Dari satu hela nafas, beranjak satu detak
jantung menjadi detik.
Kemudian menit yang bersinergis menjadi jam.
Jam
terkumpul menjadi hari.
Hari kian berkawan menjadi bulan.
Bulan tak ingin
sendiri, ia pun berkomplot menjadi tahun.
Demikianlah tahun-tahun terlewati.
Rasanya bila sejenak kita merenung, sungguh
keajaiban kita masih berada di sini.
Hari ini.
Suatu perjalanan sederhana yang
panjang, kawan.
Namun sesederhana itu seringkali kita remehkan, abaikan dan tak
pedulikan.
Rasanya bila bersedia kita biarkan hati
berbicara dengan hati lainnya.
Malu rasanya, mengapa kebaikan tak senantiasa
mengiringi kita.
Dalam tiap helaan napas yang kita buang.
Sia-sia.
Hidup terasa bagaikan petir.
Demikian cepat
dan kilat, setelah sinar putih sekelebat, habis.
Begitu saja.
Lantas apa yang mau kita tinggalkan?
Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati
meninggalkan nama.
Ah.. sebuah nama sajakah??
Semoga nama yang terdengar itu baik, harum dan
selalu dikenang diiringi doa.
Bukan caci, sumpah dan kesenangan karena nama
telah tiada.
No comments:
Post a Comment