Dear Ca,
Masih ingatkah dahulu kita pernah
sama-sama menentang anggapan bahwa persahabatan antara wanita dan lelaki
tidaklah murni? Kita bersikukuh bahwa kita tidak seperti itu. Persahabatan kita
akan selamanya. Masa sekolah, kuliah hingga bekerja, kita masih
mempertahankannya. Ketika kehadiran berbagai wanita di hidupmu pun tak
berdampak apa-apa bagi persahabatan kita. Kau masih tetap Ca yang sama. Rajin mengirimiku
kata-kata penyemangat, bersua kabar via dunia virtual, bbm, sms, dan telepon
bila kita rasa sudah mendesak.
Namun sekarang semua seperti
menjilat ludah sendiri. Entah siapa yang memulai, sejak kapan bahkan bagaimana,
kita sama-sama tak menyadarinya. Apakah karena semakin jarangnya pertemuan
kita? Ataukah sejak kita menyadari ada rasa lain yang tumbuh, namun kita
memendamnya demi persahabatan? Kita sama-sama menjauh Ca..
Lebih tepatnya dirimu. Yaa…
dirimu yang menjauh. Setelah kau nyatakan apa yang kau rasakan. Dan aku dengan
segala kenaifanku, tak pernah mencoba memulai untuk menjadi yang pertama. Pertama
menanyakan kabar melalui segala kecanggihan teknologi yang ada. Aku yang
kembali menarik perasaanku dan menelannya bulat-bulat. Menahan segala dalam
kecewa. Mengharap suatu keajaiban kau memulai untuk menyapa dan kita kembali
bersahabat seperti dahulu. Namun, rasanya tak mungkin lagi. Semua mungkin telah
berubah. Kamu dan aku, Ca… kita berubah dalam rentang waktu yang semakin menua.
Setelah kau, aku tak pernah
membuka hati begitu mudah untuk menjalin persahabatan dengan lelaki. Karena aku
pengecut. Aku melindungi diriku dari segala kesakitan dan penyesalan yang ingin
kuhindari. Aku rindu, saat kita bersama membicarakan masa lalu, masa kini dan
rencana masa depan kita. Di mana kita akan tinggal, bagaimana nanti pasangan
kita akan saling menjalin hubungan guna mengukuhkan persahabatan kita. Kau akan
selalu ada menguatkanku, karena kau tahu diriku, yang bahkan aku seringkali tak
mengerti akan diriku. Kau akan memberiku masukan agar tak mematahkan hati orang
lain dengan kata-kata atau sikapku.
Aku rindu kamu, Ca..
Adakah sedikit jua, kau
merindukanku di sana, Ca?
Dari (mantan) sahabatmu,
Meta morfillah
Pernah memiliki kisah yang samakah? :)
ReplyDelete