” Kata mama seraya mengelilingiku, melihat hasil karyanya di badan anaknya ini.
“Berapa lama mama ngerjain rok ini? Kan mama baru nyampe di sini.”
“Tiap pagi mama cicil pelan-pelan. Gampang kok, gak pake potong-potong. Cuma mama jelujur-jelujur aja. Gak pake pola segala,”

Alright… rasanya pengen nangis dengernya. Kamu tahu B, dengan kondisi tangan mamaku yang bengkok karena remathoid arthritis  yang menyerang sendi dan tulangnya, hal ini amatlah sulit. Membiarkan mama berdua uda yang disabilitas saja aku tidak tega. Apalagi ditambah membuatkan ini-itu untukku. My allah… bagaikan bumi dan langit. Mamaku yang tegar, sabar, jago menjahit, rapi, bersih, jago memasak, dan hal lainnya. Perawat gigi yang telaten, PNS yang telah pensiun dan ibu yang berkarir tanpa melupakan keluarga (suami dan anaknya). Jarang aku mendengarnya mengeluh, hidupnya terlalu lurus. Hanya ada Tuhan dan dia. Saklek. Tidak ada toleransi untuk kemalasan. Berbeda sekali denganku yang selalu mencari alasan, lelah lah, kurang tidur lah, banyak deadline lah, dan segudang alasan lainnya.  Mungkin aku anak yang paling melelahkan baginya. Karena aku jarang berdiam di rumah dan sering mengeluh jika dipaksa mengurus pekerjaan rumah. Tidak telaten dan huff…. Beda banget deh sama mama dan kakak.

Dengan kecerewetannya -yang kadang membuatku ingin sekali menutup kuping- mama tetaplah mama terbaik untukku. Sedikit egois aku ingin bilang, tidak ada mama yang lain yang lebih hebat daripada mamaku. Mamaku adalah mama nomor satu di dunia ini, pun bapakku. Mereka benar-benar menjadi role modelku sesungguhnya. Baik dalam perspektif memandang kehidupan, perilaku bahkan urusan asmara. Kisah cinta mereka yang diceritakan berulang-ulang tak pernah membuatku bosan. Duh, mamaaa… andai kau membaca tulisanku. Mungkin kau akan besar kepala, karena aku terlalu memujimu dan bapak. Kalian berdua adalah napas utama aksaraku, selain cinta kepada jenis lain makhlukNya.

“Ma, besok aku pakai yaa roknya.”
“Lah, jangan! Belum rapi itu.”
“Gak apa-apa, aku pakein peniti atau jarum pentul. Bagus roknya, Ma. Buat kerja bisa.”
“Ya sudah.”

Sebelum keluar dari kamarku, aku sempat melihat senyum tipis di ujung bibirnya. Ah Ma! Semoga aku selalu membanggakanmu baik di dunia maupun di akhirat.

Love you so muaaach mom!

Your silly daughter,
Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget