Pages

07 October, 2013

Hidup sekelebat (petir)



Dari satu hela nafas, beranjak satu detak jantung menjadi detik.
Kemudian menit yang bersinergis menjadi jam.
Jam terkumpul menjadi hari.
Hari kian berkawan menjadi bulan.
Bulan tak ingin sendiri, ia pun berkomplot menjadi tahun.
Demikianlah tahun-tahun terlewati.

Rasanya bila sejenak kita merenung, sungguh keajaiban kita masih berada di sini.
Hari ini.
Suatu perjalanan sederhana yang panjang, kawan.
Namun sesederhana itu seringkali kita remehkan, abaikan dan tak pedulikan.
Rasanya bila bersedia kita biarkan hati berbicara dengan hati lainnya.
Malu rasanya, mengapa kebaikan tak senantiasa mengiringi kita.
Dalam tiap helaan napas yang kita buang.
Sia-sia.
Hidup terasa bagaikan petir.
Demikian cepat dan kilat, setelah sinar putih sekelebat, habis.
Begitu saja.
Lantas apa yang mau kita tinggalkan?

Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.

Ah.. sebuah nama sajakah??
Semoga nama yang terdengar itu baik, harum dan selalu dikenang diiringi doa.
Bukan caci, sumpah dan kesenangan karena nama telah tiada.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget